Sebenarnya,
kesendirian dan kesepian itu nggak ada. Iya bukan? Kenangan yang manis dan
indah akan selalu ada, menyemangati siapapun untuk tetap menjalani hidup.
Merasa jatuh hingga ingin mati bunuh diri, ternyata malah menyakiti diri sendiri.
Bukankah setiap anak manusia terlahir dengan kebahagiaan? Separah apapun,
selalu ada yang menemani, di dalam hati. Begitu pesan yang saya dapatkan
setelah menonton film yang dirilis pada 2010 ini.
|
littleredwinne.blogspot.com
|
Awalnya,
saya ingin mencari tontonan yang bisa membuat saya tertawa geli. Ya ... film
ini menghadirkannya untuk saya di scene-scene awal. Pertemuan dengan keempat hantu
yang mengekori Kang Sang Man kemana-mana. Lucu yang lama-lama jadi biasa saja. Khas
dari film Korea kebanyakan.
Kang
Sang Man yang berniat bunuh diri tapi ternyata nggak jadi mati dan malah
diekori empat hantu sekaligus. Pertama hantu gendut tukang merokok yang
ternyata semasa hidupnya adalah supir taksi. Terus ... bibi-bibi yang
cengengnya ampun deh. Kemudian kakek-kakek genit. Terakhir, si bocah yang
lagaknya preman abis.
Cerita
pun bergulir dan Kang Sang Man muncul sebagai cowok aneh yang seolah punya
kepribadian banyak, di depan suster bernama Jung Yun Soo. Gara-gara ke-empat
hantu yang memang ngekorin dia, jadilah si suster sering bingung. Tetapi rasa
nggak tegalah yang membawa Yun Soo untuk membantu Kang Sang Man yang suatu
ketika ditangkap polisi akibat menyetir tanpa SIM. Nah ... inilah momen cinta
keduanya bersemi. Belum lagi kemunculan adegan romatis lucu yang bikin pipi
penonton seperti saya ini, merona. Tonton saja scene saat Kang Sang Man dan
Jung Yun Soo sedang duduk berdua di bus.
Sedikit
bagian dari kehidupan Jung Yun Soo yang bikin saya miris. Kenapa seorang anak
perempuan dengan teganya membentak ayahnya sendiri? Saya ingat, si Jung Yun Soo
ini marah berkepanjangan sama ayahnya karena saat ibunya meninggal, ayahnya
nggak ada. Dari sinilah, saya perlahan mulai merasa sedih. Karena dimunculkan
juga scene-scene dari Tuan Jung yang begitu mengasihi putrinya. Nah,
scene-scene setelah Tuan Jung pergi lah ... yang kemudian membuat Jun Soo percaya
sama Sang Man, kalau dia bisa melihat hantu, tubuhnya ditinggali hantu, makanya
jadi terlihat aneh.
Kemudian
... saya benci ending film ini. Saya nangis. Saya nggak kuat ketika twist film
ini membawa saya pada masa lalu Kang Sang Man, sebelum dia menjadi yatim piatu
hingga setua itu. Ternyata ... keempat hantu yang mengekorinya kemana-mana,
berpura-pura menjadi hantu penasaran dan nggak akan pergi sebelum keinginan
mereka terpenuhi, sebenarnya keluarga dari Kang Sang Man yang meninggal
barengan dalam sebuah kecelakaan mobil. Ternyata lagi ... pelan-pelan kunci
menuju sad ending-nya ini disajikan untuk penonton dengan smooth. Nggak terasa.
Oh
maaf, ternyata ... Hello Ghost bukan film sad ending. Ada potongan scene ketika
Kang Sang Man akhirnya menikah dengan Jung Yun Soo, memiliki anak, dan pada
setiap foto bahagia Sang Man, selalu ada keempat hantu tadi. Ini menyiratkan
kalau setiap orang yang telah ‘pergi’, sebenarnya selalu hidup di dalam hati.
Cuma
satu yang ingin saya pertanyakan. Si tokoh cenayang di film ini, kok ngasih
solusi ke Sang Man begitu saja ya? Apa dia sudah tahu tujuan para hantu yang
mengekori Sang Man? Hmm, sudahlah.
Wah, ternyata drakor ya.. sya suka bgt ama drakor krn ceritanya nyuss di hati & budaya asianya msh dijaga.
BalasHapusBukan K-Drama Ratna, tapi K-Movie. Hmmm drakor ga ya? Drakor masuk deh kayaknya.Hehehe ... Iya, kalau film Korea, kerennya, mereka menjaga banget budaya mereka. :) Setuju banget sama kamu.
Hapus