Sehabis
membersihkan diri di kamar mandi umum yang masih satu bagian dengan
Pondok Wisata Arwana, saya dan Nurul Djanah sudah siap dengan tas kecil masing-masing,
topi untuk saya dan sunglasses untuk Nurul. Dengan semangat, kami akan
mengunjungi Batu Hiu pagi itu. Rasa pegal yang tadi menyiksa di punggung saya
akibat tidur tegap semalaman di bus Budiman, mendadak hilang saat saya
menemukan wajah saya yang tampak segar di cermin, seusai mencuci muka dan sikat
gigi.
Berbekal hasil googling dan keras kepalanya saya
yang percaya kalau kami bisa naik angkot jurusan Pangandaran – Cijulang ke Batu
Hiu, akhirnya ... setelah sarapan pagi di warteg depan Terminal Pangandaran,
kami berjalan lurus melewati pasar, menelusuri jalan ke arah Batu Hiu sembari
menunggu angkot putih tulang yang akan membawa kami ke tujuan. Than, what
happen with us? Until 9.30 AM we still sat at the bench in front of Kantor
Polisi Pangandaran. What the hell, hellow? Ada sih angkot yang lewat, itu pun
cuma satu dan nunggunya pake lama kebangetan, lalu ... supir angkotnya bilang
kalo angkotnya nggak sampai Batu Hiu. Ok, we haven’t another choice.
Ujung-ujungnya
kami pasrah dan bersiap untuk liburan sedikit mahal dengan menyewa sepeda
motor, seperti yang tadinya ditawarkan oleh seorang Bapak Temannya Bapak Tukang
Becak pada kami di warteg tadi. Lalu, saya yang nggak bisa naik motor ini
sadar, seharusnya saya punya banyak keberanian untuk menghadapi banyak hal,
termasuk belajar mengendarai motor, sehingga saya akan mengurangi intensitas
saya untuk menyusahkan orang lain, walaupun teman sendiri, tapi rasanya saya
ini manja sekali.
Perjalanan ke
Batu Hiu mudah ternyata. Jalan utamanya hanya tinggal lurus saja, dengan
pemandangan rumah-rumah khas pedesaan yang sederhana dan banyaknya warung yang
menjual bensin di sepanjang jalan. Okay than, let’s the cicerone give us the
sign. Tetapi banyaknya truk-truk besar yang lewat dan motor-motor ngebut, sedikit
bikin takut sih. Bersyukur kami bisa sampai dengan selamat, walau tanpa pakai
helm dan motor yang kami sewa nggak ber-plat nomor.
|
Icon Pantai batu Hiu |
Bisa jadi Pantai
Batu Hiu diberi nama begitu karena sebuah pintu menuju pendopo-pendopo kecil di
pantai timurnya dibuat menyerupai hiu yang sedang lapar. Atau, karena batu
karang di pantai ini terlihat tajam, sementara deburan ombaknya kalau boleh ...
saya sebut ganas. Namun menemukan wilayah pantai barat Batu Hiu yang tampak
lebih tenang, sepi, juga Nurul yang excited untuk sekedar membiarkan ombak
mengenai kaki kami dan berjalan di pasir dengan kaki telanjang, mata saya jadi
berbinar. Its like we are at the privat beach.
|
Pantai Selatan Batu Hiu |
|
Pasir Kebiruan |
|
I Make A Sign Of Mine In The Sand |
Saya menikmati deburan ombaknya yang bertubi-tubi
mengunjungi tepian, menghempas dan menarik apa saja yang tergeletak di pasir.
Buih-buih ombaknya sampai melayang di udara dan menimbulkan ilusi kabut.
Pasirnya yang lembut namun solid, sehingga hanya jejak kaki yang nggak dalam
kaki kami cetak di hamparan pasir kelabu. Pasirnya pun seperti bergradasi warna
kelabu, dengan bagian yang berwarna lebih cerah terasa panas untuk telapak kaki
saya dan berbeda dengan yang lebih gelap dan lebih sering dihampiri air laut,
sementara yang berwarna kebiruan diduga mengandung magnet -- begitu celotehan
Nurul pada saya.
Berpindah ke atas
bukit, melihat pantai timur Batu Hiu yang semakin ke timur, arusnya kelihatan
semakin deras. Batu karang yang berdiri kokoh menaungi pendopo-pendopo sehingga
membentuk bukit, memberikan keindahan yang nggak sanggup saya ceritakan. Belum
lagi suara deburan ombaknya yang nggak tenang, tapi menenangkan hati saya yang
retak-retak sejak kemarin, penyebab dari munculnya ide
perjalanan ini. Ditambah
pohon-pohon yang tumbuh di sekitar pendopo, menyaring angin, dan membuat
hembusannya yang menyejukkan siang terik kala itu.
|
Bukit di Pantai Timur Batu Hiu |
|
Sudut Pandang lain dari Batu Karang |
|
Pendopo di Batu Hiu |
|
Sudut Lain Batu Hiu |
|
Ombak Pantai Timur Batu Hiu |
|
Ombak-Ombak Pemberani Batu Hiu |
Ombak-ombak di
Pantai Batu Hiu memang hanya untuk dinikmati dari pendopo, bukan untuk diajak
bermain basah-basahan. Tapi ombak-ombak ini sanggup membawa teriakan penatmu ke
tengah laut. Dia membantumu mengeluarkan emosi-emosi yang tertahan hanya dengan
melihatnya. Hmm ... bagi saya dan Nurul sih begitu. Keberanian saya yang selama
ini bersembunyi, diajak keluar oleh deburan ombak-ombak Batu Hiu. So, now I am
ready for my next chapter of my life.
woow, jadi butuh vitamin sea
BalasHapusAyo ayo, saatnya liburan Mas.
HapusOhhh, Batu Hiu tuh di Pangandaran ya.. Beach please!! Postingan yang bikin pengen cuti ini mah! Hahahaha..
BalasHapusIya di Pangandaran. Ayo cuti ayo cuti, jangan kerja mulu Mba. *ups
Hapusowhhh... bagus banget itu pemandangan liat ke bukitnya.. kalau lompat dari sana gimana ya rasanya. eh, iya arusnya kuat ya pake batu karang tajem juga. bisa mati.
BalasHapusitu nywa motor. kirain ojek doang gitu
Duh, serem banget niat kamu buat lompat Ara. *eww
HapusIya. Kalo ngojek lebih murah sih, tapi alau, masa sempit sempitan di motor sama abangnya. Hiuwh.
Postingan ini bikin gue rindu dengan pantai di kampung gue. Sekarang gue lagi merantau di Pekanbaru. Di pekanbaru nggak ada pantai sama sekali. Nggak ada. Kebayang nggak betapa rindunya gue dengan pantai.
BalasHapusKampung kamu dimana Die? Asiknya kampung halamanmu dekat pantai.
HapusAduh, jadi iri banget ngeliatnya. Soalnya saya juga suka pantai, tapi gak ada pantai dekat dengan Pekanbaru. Banyak keluarin biaya kalo mau ke pantai.
BalasHapusDulu pernah ke pantai selatan dari Purwerejo (Ini daerah kampung orang tua), memang begitu menyenangkan merasakan deburan ombak yang mengenai kaki lalu mengotori kaki dengan pasir yang diseretnya. Seperti ada relaksasi yang diberikan ombak kepada perasaan ini.
Iya, jadi tenanggggg banget. Semua beban dan penat jadi dibawa ombak ke tengah laut.
Hapusbeh, parah gila panoramanya. keren abis laut dan karangnya! tp msh imvanglah pemandangan batu hiu beserta pantainya sama pantai di mutun, teluk kiluan dll yg da di lampung. searxhing deh, pntai di lampung juga banyak yg bagus
BalasHapusWah iya tuh, katanya Kiluan bagus banget pemandangannya, Mudah-mudahan aku bisa ke sana, secepatnya. Doakan yaaa.
HapusDari pangandaran trus ke batu hiu
BalasHapuskurang pas kalai engga ke Green Canyon sama batu karas :D
Sayangnya karena semalam sebelum aku sampai, Pangandaran diguyur hujan, jadi kata petugas hotelnya, Green Canyon bakalan butek airnya. Kalo Batu Karas, aku juga nggak ke sana, karena memang tujuan utamaku ke Batu Hiu, biar dengan waktu liburan yang super sempit bisa puas puasin main di sana.
HapusMasya Allah .. pemandangannya keren ya
BalasHapusSuka sama foto yang captionnya ini:
Sudut Pandang lain dari Batu Karang
Makasih banyak Mugniar.
HapusIya, Masha Allah banget. Makanya aku sampai nggak bisa berkata-kata banyak. Di sana aja aku betah banget duduk diam lama lama sambil mandangin lautnya.
waduh psotingan ini bikin ngiri 7 turunan, walaupun aku belom punya turunan sih hehe. butuh vitamin sea!!!
BalasHapusterakhir jalan jalan ke laut itu 2 tahun yang lalu (buset lama ya) di karimun jawa. jadi pengen kesana lagi hehehe
Ayooo kamu jalan-jalan ke Karimun Jawa lagi dan bikin aku yang balik ngiri yaaaa.
HapusMasyaa Allah... nikmat Tuhan mana yang kamu dustakan.
BalasHapusmengunjungi tempat seperti ini serasa diajak lagsung oleh Allah untuk membaca maha karyanya yang tak tertandingi oleh apapun...
Anyway mbak cha kok kita sama ya nasibnya :-D ,, ngk bisa mengendarai motor :-D huhu... manja sekaliii..., kadang aku juga suka ngk nak sama teman krn selalu tak repotin..:-D
Iya ya, padahal aku bisa naik sepeda lho, tapi nggak tau kalo motor bawaannya deg degan kalo disuruh belajar ngendarainnya..
HapusIya, Masha Allah banget. Tapi aku di sana sempat kepikiran lho, gimana pas tsunami Pangandaran 2006 ya? Lagi nggak kenapa-napa aja udah seganas itu, gimana kalo tsunami? Thats why emang kita harus banyak mensyukuri nikmat sih. Itulah alasan terkuat aku senang jalan-jalan.
Akhirnya diceritain juga pengalaman liburan di pantainya.
BalasHapusPas awal baca dan lihat gambar pertama mulai ngerasa kalo pantai ini biasa-biasa aja. Tapi pas udah lihat gambar yang foto dari tebing itu. Behh, bikin pengen kesana. Sayangnya pantainya nggak bisa buat basah-basahan ya.
Ayo mbak, belajar naik motor, biar kalo kejadian kayak gini bisa gantian sama temennya :D
Bisa sih sebenarnya kalo kamu mau main basah-basahan, tapi basahin kaki aja ya.
Hapussaya pernah ke batu hiu, zaman kuliah. Memang keren banget tempatnya.
BalasHapusWahhh, tos dulu kalo gitu kita Mba. :D
HapusWahh Pangandaran ya... belum pernah eh udah ding cuma foto2nya hilang semua hiks.
BalasHapusBelum pernah ke batuhitu-nya maksud saya.
Yahhh sayang banget. Bolehlah kapan kapan ke Batu Hiu lagi Mba. :D
HapusWah.. lengkap. Ada pasit dan karangnya juga.
BalasHapusIya. Sayang aku nggak berani main basah-basahan karena arusnya kuat banget.
Hapussuasana pantai kadang memang mengahnyutkan..
BalasHapuskirain nama pantainya begitu karena banyak hiunya. horror banget kalau emang banyak hiunya.
Aduh jangan sampe ada hiu-nya hiyyyy.
HapusNggak papa deh, lebih mahal dikit mesti nyewa motor dan nyusahin temen gara2 gak bisa naik motor, lah wong tempatnya keren gitu.. bener2 asik banget tuh pastinya~
BalasHapusIya Mas Edotz, asikkkk banget temoatnya bikin betah ngelamun dan ngegalau di sana.
HapusPemandangannya indah ya, Cha. Tapi aku sebenernya takut banget laut :(
BalasHapusIya Teh, bagusssss banget. Walah, kok Teteh Twin aku takut laut sih?
HapusOmbaknya sekilas keliatan ngeri apalagi diliaht dari tebing...kayak bisa menggulung orang. Kayak beberapa Pantai Di Gunungkidul, ombaknya gede2. Maknya kudu ati2 klo dekat ombak, biar gak keseret arus.
BalasHapusIya banget. Bahkan suara hempasannya itu lho, kuat banget. Makanya bentukan batu karangnya sampai sebegitunya. Nah, Pantai Batu Hiu ini nggak aku saranin banget buat nyoba berenang di sana. Serem.
HapusPemandangannya keren euy, ada hiu benerannya nggak yah? :D
BalasHapusEh bisa jadi sih ada Hiu yang hidup di sekitar situ. Tapi aku pikir pantai ini dinamain Batu Hiu karena ada terowingan mulut hiu di pintu masuknya,
HapusMerinding pas denger soal Tsunaminya Mba. Btw saya belum pernah ke Pangandaran loh hehehe. Kerasa unsur mistis ga sih?
BalasHapusSelama saya di sana sih, saya nggak merasakan aura itu Mba. Jangan sampe deh, soalnya saya penakut.
HapusAchaaaa, jadi pengen deh jalan2 di Pantai Timur Batu Hiu itu.
BalasHapusAamiin ya rabbal alamin
HapusSemoga mba Diah bisa jalan jalan ke Pantai Batu Hiu Pangandaran ya.
Ternyata pangandaran indahnya kebangetan ya. saya kebetulan belom pernah ke sana, tapi kyknya bakalan saya masukin list kunjungan deh
BalasHapusSemoga bisa segera berkunjung ke Pangandaran ya mba. Didoakan.
HapusSering ke Pangandaran tapi belum pernah kesini^^
BalasHapusSemoga kapan kapan bisa mampir ke sini ya mba. Didoakan.
HapusTerakhir ke Batu Hiu Tahun 2018. Masih menarik sih. Apalagi masuk ke terowongan mulut hiu itu hehehe. Btw disitu Ada rujak enak. Yg jual bapa2 pakai sepeda. Buahnya seger Bumbunya mantaap
BalasHapusDuh abis baca ini aku tiba-tiba langung pengen main ke pantai euy haha. Menikmati angin sepoy-sepoy, deburan ombak, dan pemandangan yang seakan tiada tepinyaa ~
BalasHapusSelalu kangen sama basah angin laut, pasti dan debur ombak. Sesaat stress hilang dan lupa kalau banyak deadline 😜😜
BalasHapusAku blm pernah ke sini thanks for sharing ❤️
Bikin kangen main ke laut. Tetapi, ombak di pantai Selatan memang suka gede-gede. Kadang-kadang bikin merinding juga :D
BalasHapusJadi kangen pantai..masih alami ya ini Batu Hiu. Foto-fotonya cakep pula. Ombaknya ngeri-ngeri sedap tapinya:)
BalasHapusIni sih cakep banget mba. Aku suka banget lihatnya ini. Jadi pengen main ke pantai
BalasHapusWaah Nama lantainya unik Mbak. Batu hiu. Beneran ada miniatur hiunya. Kayakny cocok buat menyendiri maupun gathering
BalasHapusWaktu aku masih kecil pernah ke pantai pangadaran tapi lupa namanya apa. Kalo ada kesempatan ke sana lagi kayaknya wajib dateng ke pantai hiu biru ini nih
BalasHapusWuahhh liat post ini jadi kengen vitamin sea nih Aku
BalasHapusItu suasananya ko enak banget mba, ga ramai pengunjung jadi bisa menikmati pemandangan pun puas