“Hey
Cha, kamu punya utang. Ingat? Apa, kamu nggak ingat?” Begitulah suara yang
entah bagaimana ceritanya mendadak muncul dalam kepala saya. Sial. Suara itu
juga yang menghentikan saja dari aktivitas blogwalking. Jangan dulu jangan
dulu, jangan dulu diingatkan, plis.
But
whats going on after? Argh, saya makin keingetan kalau masih punya utang sama
kedua sahabat saya, Puput dan Nurul, untuk mengulas perjalanan seru kami
mengunjungi Ragusa yang letaknya dekat sekali dengan Masjid Istiqlal. Sekedar
info, mereka memang nggak menuntut untuk segera dibahas, tetapi batin saya yang
menggedor-gedor kalau kisah kami ini masuk list ‘utang’.
Setelah
puas menikmati senja cantik dari halaman dan lorong masjid terbesar se-Asia Tenggara,
kami segera mencari tahu keberadaan Ragusa pada petugas keamanan. Perjalanan
menuju Ragusa ini saja sudah menyenangkan. Dari taman depan Masjid Istiqlal
pintu al-Fattah, ada jalan setapak yang menuju halte busway, lalu kami berjalan
ke arah kiri, menyeberangi pertigaan, dan berjalan ke arah bagian belakang
masjid. Tepat. Ragusa ada di sana dengan bangunannya yang benar-benar terkesan
lama dan renta, klasik.
Sekitar
lewat jam 7 malam, toko Es Krim Italia ini dibuka. Tapi jangan tanya soal
pengunjungnya. Sewaktu pintunya masih digembok saja, sudah ada orang-orang yang
berkerumun sembari menikmati kue cubit di depan pintu, membuat antrean.
Ditambah jejeran mobil mentereng yang terparkir di bawah remangnya lampu jalan.
Silakan salahkan betapa mahsyurnya toko es krim yang berdiri sejak 1932 ini.
Beruntunglah
saya karena sepertinya kedua sahabat saya ini membawa luck. Kami tiba, pintu
dibuka, antrean rapi hingga ke dalam. Kagetnya, harga es krimnya nggak semahal
yang kami kira. Bawa uang dua lembar seratus ribuan saja sudah bisa traktir dua
orang penggila es krim sampe kenyang. Sayangnya, es krim ini disajikan di atas
kotak sterofoam dan gelas plastik. Mungkin ... biar lebih mudah untuk di take
away, karena jumlah meja untuk duduk menikmati es krim di Ragusa sedikit,
berbanding terbalik dengan jumlah pengunjungnya.
Lagi-lagi, karena kami terlambat
beberapa detik atau karena kami memang bukan jagoan dalam strategi mengantre
cepat, dua jenis es krim italia tanpa bahan pengawet yang jadi menjadi idola di
Ragusa, sold out. Siapa pula yang dengan gaya superhero-nya memborong dua jenis
es krim yang bikin penasaran setengah mati ini sih? Saya kan sangat penasaran
sama rasa Tutti Frutti dan Cesatta Siciliana.
|
Its Ice Cream Time |
Tetapi
beberapa menit yang menyenangkan di dalam Ragusa pun datang. Kami sukses
memilih enam jenis es krim untuk kami nikmati secara keroyokan. Salah satu yang
jadi idola, Spaghetti Ice Cream dengan teksturnya yang nggak selembut es krim
modern.
|
Spaghetti Ice Cream |
Sejak
melihat bapak-bapak paruh baya yang sibuk melayani para pelanggan setia Ragusa,
saya dibuat penasaran sama cara pembuatan es krimnya. Sayang sekali, saya cuma
berkesempatan menikmati es krim langsung di dalam tokonya, sembari mengagumi
foto-foto lama dan hiasan relief di dindingnya yang putih tulang, sebentar saja.
Di sana, kami juga disuguhi masing-masing segelas kecil air putih. Humph, air
itu buat menetralisir rasa es krim yang baru saja dicicipi, sebelum mencoba
menikmati es krim yang lain.
|
The 'Jadoel' Taste of Ragusa
|
|
I Cant wait To Taste It Soon
|
|
The Historical Photos on the Wall |
|
Classic Ya |
Sepertinya
suatu waktu nanti saya akan datang lagi ke Ragusa, jika sedang buka di siang
hari. Sekedar berbincang dengan pemiliknya yang ... saya rasa sudah menjalankan
bisnis es krim ini secara turun temurun. Semoga ya.
Ooh. Ternyata cerita istiqlal ada sambungannya.
BalasHapusIya Lana. Pulang dari Masjid istiqlal sekalian mampir ke Ragusa karena letaknya dekatttt banget.
HapusAh, ragusaa... terakhir aku kesitu kapan ya? Duh, jadi ngiler liat poto eksrimnya :(
BalasHapusEs krimnya enak2 sih, soal harga aku lupa brp, yg aku inget sih tempatnya, jadoel2 gimana gituu.. Hehee
Wuahhh. Ayo dong mampir lagi ke Ragusa buat rendezvous alias mengenang rasa. :)
HapusWaa... es kriiim.....!! Enak banget kayaknya dan emang enak :')
BalasHapusIya banget, Arum. Enaknya kebangetan.
HapusUh sampai ditunggui pelanggan gitu, ya. Walau 'enggak kekinian', tetep aja jadi favorit orang. Emang legenda... -_- Keren!
BalasHapusIya. Kalo emamg udah melegenda, nggak perlu rajin rajin pasang iklan kali ya. Udah Worth of Mouth banget.
Hapussalah satu es krim legendaris di Nusantara, ya :D udah pernah nyoba yang lain belom?
BalasHapusZangrandi Surabaya, Oen Semarang, atau Tentrem Solo. Silakan kepengen juga :D
http://hamidanwar.blogspot.com/2014/09/wisata-kuliner-di-solo-berburu-sajian.html
http://hamidanwar.blogspot.com/2014/01/mengunjungi-toko-oen-bersama-brt.html
hamidanwar.blogspot.com/2013/07/zangrandi-ice-cream-legend-ice-cream-in.html
sorry nyepam :D
Wahhhh belum pernah nyoba semuanya. Semoga kapan kapan yaaaa. Aamiin.
Hapusaku juga suka tuty fruty kok mbaa pokoknya semua es krim daaaah :)
BalasHapusWahhhh sama dong, aku juga suka es krim banget. Makasih banyak udag berkunjung ke blogku yaaa.
Hapus