Novel Fantasi Majava : Sebuah Dunia Berlatar Lokal Sunda

Rindu Kota Yogya : Wedhang Ronde Alun-Alun Selatan

Wedang Ronde

            Suasana alun-alun selatan di saat malam tidaklah seramai alun-alun utara. Di saat alun-alun utara dipenuhi hiruk pikuk keriangan orang-orang yang datang untuk mencoba peruntungan di pohon beringin kembar, bermain buluh terbang, naik sepeda hias yang dipenuhi lampu warna-warni yang dihias menjadi unik, atau sekedar duduk-duduk di lesehan yang temaran, menikmati udara malam yang membuat jiwa menjadi terasa nyaman. Jauh sekali dengan alun-alun selatan yang sepi, damai, tentram, hanya ditemani beberapa cahaya lampu berwarna kuning, juga suara tokek dan jangkrik yang silih berganti memamerkan kemerduan suara malam milik mereka.

           Begitu berbeda rasanya menikmati kehangatan wedhang yang melintasi tenggorokan disaat menyeruputnya kuat, bersama angin malam yang terasa dingin dan juga suasana sepi. Begitu berbeda rasanya, mendengar suara tawa akrab teman-teman seperjalanan yang masih begitu antusias menjelajahi kota Yogya. Bersama kami, Kawaii Angels, para pengelana muda yang adalah tiga orang gadis yang penuh rasa ingin tahu pada dunia.

            Wedhang ronde yang hangat karena air jahe dan bau jahenya yang segar, juga beberapa butir kacang tanah yang telah disangrai, disertai beberapa bantal ronde imut imut yang legit. Yummy. Begitulah rasanya. Si Mas penjual wedhang yang juga tak kalah ramah, sehinga menmbah hangat suasana malam itu. Oh, aku kangen.

            Wedhang ronde di alun-alun selatan. Kehangatan jahe yang diseruput saat tokek bersuara nyaring di pepohonan. Kacang tanah garing yang digigit, membuat lidah menari..hmmm..renyahnya mantap!!! Juga suara jangkrik yang beradu dengan seruputan kami.

Rindu Kota Yogya

Komentar