Mengeluh tak pernah menghadiahkan solusi bagiku. Ketika aku
menemukan diriku yang sekarang, bukan lagi Cha yang dulu sering menyemangati
orang lain sebab hidupku terasa begitu ringan atau sekedar memimpikan diriku
berada di posisi sekarang, kini hanya berdiam ketika terdorong oleh kepentingan
demi kepentingan yang meminta aku berdiri dan memuntahkan apa saja yang
tersangkut di kepalaku ... bukan untukku namun untuk wadah yang begitu besar.
Sejak lulus kuliah, bukankah ini pekerjaan impianku? Aku
sering sekali bertanya-tanya pada diriku sendiri tiap kali merasa lelah. Aku
hanya sanggup menghela napas, mencari celah udara di ruang terbuka hanya agar
aku mampu tertawa dan menjadi diriku sendiri. Sungguh, sadar benar aku kini, bahwa
kehidupan nggak akan selamanya datar dan seolah tanpa beban. Menjadi ‘anak
besar’ menuntut aku untuk lebih tangguh berdiri di atas kakiku sendiri,
memikirkan apa yang orang lain butuhkan dari diriku, dan menyanggupinya dengan
ucapan ‘semua akan segera teratasi’.
Namun kupastikan, aku masih Cha yang dulu, Angel Rui yang
dulu. Bukan dalam artian aku masih egois
dengan mementingkan kebahagiaanku seorang. Aku tahu, aku masih memegang prinsip
itu, untuk membahagiakan orang lain maka aku harus memberikan rasa bahagia dulu
kepada diriku sendiri. Itu kan yang namanya memberi dengan ketulusan? Sebab
mata yang bahagia dan berpura-pura itu akan selalu terlihat oleh siapa saja.
Iya kan?
Senang sekali, kini aku telah menyandang sebutan copywriter’
tiap kali aku berangkat ke kantor di pagi hari. Menghela napas sedalam yang
kubisa ketika kulihat rupa gedung kantorku dari kejauhan. Melukiskan senyum
senang setiap menemukan kursi, meja, juga laptop yang selalu membantuku senin
samapi sabtu. Ah, ya, ini tempatku sekarang.
Maka menjadi anak besar nggak mudah, namun keyakinanku
mengatakan kalau aku pasti SANGGUP. Aku MAMPU memberikan segala yang kupunya
dan kubisa demi kebahagiaan orang-orang yang kini mengelilingiku. Berbagi
dengan JUJUR dan berhenti tersenyum tiap kali kebohongan itu mampir. Hanya SATU
kekuatan yang kupercaya akan selamanya menjaga rangkakan kecilku untuk menjadi
anak besar, dialah TUHAN YANG MAHA BESAR.
ah, ya. kamu sudah jadi anak besar, Cha. Kamu sudah kerja rupanya, sudah berdiri di atas kaki sendiri..
BalasHapusIya Isma. Dan aku menemukan 'kenyataan' yang dulu nggak pernah kucicipi apalagi sekedar kutahu.
HapusBukannya kamu juga akan segera jadi anak besar, Isma?