Novel Once in a Moon dan Sepasang Gajah Sumatra Di Sampulnya

Lalu apakah makna cinta???

            Tetes tetes hujan belum habis terserap oleh tanah. Malam merangkak kian gelap. Sementara aku masih terpaku pada wajahmu yang tersenyum manis. Seolah senyuman itu hanyalah untukku. Seolah senyuman itu abadi. Rey, aku masih sangat merindukanmu Rey....
            Telah setahun lebih 4 hari berlalu setelah kata ‘putus’ itu kita ikrarkan bersama. Telah banyak pula waktu yang ku lalui hanya untuk mengenang awan berbentuh hati yang kamu tunjukkan padaku saat langit sore sedang membiru di stasiun Pondok Cina, saat itu kamu menunjuk langit dan berkata awan itu adalah hatimu. Oh, TUHAN...sungguh aku mnerindukanmu Rey...



                Sepenggal kisah kasih ku dan dirinya belum lah terhapus dari benakku hingga detik ini. Adakah dunia mau memahami kami? Adakah sesuatu yang harus diperjuangkan sampai seluruh jagat ini akan mengijinkan kami bersama? Tidak. Tidak akan pernah. Tidak akan bisa. Tidak.
                Gals....
                Aku mendapati banyak sekali pengalaman orang lain yang sanggup memperjuangkan cinta mereka, bahkan rela melakukan apa saja demi cinta mereka. Namun, sadarkah mereka akan keegoisan mereka?
                Sepenggal lirik lagu dari Dygta dan Andien yang berjudul ‘Tak Mungkin Ku Lepaskanmu’ seperti badik yang menikam habis jantungku yang telah kelu. Beku jiwaku yang telah mengeras karena cinta yang tak seharusnya. Karena cinta yang begitu banyak batasannya. Karena cinta yang tak mungkin di perjuangkan keegoisannya.

Dan tak mungkin
Untuk kita bersama
Diatas perbedaan
Yang selamanya mengingkari
Dan tak mungkin
Bila ku melepasmu
Sungguh hati tak mampu
Mengertilah cintaku
Dan tak mungkin
Semestinya tak ada
Yang memisahkan
Cinta ini
Karena hanya dirimu
Satu cintaku

                Sungguh tak mungkin gals, sebuah cinta yang di bangun di atas pondasi rapuh karena perbedaan keyakinan. Sungguh tak mungkin cinta itu dipertahankan, sebelum ada salah satu yang mau mengalah dan mengorbankan kepercayaan yang telah diajarkan oleh keluarganya sejak kecil. Lalu, apakah makna cinta itu? Pengorbanan seperti apa yang harus dikorbankan kepada sang cinta? Haruskah cinta itu terapresiasi seperti cinta Zeus pada Hera yang dipaksakan? Ketika Zeus berubah menjadi burung tekukur hanya untuk memperkosa Hera? Egois.
                Bukankah mencintai seseorang, berarti kita juga dituntut untuk mencintai semua orang yang ada di sekelilingnya. Mengasihi keluarganya. Mendapatkan restu mereka. Dan restu dari TUHAN????? Lalu bagaimana bila kita telah berdiri di batas keyakinan yang berbeda??? Walaupun TUHAN tetaplah satu?????
                Menangis aku mendengarkan alunan suara Marcell ketika menyanyikan hits terbarunya ‘Peri Cinta’. Teringat aku akan Rey, seolah dia yang kembali menyakinkan bahwa kami tak mungkin bisa bersama. Tak ingin dia melukai hati ibunya. Tak ingin pula dia melihatku sedih ketika menyadari bahwa seisi dunia ini tak pernah mengijinkan kami bersama.
di dalam hati ini hanya satu nama
yang ada di tulus hati ku ingini
kesetiaan yang indah takkan tertandingi
hanyalah dirimu satu peri cintaku
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
benteng begitu tinggi sulit untuk ku gapai
huuuuuu
aku untuk kamu, kamu untuk aku
namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda
tuhan memang satu, kita yang tak sama
haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi
benteng begitu tinggi sulit untuk ku gapai
huuuuuu
aku untuk kamu, kamu untuk aku
namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda
tuhan memang satu, kita yang tak sama
haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi
bukankah cinta anugerah berikan aku kesempatan
tuk menjaganya sepenuh jiwa oooh
(aku untuk kamu, kamu untuk aku
namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda)
tuhan memang satu, kita yang tak sama
haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi
(aku untuk kamu, kamu untuk aku
namun semua apa mungkin iman kita yang berbeda)
tuhan memang satu, kita yang tak sama
haruskah aku lantas pergi meski cinta takkan bisa pergi
                Gals....
                Pikirkan kembali jika kalian ingin mengambil langkah egois mempertahankan cinta kalian yang sangat sulit diperjuangkan... Pikirkan kembali apakah dasar dari cinta kalian ketika kalian merasa sudah saling mengasihi namun ternyata kepercayaan yang kalian anut membatasi kalian. Demi nama TUHAN-mu, pikirkanlah kembali. Apakah yang sesungguhnya kamu rasakan. Cintakah? Sayangkah? Atau hanya nafsu untuk memilikinya?

Plato’s Eternity
Platonic love, the term interpreted as non-sexual friendly relationship these days, is one of the most misinterpreted term of all time. Plato's idea of the perfect love is not at all just between friends, although it can be non-sexual. In Plato's original theory, the perfect 'platonic' love is pure, emotional and spiritual. When two are 'platonically' in love, they shouldn't just be attracted by physical appearances. They would have fallen in love emotionally and spiritually. This means that their minds would bind and thus know what each other is thinking about at all times.

                Lalu apakah makna cinta???? Haruskah sama secara keyakinan???Jawaban dari semuanya hanya kamu yang bisa menjawabnya. Tanyakan saja pada hati kecilmu, kawan.....

            Rey..... Rey.... Sekuat apapun teriakanku memanggil namamu, kamu hanya akan menunduk dan melambaikan tanganmu perlahan ke arahku. Rey.... Setiap kali kita bertemu, kamu hanya terdiam dan tersenyum dalam padaku...
            TUHAN... Engkau telah memberi batasan yang begitu tinggi antara aku dan Rey... Dan aku yakin pada-Mu TUHAN, Engkau akan kirimkan yang terbaik untuk kami berdua....

Komentar