Inilah
film kesepuluh dari Naruto the Movie, namun punya rasa sedikit berbeda
dibanding film-film sebelumnya. Film ini sempat masuk Box Office lho. Belum
lagi tagline-nya Saigo no Monogatari wa Hajimete no Ai (The Last Episode of a
First Love) yang mengisahkan hubungan cinta antara Hyuga Hinata dan Uzumaki
Naruto. Siapa yang sangka, Naruto di anime-nya nggak jadi cowok populer,
ternyata setelah dewasa, malah ditempelin banyak cewek termasuk anak-anak
bocah. Mereka semua mengidolakan Naruto senpai. Belum lagi, tampilan Naruto
yang semasa kecil sampai remaja urakan, malah jadi rapi, dan tetap suka banget
sama ramen.
Di
film ini, dikisahkan juga bagaimana terbentuknya chakra sehingga muncullah Bumi
yang dipenuhi para Shinobi. Kemudian ... dua tahun setelah peristiwa perang
besar Shinobi Ke-4, bulan Hagoromo Otsutsuki mulai runtuh dan mengancam
keselamatan Bumi, dimana seekor Jubi disegel di sana. Biang keladinya adalah
Toneri Otsutsuki, si karakter antagonis yang dimunculkan dalam sosok manis
karena kulitnya putih pucat, namun tak memiliki mata. Sekilas, mirip rahib yang
baik. Toneri Otsutsuki sendiri merupakan satu-satunya orang yang tinggal
sendirian di Bulan itu, keturunan terakhir klan Otsutsuki, sebab sejak kecil
ayahnya telah meninggal, dan dia hanya hidup bersama boneka-boneka peninggalan
nenek moyangnya.
Alurnya
yang runut, saling terhubung. Maju mundur walaupun hanya dalam batas ingatan
Naruto dan Hinata, termasuk banyaknya adegan yang menggugah naluri romantis
saya. Kisah yang dimulai dengan Hinata kecil yang menangis karena dijahili
teman-temannya hingga ditolong Naruto – yang payah – namun membuat Hinata
tersenyum lagi. Syal merah yang dirajut Hinata. Juga perjuangan Hinata
menunjukan bahwa dia menyukai Naruto sejak lama. Demi apapun, saya sampai susah
menahan diri untuk nggak geregetan dengan tingkah Naruto, saat dia akhirnya
tahu, Hinata menyukainya sejak lama.
Kembali
pada misi yang melibatkan Naruto, Hinata, Sakura, Sai, dan Shikamaru. Misi yang
memang dipimpin oleh Shikamaru ini, diperintahkan oleh Kakashi sebab Toneri
Otsutuki telah menculik Hyuga Hanabi, adik Hinata. Hinata sendiri juga hampir
diculik oleh Toneri, sebab si Toneri berambisi untuk menikahi Hinata, namun
digagalkan oleh Naruto. Hmm, Naruto berhasil menyelamatkan Hinata pun awalnya
karena Hinata yang akhirnya memberanikan diri untuk datang menemui Naruto, demi
menghadiahi syal merah rajutannya, di akhir Festival Musim Dingin Konohagure. Tapi
memang karena Hinata pemalu ... ya, waktu ditanya Naruto, malah kabur. Haduh.
Selama
misi berlangsung, imajinasi saya dimanjakan oleh kemunculan sebuah dimensi lain
yang cara memasukinya dengan menceburkan diri pada danau di dalam gunung,
berenang, terombang-ambing, lalu sampailah di Bulan. Di tiap scene pertempuran
pun, keromantisan antara Hinata dan Naruto benar-benar nggak dilupakan.
Kesemuanya terlihat manis, dan ikut mengaduk hati saya yang memang mengidolakan
kedua karakter ini. Bagaimana rasa cinta Hinata yang besar, dapat melindungi
Naruto. Hinata yang berkali-kali merajut syal yang terus-menerus rusak, entah
dibakar oleh chakra Toneri, atau sobek karena menjadi penyelamat Hinata saat
jatuh dari gedung tinggi.
Kekuatan
dari karakter Hinata yang pendiam, pemalu, namun teguh pendirian dan pemberani.
Ah, keren sekali. Belum lagi sempat ada scene dimana Sasuke hadir untuk
membantu menghancurkan pecahan bulan yang akan memporakporandakan Konohagure,
di depan mata Kakashi. Juga ... Sakura yang tetap setia mencintai Sasuke di
dalam hatinya. Termasuk, kegalauan hati Naruto yang bikin gemes waktu dia
sadar, Hinata memilih ikut Toneri – padahal kan, demi menyelamatkan Hanabi,
makanya Hinata mengorbankan dirinya.
Saigo
no Monogatari wa Hajimenete no Ai sebagai tagline film ini, sukses membuat saya
menangkupkan kedua tangan saya di dada, karena hanyut dalam kisah ini. Hmm ...
ending film ini benar-benar romantis. Naruto yang nggak bisa diam, bisa juga
mengucapkan kalimat super gentleman, bahkan dia meminta Hinata memeluknya
dengan kuat, waktu keluar dari dimensi yang dibuat Toneri.
Juga,
Toneri Otsutsuki yang akhirnya sadar, kalau dia telah salah mengartikan wasiat
dari nenek moyangnya. Dia telah salah, mau menghancurkan Bumi dengan
meruntuhkan Bulan.
Penyuka
serial Naruto atau pun bukan, bahkan bagi kamu yang belum pernah tahu kisah
Naruto, cobalah tonton film ini. Rasakan keromantisannya. Nikmati deg-degannya.
Jatuh cintalah pada Naruto dan Hinata.
Hinata, so lucky :3
BalasHapusYes, you alright Marta. She so lucky because she still believe her love to Naruto senpai.
Hapus