Sebelumnya
mana pernah aku bermimpi bisa menyambangi tempat ini dengan cara seluar-biasa
yang kualami – hanya dengan bermodal semangat juang saja, dimana cahaya-cahaya
bersatu dengan warna dalam tema berbeda yang memukau mata anak biasa sepertiku.
Sejak lama, memang sangat ingin aku ke tempat ini, mendambakan waktu seharian
untuk menikmati setiap wahana yang ada. Namun kembali pada kehidupanku yang
biasa saja, dan beberapa keterbatasan yang sejujurnya ... menjadi dorongan kuat
bagiku untuk mewujudkan setiap mimpi kekanakan yang tumbuh dan berkembang
semakin membesar dalam doa-doaku.
Tuhan
memang nggak pernah tidur, Tomodachi. Pada hari jumat, 7 Maret kemarin, impian
itu terwujud tanpa kusadari. Pukul sepuluh pagi, aku duduk menunggu dalam
ruangan yang didominasi warna coklat kayu, sebuah ruang tunggu shuttle travel
menuju Bandung. Beberapa menit berlalu dan aku pun berada di bangku samping
supir, menikmati pemandangan jalan tol. Demi Tuhan, perasaanku kala itu seperti
melambung, seolah menemukan jarak yang kian menit kian memendek menuju tempat
impian itu.
“Kalau
bukan karena tugas dari kantor, apa bisa aku kemari?”
Hari
itu, aku ditugaskan untuk meliput (live report) event launching iklan Tolak Angin
versi JKT 48 di Trans City Theater, Trans Studio Bandung.
Bahkan
sembari mengisi waktu menunggu konser JKT 48 yang bertema ‘A Night with JKT 48’
pun, aku bisa berkeliling sebentar, yah ... walaupun cuma satu wahana saja yang
kunaiki, Dunia Lain. Tetapi ketika menjalani pekerjaan yang memang menyenangkan
hati, jujur saja, sampai malam aku menuliskan artikel ini, aku belum juga
merasakan lelah yang mampir di tubuhku.
Akhirnya,
konser JKT 48 malam itu berjalan lancar, disertai riuh rendah para fans JKT 48
yang nggak mau berhenti mengelukan nama member idola mereka. Aku serasa hanyut
dalam semangat dan keceriaan yang ditularkan para member JKT 48 di atas
panggung.
Hingga
di pagi harinya, saat terbangun di ranjang sebelah kanan kamar 723 Hotel Ibis
Trans Studio, aku masih belum percaya. Tuhan selalu mengabulkan doa-doa bagi
hamba-Nya yang nggak berhenti berharap dan berjuang. Iya kan, Tomodachi?
Terima
kasih banyak kepada pembuka jalanku, Ayah Mayoko Aiko, yang diakhir tahun lalu
menghadiahkan aku sebuah pintu ajaib menuju perjalanan hidup yang baru sebagai
gadis cilik penyulam impian. Terima kasih Tuhan, Engkau kirimkan jiwa-jiwa yang
mengantarkanku menuju impian-impian kecilku. Bahkan dalam gelap pun, Engkau
ijinkan cahaya warna-warni berkilauan, memikat mata hatiku. Aku beruntung, bisa
terjebak dalam goa cahaya – Trans Studio Bandung – dengan persetujuanmu yang
indah, Tuhan.
Komentar
Posting Komentar