Novel Once in a Moon dan Sepasang Gajah Sumatra Di Sampulnya

RIUH SUBUH

27 Mei 2006

                Aku baru saja kembali dari masjid yang berada tidak jauh dari asrama putri Madrasah Aliyah-ku. Di dalam kamarku, telah menunggu tiga orang temanku. Kami berencana untuk belajar bersama sambil menunggu giliran kami untuk mandi dan bersiap-siap. Masih sekitar satu setengah jam lagi, kelas pagi kami dimulai.



                Seketika aku merasa kepalaku berputar-putar. Lalu, terdengar suara pentungan dan teriakan yang meminta kami buru-buru untuk keluar dari kamar.

                “Aisyah, ayo!” Nur menarik kuat tanganku.

                Ya Allah, ada apa ini? Batinku. Saat itu, aku begitu bingung melihat banyak sekali santriwati yang berlarian menuju pintu gerbang, sambil berteriak ‘Allahu akbar’ tanpa bisa mengendalikan diri mereka.

                “Ayo, Aisyah!” Paksa Nur.

                Kupacu langkahku mengikuti arus orang-orang yang berlarian. Di depan gerbang pesantren, beberapa mobil bak terbuka telah meraung. Kami naik berhimpitan di atas bak mobil itu.

                Ya Allah, selamatkanlah kami semua. Doaku dalam hati.

                Gempa masih terjadi beberapa kali, ketika matahari sudah cukup terik menyinari langit kota Yogya, kutemukan beberapa retakan di dinding bangunan yang dilewati mobil yang kutumpangi.

               

               

Komentar