Novel Once in a Moon dan Sepasang Gajah Sumatra Di Sampulnya

MERRY RIANA

nonton-film-merry-riana
dokumen pribadi

Jujur boleh ya? Aku belum pernah baca bukunya Mba Merry Riana, cuma ... pernah megang-megang aja sih di toko buku tapi nggak pernah bisa beli. Jadi, aku menonton film ini dalam keadaan blank dan belum punya ekspektasi apapun. 

Sempat aku membaca beberapa artikel yang menuliskan kalau film ini aneh lah, kurang greget lah, bolong di sana sini lah, drama banget lah. Komentar inilah yang memancing aku untuk menonton.
                
Ada beberapa teman yang berujar kalau Singapore Flyer seharusnya nggak muncul dalam setting cerita karena si tokoh aslinya – Merry Riana – ke Singapura waktu tahun 98, sementara Singapore Flyer baru ada tahun 2010. Correct me if I am wrong, please. Tapi dasar memang akunya yang doyan film drama, malah nemuin makna sendiri dalam film ini. Seolah Singapore Flyer itu lambang dari hidup yang selalu berputar seperti roda, termasuk juga cinta. Bahkan aku menemukan quote yang manis.

“Kebahagiaan bukan cuma tentang uang.”

“Hidup bukan cuma tentang berhemat dan berhitung, tetapi menyelesaikan semuanya.”
                
Ah, ya, hidup tentang menyelesaikan segala hal yang sudah dimulai. Seusai menonton film ini, bukan hanya haru yang kurasakan, namun percikan semangat. Semoga aku segera menemukan teman seperjalananku seperti pasangan Mba Merry dan Mas Alva.     

Komentar