Novel Once in a Moon dan Sepasang Gajah Sumatra Di Sampulnya

Naqiyyah Syam : Berkarya Bukan Tentang Waktu Tapi Komitmen

Header Blog Naqiyyah Syam

Suara alunan piano yang dimainkan Sherina dalam lagunya yang berjudul Sing Your Mind menemani saya membaca beberapa artikel di blog milik seorang ibu beranak 3 yang juga seorang penulis dan pemateri, Naqiyyah Syam. Kalau boleh, ijinkan saya menyebut nama beliau dengan panggilan Mba Naqqi dalam postingan saya kali ini ya.



Manny times you don’t realize the spirit within you
Can spread like fire to everyone around you
Don’t you wait for a second chance you gotta use the time
To see countless faces that can use a little smile

Saya mulai paham bagaimana sibuknya menjadi seorang ibu, apalagi dari 3 orang anak yang masih masuk usia aktif, dari berbagai artikel bertema parenting di blog Mba Naqqi. Betapa menjadi seorang ibu akan membuat seseorang menjadi lebih banyak dan banyak belajar lagi. Bukan hal yang mudah ya? Tetapi kerennya Mba Naqqi, di saat yang bersamaan, masih punya waktu untuk menulis, menebarkan ilmu bahkan menghadiri berbagai acara bertema kepenulisan dan lain sebagainya. Belum lagi komitmen Mba Naqqi untuk menjadi Ibu Rumah Tangga demi mengasuh anak-anaknya, ditambah hobi menulisnya yang membuat segala hal yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari nggak terlewatkan begitu saja. Semuanya dirangkum menjadi banyak sekali artikel parenting di blog-nya.

Unlock your power reveal what you can really do
No more runnung away
Today go fight your way

Menulis akan mengantarkan si penulisnya pada banyak hal, pada berbagai impian yang diam-diam dipelihara hingga subur dan berbunga. Ketika saya terhenti di sebuah artikel yang mengisahkan tentang pertemuan Mba Naqqi dengan Asma Nadia, saya merenung, mengingat diri saya sendiri yang sering sekali menyerah untuk memulai. Bukankah sedari kecil saya bercita-cita untuk menjadi seorang penulis? Walaupun saat ini saya sangat bersyukur sebab sudah diijinkan oleh Yang Maha Kaya untuk menikmati profesi sebagai seorang Copywriter in House di sebuah perusahaan swasta. Tapi ... sudah kemana saja saya ini? Belum apa-apa dan belum kemana-mana.

Tulisan Mba Naqqi tentang Asma Nadia seperti potongan-potongan yang berusaha menyatu dalam batin saya. Dalam tulisannya itu, Mba Naqqi menceritakan sedikit tentang Asma Nadia dan impiannya untuk menulis buku dan berkeliling dunia. Tentang impian yang dipelihara dan diperjuangkan sedari sangat belia. Duh, hampir sama dengan Mba Naqqi yang sedari kuliah saja sudah menulis ... menulis ... dan terus menulis, walaupun sudah menikah dan kini tentunya disibukkan dengan pekerjaan yang paling mulia, menjadi seorang ibu.

It is the time that you realize the strenght you’ve had all along
Like the star shinning in the sky glowing for everyone around you
Don’t you wait  don’t hesitate you gotta use the time
To see countless faces that can use a little smile
Shine your light even just for awhile

Di artikel lainnya, Mba Naqqi menghentak saya diam-diam. Artikel ini berjudul ‘7 Tips Mengatasi Rasa Takut Berbicara di Muka Umum’. Membaca ini, membawa saya pada beberapa tahun ke belakang, saat saya masih kuliah. Dulu, saya terbiasa berbicara di depan umum, mengikuti lomba ini dan itu, sehingga saya mulai pandai mengatasi rasa takut saya. Tetapi semakin ke sini, semakin pekerjaan saya lebih menuntut saya mendengarkan lalu menumpahkan ide-ide saya melalui tulisan, saya tersadar, saya mulai kehilangan kemampuan untuk mengendalikan nervous saya di depan umum. Rasanya ... nyessss.

Mba Naqqi dalam artikelnya menuliskan, sedikit tips untuk mengatasi rasa takut di depan umum adalah dengan mengawalinya dengan tersenyum, membuat suasana menjadi ceria. Hmm, iya juga ya, sebab kesan pertama akan menentukan segalanya. Selain itu, tentunya menyiapkan materi yang akan disampaikan dengan baik, berpenampilan menarik, dan yang paling penting ... berdoa.

Sing your mind out
Sing without doubt
Let me hear your voice
I wanna hear what you say
Sing your mind out

Saya tertarik lagi ke masa lalu. Pada suatu ketika saya dengan begitu beraninya berdiri di podium dan menyampaikan apa-apa saja yang saya pikirkan, saya analisa. Artikel yang seolah bertanya pada saya, “Cha, kemana keberanianmu pergi?”

Mba Naqqi di blog-nya yang selalu update ini mengajarkan saya bahwa berkarya bukan tentang seberapa banyak waktu yang dipunya, melainkan seberapa kuat komitmen untuk konsisten menjalaninya. Mba Naqqi adalah salah satu dari banyak blogger yang membuat saya terkagum-kagum oleh semangat menulis yang dimilikinya. Seseorang yang terus mau belajar, dan membagi pengalaman pribadinya kepada banyak orang. Bahkan ... Mba Naqqi juga membagi beberapa resep masakan yang menggoda saya untuk mencobanya kapan kapan.


Komentar

  1. cha... kita memiliki permasalahan yang sama. aku ini introvert dan kurang bisa ngomong depan umum hahha keringet dingin coyyy :p


    oh ya, bisakah aku mengetahui alamat "rumah"nya mba naqqi itu aku ingin baca artikelnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ya. Kalo introvert malah susah ngomong depan umum.

      Wah untung diingetin. Sudah kubuat link-nya di post. Makasih udah ingetin yaaa.

      Hapus
  2. kayanya iya, cha. Dulu semasa Kuliah aku juga terbiasa bicara di depan umum. Pas uda makin ke sini, kok gak terasah lagi. Biasa menulis diam duduk, begitu ngomong belepotan. Kayanya kudu belajar lagi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Vind. Sejak kita nggak aktif lagi kayak jaman kita kuliah dulu ya. Apalagi kerjaan kita kan di belakang komputer melulu, trus jarang buka diskusi kayak dulu. Semangat. Kita mulai belajar lagi. Yosh.

      Hapus
  3. Semakin besar kenapa keberanian saya kian memudar untuk mengungkapakan isi kepala didepan umum (;-_-) itu kenapa yah??
    Tapi sepertinya memang mesti dipupuk lagi biar keberaniannya subur lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa jadi, karena makin besar, kita jadi makin banyak pertimbangan buat ngomong, makanya jadi susah kali ya.

      Yup. Harus diasah lagi. Semangat!

      Hapus
  4. setuju bangetssss, komitmen konsisten itu yang terpenting hehe

    BalasHapus
  5. Wow .. Mba naqqi kayaknya tepat untuk dijadikan sosok inspirasi. Toh, di kesibukkan dia yang sudah memiliki 3 anak, dia tetap lanjut untuk berkarya. Karna berkarya itu sudah menjadi komitemen manusia untuk hidup di dunia.

    Keren nih review nya, setelah membaca ini aku langsung baca tulisannya Mba Naqqi di webnya. Thanks !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahhhh terima kasih. Senang banget kalo tulisanku bermanfaat. ^.^

      Hapus
  6. Daku paling nggak berani bicara di depan umum huhuhu. Tapi di kuliah nanti mau nggak mau harus terbiasa bicara di depan umum. Kudu disiapin dari sekarang, nih!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyap Reza. Semangat. Soale ternyata, keberanian untuk bicara depan umum itu penting.

      Hapus
  7. intinya konsisten harus di pegang dalam ingin menulis di dalam blog
    ngomong-ngomong soal bicara depan umum, saya dulu introvert bt
    sekarang masih si, tapi karena di kuliahan harus bicara banyk orang, jadi dengan kondisi tersebut
    saya bisa berbicara di depan banyak orang, intinya harus berani dulu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya juga ya. Harus berani dulu. Berani untuk jadi lebih baik. Semangat.

      Hapus
  8. Belum pernah maen ke blog mbak naqqi. Tapi dari yg di tulis, gue bisa sedikit nyimpulin klo mbak naqqi ini salah satu blogger konsisten dengan berbagai kesibukan. Ya, walaupun super sibuk dengan jadwal padat. Selalu bisa menyempatkan diri untuk menulis. Patut di contoh nih cha! Gue belum konsisten juga. :)))))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya banget Nyol. Patut kita contoh ini. Masa kita yang single and free aja kalah?

      Hapus
  9. wah mbak Naqqi kui sopo meneh -_-

    aku rasa menjadi penulis itu emang nggak mudah dan harus punya konsistensi tingkt tinggi. di usia mamah muda begitu agak repot sih solnya udah ada gendongan haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi ...

      Iya banget. Doi waktunya terbatas. Lah kita yang masih single and free aja kadang males malesan. Eh, aku deng yang seringnya gitu. Hehehe.

      Hapus
  10. Pas jaman SMP dan SMA aku aktif, eh pas kuliah malah sebaliknya aku jadi introvert, aneh ya.. Kayaknya harus diasah nih.

    Kalau ngeliat ibu2 yg jadi blogger dan aktid menulia tuh keren. Mereka bener2 konsisten sama pekerjaan yg mereka lakukan. Aku juga mau kayak gitu, g berhenti ngeblog dan tetep menulis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Pit. Kayake kita emang perlu untuk lebih bersemangat menulis lagi. Yosh.

      Tapi btw blog kamu makin keren aja belakangan ini. Kamu konsisten banget.

      Hapus
  11. Pas kuliah aku mencoba untuk berani ngomong di depan banyak orang. Aku mencoba stand up comedy.

    Walaupun awalnya susah banget untuk ngomong di depan banyak orang, alhasil aku gak lucu. Tapi dari sana aku belajar, orang introvert bisa ngomong di depan umum kalo semua udah terencana. Udah hapal materi. Kalo spontan pasti susah.

    Aku kalah sama ibu-ibu, waktu yang banyak aja masih males untuk konsisten ke blog.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga, ngerasa kalah padahal waktu banyak dan masih single pulq.

      Iya banget. Aku juga termasuk introvert dan aku setuju tuh ... kalau materinya udah matang, orang introvert juga pasti bisa ngomong depan umum.

      Hapus
  12. Aaaakkk... ada Mba Naqi! Kece sih emang diaaa :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi emang Mba. Mba Naqi itu konsistensinya keren banget.

      Hapus

Posting Komentar