Waktu untuk jalan-jalan sedikit,
uang juga lagi pas-pasan, tapi aku udah mumet banget pengen jalan-jalan. Akhirnya
kupilih kabur dari segala rutinitasku dengan nekat backpacker-an ke kabupaten
Cianjur sama Om-ku (seriusan doi adik bungsu Mama dan umur kita cuma beda
sekitar tujuh tahunan, jadi wajar kalo kita bisa nyambung banget) dengan
berbekal sedikit pengetahuan hasil browsing. Ya, walaupun ada juga beberapa
suntikan info dari teman-temanku yang doyan hiking di Gunung Gede dan sedikit
banyak tahu keadaan di sana.
Sabtu siang sepulang kantor, aku
langsung angkat ransel menuju Stasiun Pasar Minggu. Dari sinilah perjalanan
kami dimulai. Naik Commuter Line tujuan Bogor. Dari Stasiun Bogor kami langsung
naik angkot 03 jurusan Terminal Baranangsiang, dan turun di dekat pintu Tol
Jagorawi. Saranku, turunlah di depan Botani Square dan jalan sedikit ke arah
terminal, nanti di pertigaan menuju kampus Pakuan, bakalan mangkal banyak mobil
elf putih jurusan Bogor-Cianjur. Lebih disarankan lagi untuk duduk di depan
dekat supir kalau belum tahu dengan jelas tempat tujuanmu.
Beruntung banget kalau kamu
bertemu supir dan keneknya yang ramah. Kebanyakan kenek dari Bogor cuma narikin
ongkosmu dan nggak ikutan naik mobilnya, so ... kamu cuma punya Google Maps,
penunjuk jalan, dan Tuhan. Sementara supirnya, susah ditanya-tanya. Dan kamu
berharap sama penumpangnya? Oh jangan harap! Pengalamanku kemarin bikin kesel
bin pengen terus ngedumel. Selepas masjid At-Ta’awun aku mulai bertanya,
dimanakah pertigaan Cibodas yang menuju Kebun Raya Cibodas berada? Jawabannya
cuma ‘masih jauh’, ‘masih lama’, dan ‘silahkan turun di sini, nanti naik angkot
kuning sekali dan Anda sudah sampai di pertigaan, terus bisa naik angkot sekali
lagi’.
Sayangnya lagi, nggak ada
angkutan umum lain yang bisa kamu tumpangi kalo menuju ke sana. Mau dari
Jakarta, Bekasi, Bandung, ujung-ujungnya kamu harus nyari elf jurusan
Bogor-Cianjur ini juga. Belum lagi, banyak-banyak bersabarlah sama macetnya
jalur Puncak di sabtu dan minggu. Tetapi feel saat macetnya beda kok dari
macetnya Jabodetabek.
Dari pertigaan Cibodas, supir
angkot yang aku temui ramah sekali. Mereka bersedia menunjukan penginapan murah
untuk para backpacker, seperti kami. Senang sekali mendengar sedikit cerita
dari sang supir, tentang indahnya matahari pagi Cibodas. Dan karena tujuan kami
hanya ke Kebun Raya Cibodas saja, kami diturunkan di depan sebuah penginapan
yang dekat sekali dengan pintu masuk Kebun Raya.
Cuma ... waktu memesan kamar,
aku dan Om ditawari satu kamar single bed. Ew, mungkin kami kelihatan kayak dua
anak muda Jakarta yang pacaran dan biasa melakukan ‘romantis over dosis’ kali
ya. Hahaha ... eh, tapi kami malah memilih untuk tetap tidur sekamar dengan
double bed. Biarlah si Ibu tetap curiga penuh makna dengan kami.
Komentar
Posting Komentar