|
tiket nonton
(Dokumen Pribadi) |
This is
my first experience for watching a German Film at German Cinema Festival last
week. Hmm, do you think, I know clearly what the actress talking about at this
film? Whats story they gave to me? Ehm, sorry to say, saya baru memahami makna
dari film ini setelah setengah harian memikirkan apa yang sebenarnya sangat
ingin film ini sampaikan. Dan ... tadaaaa, ternyata ini film yang keren dalam
segi pembuatannya.
Awalnya,
film ini dibuat sekitar 3 tahun lalu dengan jalan cerita yang sudah selesai
dengan mulus. Tentang seorang lelaki bernama Daniel Strubel yang entah
bagaimana ceritanya, bisa kepincut dan menikah dengan seorang janda kaya raya
bernama Amine von Kirsch. Di lain pihak, Daniel sudah memiliki kekasih bernama
Emily Schenk. Sayangnya, Daniel dan Emily hanyalah remaja pecinta yang
pengangguran dan tidak punya uang. Ok, cerita picisannya cukup sampai di sini
saja ya.
Pemeran
Emily, Maria Kwiatkowsky, di tengah-tengah penggarapan film ini, meninggal
dunia di kamar hotelnya akibat obat-obatan. So, thats why, film ini seharusnya
nggak pernah tayang dan nggak akan pernah rampung, kalau saja nggak muncul kegilaan
dari para kru dan pemainnya yang berusaha membuat film ini tetap selesai dan
bahkan bisa saya saksikan di German Cinema Festival tahun ini. Film yang pada
akhirnya membuat saya tersenyum tipis saat lampu studio 2, XXI Epicentrum,
menyala.
Untuk
mengisi karakter Emily, dimunculkanlah pemain trainee bernama Tina, sehingga
film ini akhirnya rampung. Tapi ... kalau kamu menonton film ini, kamu akan
menemukan kisah romansa yang bahkan oleh para pemainnya, dikatakan berbeda
daripada alur kisah ini semula. Ada beberapa improvisasi lucu yang dilakukan
oleh Tina, termasuk kegalauan hati para kru-nya. Tentu saja, karena di film
ini, para kru film pun ikut bercerita dan melengkapi kisahnya.
Bagian
yang paling saya suka, ketika si penulis naskah yang sebenarnya jatuh cinta
pada sang sutradara, malah mengatur alur film ini dan memposisikan dirinya
sebagai tukang kebun dalam film, hanya agar dia bisa dengan mulusnya meraih
hati si sutradara yang begitu dekatnya dengan pemeran tokoh Daniel. Selain itu,
bagaimana dengan kerennya para pemain dan kru, kembali menghidupkan sosok Maria
Kwiatkowsky, dan menjadikan The Invention of Love sebagai film terakhirnya.
Tetapi,
karena mungkin pengalaman saya yang baru pertama kalinya menonton film German,
saya sempat bengong bengong dulu, terutama karena bahasa dan budayanya yang
nggak terlalu familiar. Kamu mau coba juga? Silakan lirik-lirik trailer-nya di
Youtube ya.
|
Acha, Rara, Kak Rina
(Dokumen Pribadi) |
Btw,
terima kasih banyak untuk Kak Rina dan Rara yang sudah nemenin saya dan tetap
bertahan menonton film yang ternyata membuat kita banyak mengerutkan kening di
dalam studio ini. Danke. Danke.
Wah mantap tuh kak kayaknya filmnya :D
BalasHapusmalah jadi penasaran..
He em. Walopun rada mikir soale pake bahasa jerman.
HapusItu nonton dimana kok tiketnya lucu, beda kalo nonton XXI... Kalo saya malah seumur hidup kayaknya belom pernah nonton film Jerman. Btw ini masih ada di bioskop?
BalasHapusKebetulan aku nontonnya waktu lagi ada event German Cinema Festival jadi bisa nonton film jerman gratis, Mba.
HapusPusing deh kalau dengar bahasa jerman, nih otak gak bisa buat translate sepatah katapun. Btw, filmnya keknya menarik nih :v
BalasHapusHe em. Aku selalu bersyukur sama film asing yang ada subtitle-nya, minimal bahasa inggris lah ya. :)
HapusItu filmnya berat kah? sampai mngerutkan kening segala :)
BalasHapustapi itu complicated sekali alur ceritanya, hehe pasti jelas bikin puyeng terlebih itu adalah film jerman. film yang jarang ditontong oleh kita orang indonesia. jd nya ga biasa dh :D
Iya, berat karena belum biasa dan bahasanya yang jarang didengar. Tapi seru banget bisa nonton film ini.
Hapuseh, ada acara gitu ya di kotamu. super sekali, tapi itu ada subtitlenya kan. jadi nggak pusing-pusing amat.
BalasHapusjadi banyak perubahan ya filmnya setelah si pemeran emily meninggal.
dan enaknya jadi penulis bisa aja masukin dirinya sendiri dalam film. heheheh
Iya. Untung banget subtitle-nya bahasa inggris.
Hapusah, saya nggak bisa bahasa inggrs
HapusLama lama kalo sering nonton film bahasa Inggris juga terbiasa. Semangat.
HapusItu sebenarnya ceritanya emnga pembuatan film gitu ato itu behind the scenenya ato aku yang emang otaknya lelet memahami ini semua?? Hehehe...ngomong ngomong kamu yabg mana sis?? Hehehe kayaknya bru pertama kali aku ke sini yak. Salam kenal: )
BalasHapusHallo,salam kenal juga. Hemm film yang berenti di tengah tengah dan terpaksa harus dirombak ulang alur ceritanya.
HapusPake bahasa Jerman apa ada subtitle Indonesianya? Kalo nggak ada subtitlenya ya jelas pusing kalo nggak ngerti bahasanya :D
BalasHapusTapi keunikan film ini ada di proses pembuatannya ya, ada acara si pemain cewek meninggal, dan akhirnya ngambil pemain pengganti. Uniknya lagi si kru ikut main. Ini endingnya sedih apa enggak?
Untung ada subtitle bahasa inggrisnya. Aku jadi ga kabur dari studio. Endingnya ... sweet loh.
HapusKeren nih pernah nonton film jerman. Yang gue tahu bahasa jerman cuma ich, gutten morgen :v
BalasHapusSayangnya gue kurang terlalu suka romance, apalagi yang tokohnya udah dewasa, secara gue masih remaja ababil :v
Mungkin setelah india, turki, jerman juga bisa terkenal dalam hal perfilman.
Iya, trend film mulai bergeser nih kayaknya. Film taiwan, korea, sama jepang aja mulai nggak se-hits waktu aku masih sekolah.
HapusWah gue sama sekali belum pernah liat film jerman. Paling kalau franc gue pernah tuh, tapi ya gitu
BalasHapus. karena nggak ngerti gue kebanyakan bengongnya hahaha
Layak ditonton kayaknya yah film yg km lihat.
Wah, kamu udah pernah nonton film Prancis? Asik bangetttttt.
HapusFilm Jerman yang saya tau cuma WhoAmI. Hehehe.
BalasHapusWah, kemarin di German Cinema Fest nya juga ada tuh jadwalnya, Ris. Baguskah? Aku jadi penasaran lagi.
Hapus