Novel Fantasi Majava : Sebuah Dunia Berlatar Lokal Sunda

Berkunjung ke Petak Sembilan

Aku sangat suka jalan-jalan, melihat tempat-tempat baru yang belum pernah kukunjungi sebelumnya, merasakan suasana yang berbeda ketika aku berada di sana. Hmm ... dan bagiku, hal itu adalah karunia terbesar yang dihadiahkan Tuhan untukku, ketika aku berkesempatan mengecap hal-hal baru yang selalu membuatku penasaran.
                
Seperti beberapa hari yang lalu, di hari Imlek, aku berkunjung ke Vihara Dharma Bhakti, sengaja untuk memuaskan kesenanganku yang sedang tertarik belajar memotret dengan kamera saku yang aku punya. Aroma hio yang memenuhi sekitaran vihara nggak membuatku merasa terganggu. Jujur saja, aku malah semakin antusias. Memperhatikan lampion yang berputar di atas atap vihara, orang-orang yang khusyuk berdoa di hadapan dewa mereka, juga lilin-lilin merah besar yang berjajar rapi di dalam vihara, memberikan sensasinya tersendiri bagiku.

Aku memang bukan beragama Buddha, namun apa yang kutemui hari itu, menyelipkan perasaan ‘waw, ini Indonesiaku yang keren’ di hatiku. Lihat saja, bagaimana turis-turis asing hari itu berkeliaran di sekitar vihara untuk memotret dan bertanya banyak pada petugas yang ada di sana, atau sekedar mewawancarai umat Buddha yang baru keluar dari vihara. Bukan hanya itu saja. Ada juga umat Buddha yang sengaja datang dari Singapura atau Hongkong hanya untuk merayakan Tahun Baru China di sini.

Acha dan Puput

Wihara Petak Sembilan

Wihara Petak Sembilan

Penerbangan Burung Merpati

Hiasan Bunga

Wihara Petak Sembilan

Wihara Petak Sembilan

Wihara Petak sembilan

Lampion

Wihara Petak Sembilan









Komentar