We
Here and You’re Not
Udara
perlahan-lahan berubah menjadi sejuk, ketika angkot yang kutumpangi semakin
menanjak tinggi, mengikuti alur jalan sempit di daerah Ciapus, Kabupaten Bogor.
Suasana kota Bogor yang hiruk-pikuk hampir menyerupai Jakarta, menghilang. Cuma
hijau, tenang, hhh ... begitu menyenangkannya berdekatan dengan vegetasi
dataran tinggi ciptaan Tuhan, dan indahnya tanah airku ini. Terima kasih Tuhan,
penatku mulai menguap terbang ke langit biru oleh hamparan hijau yang memanjakan
mataku.
Sambutan
dari deretan pinus yang tumbuh di tepi jalan, setelah langkahku melewati loket
masuk Curug Nangka, merupakan penanda kalau aku akan menemukan petualangan
batin yang sudah begitu lama kutunggu-tunggu. Rindu akan pertemuan dan bertukar
pengalaman, juga berbagi semangat yang secara ajaib mampu men-charge semangat menulisku yang - jujur saja - sudah
mendekati titik kritisnya.
Perjumpaan.
Selanjutnya, dimulailah permainan demi permainan yang serupa lem, lengket
membaluri tubuhku dengan ‘kebersamaan’ kami, para Cendolers. Satu untuk semua, bukan
semua untuk satu. Kami yang semula hanya
bertegur sapa di laman facebook grup
CENDOL (Cerita Nulis Diskusi OnLine), akhirnya bersua juga. Semua yang tadinya
hanya kami ekspresikan dengan kata, kini mampu kami tunjukan dengan pelukan.
Ahhh, aku sayang kalian semua.
Sesuatu
yang amazing sebab sulit sekali
kutemukan dalam sekedar buku bacaan. Mungkin ya, aku menemukannya dari deretan
alfabet yang biasa kucerna. Tetapi, melewati 31 Agustus hingga 1 September
bersama para Cendolers, Suker, lengkap dengan Kepsek kami, Mayok0 Aik0, terlalu
berharga untuk aku lupakan begitu saja.
Di
dinginnya udara malam yang menerobos masuk aula, tempat kami melanjutkan rundown acara yang sudah ditetapkan
sebelumnya, ada ‘makna’ yang kini menenggelamkan aku pada rindu. Haru. Hmm,
otakku sulit menemukan kosakata yang tepat untuk mengungkapkan perasaanku.
Bayangkan saja! Di malam itu, seolah nggak ada batas antara penulis pemula
sepertiku, juga penulis lain yang sudah menelurkan beberapa karyanya. Kami
semua sama! Bahkan Kepsek pun dengan antengnya ikut terlelap di atas kasur
berselimut udara berembun di tengah-tengah kami semua. Sungguh, semua melebur
dalam kata ‘CENDOL’.
Terima
kasih Tuhan, atas waktu yang Engkau hadiahkan untukku, mempertemukan aku dengan
teman-teman CENDOL-ku, membiarkan aku merasakan sejuk yang baru ... kala kupandang Curug Nangka bersama semua
sahabatku.
CENDOL,
hontou ni arigatou gozaimasu, telah menjadi pijakan bagiku untuk memulai
mimpi-mimpi kecilku. Yuk, kita berjuang bersama. Semangkaaaa ...! Sukstress ya!
Yeah!
Love u pull, Chaa. Next time semoga kita semua diberi kesempatan pertemuan selanjutnya dengan segenap cendolers :)
BalasHapusLove you too Mba Lego.
HapusAamiin ya rabbal alamin.
CENDOL emang keren ^.~