Novel Fantasi Majava : Sebuah Dunia Berlatar Lokal Sunda

When I Am Dancing


                Aku selalu percaya, di dunia ini, masih ada begitu banyak orang-orang yang mampu menari dengan lebih anggun dan cantik dibandingkan aku. Masih banyak yang memiliki senyum lebih menggemaskan dibandingkan aku. Masih banyak orang yang lebih cerdas, menyenangkan, dan segalanya dibandingkan aku. Aku sangat percaya kalau Tuhan menciptakan setiap jiwa dengan kelebihan dan kekurangannya yang berbeda-beda, agar ... jiwa-jiwa itu akan berusaha untuk terus memperbaiki dirinya dengan belajar, membumi, dan tak henti mengucap syukur.
                Aku berkali-kali memikirkan hal ini ketika aku sadar bahwa aku belumlah dapat menari seanggun teman-teman sekelasku yang lainnya. Mereka lebih terlihat ‘seksi’ menurut pelatihku, juga para juri, saat evaluasi beberapa bulan yang lalu.
                Aku sempat menjadi takut untuk kembali belajar. Aku ketakutan setiap kali latihan dan menyadari, akulah yang paling lamban di antara mereka. Tetapi, perlahan-lahan, walaupun waktunya cukup lama sekali, aku kembali membangun semangatku untuk terus belajar. Bukankah aku pernah berkata pada diriku sendiri, bahwa aku begitu menyukai budaya Tanah Air-ku ini? Sementara aku tak akan sanggup mempelajari semuanya, dan begitu ingin menularkan semangat yang sama bagi teman-temanku yang juga mencintai Indonesia? Setidaknya, dengan aku mengalami proses pembelajaran yang sedemikian seperti ini, aku sedikit banyak mengerti dibandingkan dengan yang belum pernah mempelajarinya ... hanya melihatnya saja.
                Hasilnya seperti apa? Hmm ... aku akan menunjukkannya sedikit pada kalian semua. Inilah hasilku berlatih cukup lama ... latihan-latihan yang menyenangkan dan mengasah jiwa. :D

                 

Komentar