Novel Fantasi Majava : Sebuah Dunia Berlatar Lokal Sunda

Malaikat Tanpa Sayap



https://www.google.com

                Hari ini aku bertemu malaikat. Benar-benar malaikat! Kamu percaya, tomodachi? Dia datang padaku, menemaniku, menjagaku hingga aku merasa aman, dan dia baru meninggalkan aku setelah aku sampai ke tempat yang aku tuju dengan senyum lega.
                Siang tadi, aku ada janji dengan KepSek sekolahku, CENDOL, Ayah Mayoko Aiko. Tempatnya di Dunkin Donuts pom bensin Tanjung Barat. Aku pikir, tempat itu beneran pom bensin yang ramai dengan aktivitas pengisian bahan bakar, atau seenggaknya sering dilalui angkot. Ternyata ... setelah sampai di sana, pom bensin itu sudah lama nggak digunakan. Pantas saja, beberapa petugas stasiun yang kutanyai, nggak ada yang tahu. Mereka malah nyuekin aku seolah aku bertanya tempat yang nggak terdefinisi di google maps. Termasuk supir angkot yang aku tanyai, sama saja. Kebanyakan mereka tertawa, aneh, seolah pertanyaanku nggak jelas dan malah pergi begitu saja dengan wajah kesal.
                Di sela-sela kebingunganku, tiga orang ibu yang duduk di halte bus belakang stasiun Tanjung Barat, menghampiriku. Dan ... salah satu di antara mereka, menawarkan diri untuk mengantarku sampai tujuan.
                “Saya juga mau ke sana, Nak.” Begitu katanya, sebelum aku tahu niat ibu tadi yang hanya ingin mengantarku saja.
                Aku waspada, terus memperhatikan gerak-geriknya selama berjalan mendahuluiku. Bukankah begitu yang sering diajarkan orangtua pada anaknya? Jangan mudah percaya pada orang yang baru dikenal, apalagi di kota besar seperti Jakarta. Tapi, bersama ibu tadi aku merasa aman dan tenang-tenang saja.
                “Kalau saya bantu kamu, suatu hari saya butuh bantuan, saya juga pasti akan ditolong orang lain.” Ucapnya sembari menelusuri tepian jalan.
                Sungguh, ibu tadi bisa jadi seorang malaikat yang dikirim Tuhan untuk menjaga aku, menemani aku, walaupun hanya sebentar. Dia juga menyadarkan aku pada hukum timbal balik yang sering sekali terlupakan, tomodachi. Bahwa apa yang kta perbuat pada seseorang, bisa jadi dibalaskan pada kita lewat seseorang lainnya.
                Subhanallah. Hati ibu tadi hebat, persis malaikat.

NB : Bu, walaupun aku nggak lihat jelas wajahmu, tahu namamu, tapi pelajaran berharga darimu sungguh berharga untukku, juga para tomodachi yang setia membaca blog-ku ini.  Terima kasih banyak.

Komentar