Sore
terakhir di Dieng, Pak Ardi hanya sebentar saja mengajak kami mengunjungi
kabupaten Banjarnegara. Kabut yang perlahan turun, memaksa kami untuk nggak
bisa berlama-lama menikmati Museum Kailasa dan Komplek Candi Arjuna. Lagipula,
pukul setengah empat sore kala itu, gerimis ikut-ikutan turun bersamaan dengan
kabut yang menebal. Khawatir kondisi fisik kami menurun akibat jaket yang kami kenakan
nggak terlalu tebal, akhirnya kami memutuskan untuk segera kembali ke
penginapan.
|
Prasati Depan Komplek Candi Arjuna
(Dokumen Pribadi(
|
|
Komplek Candi Arjuna
(Dokumen Pribadi) |
Namun
keesokan paginya, naluri pejalanku membawa aku dan Icha kembali. Kami hanya
menikmati seporsi kentang goreng sebagai sarapan pagi. Kami terlalu antusias
menikmati suasana yang kemarin tak mampu kami cecap secara utuh. Lengkaplah
pagi itu, saat kabut masih kelabu dan berat, ditambah gerimis, kami sudah
menyambangi lagi Komplek Candi Arjuna.
Sepagi
itu, sudah banyak pengunjung. Bahkan seseorang berkostum Hanoman, sudah berdiri
gagah di depan Candi Bima, menunggu pengunjung yang ingin berpose bersamanya.
Belum lagi segerombolan orang berbahasa Mandarin yang asik berkelakar, seolah
mereka sudah terbiasa dengan rasa dingin khas dataran tinggi.
Pinus.
Bunga terompet. Kabut. Suara gending jawa dari Dieng Plateu yang samar-samar
dibawa angiin. Aroma tanah lembab bercampur bau belerang. Udara dingin. Langit
kelabu. Hamparan ladang sayuran yang menutupi bukit. Damai. Rasanya damai
sekali. Andaikan boleh, aku ingin berlama-lama di tempat ini. Membayangkan
upacara potong rambut gimbal yang digelar masyarakat beramai-ramai. Sesekali
duduk memandangi pengunjung sambil menggigit potongan kentang goreng rasa keju.
Ah, aku selalu jatuh cinta pada suasana yang tenang.
|
Cha dan Icha
(Dokumen Pribadi) |
Berkunjung
ke Dieng tanpa mengunjungi Komplek Candi Arjuna, rasanya hambar. Hanya
menikmati pesona alam dataran tinggi, tapi kosong, sebab belum menyambangi
situs bersejarah. Iya bukan?
Aaaah gue tahu tuh yang tradisi potong rambut anak gimbal! Tapi sayangnya nggak ada ya. Hehe. Duh kapan ya gue bisa keliling indonesia. Mau banget euy.
BalasHapusHai Dwi
HapusIya, aku datang di waktu yang nggak barengan sama traidisi potong rambut anak gimbal. Menurut guide aku di sana, tradisi tersebut biasanya berlangsung di musim panas, sekitar juni atau juli.
Semoga impian kamu untuk keliling Indonesia cepat terwujud ya.