Seusai
menikmati makan malam sederhana saya dengan nasi hangat dan Rajungan Goreng
yang beberapa hari lalu saya beli sebagai oleh-oleh di Pangandaran, berteman
lagu Banda Neira – Hujan di Mimpi – juga hujan deras yang mengguyur Jakarta,
saya tenggelam dalam ingatan saya di Sabtu pagi yang lalu, saat supir dan kenek
bus Budiman menurunkan saya dan Nurul Djanah di depan Terminal Pangandaran.
Pagi
itu, dengan tubuh yang kaku dan pegal akibat semalaman tidur tegap di bus, kami
turun. Than, you think i found a beach or hear a sound of seashore? Saya
semakin terkena disorientasi arah, karena saya belum juga bisa menemukan dimana
letak pantai yang ingin kami datangi. Tetapi setelah menumpangi becak dan
dibawa oleh Bapak Tukang Becak ke kawasan Pantai Barat Pangandaran, disambut
dengan dua baris perwira yang sedang olahraga pagi, saya mencium aroma asin
laut yang muncul seusai hujan, pagi itu. Aspal yang dilalui becak kami masihlah
basah. Suasana pukul 7 pagi yang tenang, dengan hanya ada satu dua warga saja
yang keluar, dan para penjajak sarapan yang berkeliling dengan sepeda maupun
gerobak sederhana. Finally, i got the smell of holiday.
Bapak
Tukang Becak berkeras mengantar kami menuju penginapan yang menurutnya bagus
bagi kami, dua anak Jakarta yang mungkin bagi orang-orang sepertinya, merupakan
‘wisatawan dengan kantong tebal’. Sementara saya dan Nurul Djanah pun berkeras
akan menginap saja di Pondok Wisata Arwana, sebab kami sudah booked by phone
dan membayar DP sebesar 50% melalui
www.mypangandaran.com
dengan meminta rate harga penginapan yang sesuai dengan kantong kami, dua hari
sebelum keberangkatan.
Pondok
Wisata Arwana menyambut kami dengan banyaknya mobil yang terparkir di
halamannya yang nggak terlalu luas. Banyak keluarga yang menginap. Namun karena
kami datang terlalu pagi sementara jadwal check-in yang dikirimkan oleh pihak
mypangandaran.com melalui e-mail saya menunjukkan pukul 12.00, saya dan Nurul
Djanah memutuskan untuk menitipkan barang kami di ruang kantor Pondok Wisata
Arwana, lalu bergegas menuju Pantai Batu Hiu. Btw, bagian yang ini akan saya
ceritakan di posting selanjutnya ya.
Di
Pondok Wisata Arwana, Nurul memilih kamar yang berada di lantai atas, nomor 11.
Di kamar ini, kami disambut tempat tidur ukuran double yang cukup nyaman,
dengan AC yang membuat kamar itu sejuk. Sebuah kamar mandi yang bersih, TV,
sepasang kursi dan sebuah meja kayu untuk sekedar mengobrol, selimut, dan juga
handuk mandi kering. Persis seperti kamar kos, begitu yang Nurul ocehkan
setelah melihat kamar kami. Ya, by the way, I agree with her. Cukup sesuai
dengan harga nggak seberapa yang kami bayarkan.
Walaupun
Pondok Wisata Arwana berada di dalam gang, sehingga sedikit sulit ditemukan
dari luar, tetapi letaknya dekat sekali dengan Pantai Barat Pangandaran. Seolah
saya dan Nurul terjebak di komplek perumahan para nelayan yang nyaman. Saat
malam kami kembali, setelah memasuki gang menuju penginapan, suasana ramai di
pinggir Pantai Barat Pangandaran mendadak hilang dan berubah tenang. Inilah
tempat beristirahat yang saya suka. Dekat dengan keramaian, tetapi menyajikan
suasana malam yang tenang, sepi.
|
Pondok Wisata Arwana |
|
Kamar di Pondok Wisata Arwana |
|
Warung Depan Gang Menuju Pondok Wisata Arwana |
|
Gang Masuk Ke Pondok Wisata Arwana |
Sedikit
tambahan informasi. Di dekat tangga keluar, pihak Pondok Wisata Arwana
menyediakan dispenser untuk air minum yang bebas diambil. Lumayan menghemat,
terutama bagi dua anak kos seperti saya dan Nurul Djanah. Belum lagi di pagi
hari, ada Ibu Penjual Nasi Kuning yang datang menawarkan sarapan dengan harga
murah. Termasuk, biaya makan saya di daerah Pangandaran yang harganya hampir
sama dengan jatah uang makan harian saya di Jakarta Selatan. Mungkin
kapan-kapan saya akan berkunjung lagi ke Pangandaran, mendatangi tempat-tempat
yang kemarin nggak masuk dalam list short trip kami.
Place : Pondok Wisata Arwana (Pantai Barat Pangandaran)
Price : IDR 250 K (Standard Room with AC)
Wihh pengandaran. Deket rumahku tuh. Tapi aku malah nggak pernah kesana. Mungkin lain waktu kali ya.
BalasHapusWahhh mumpung dekat rumah, kamu bisa main ke Pangandaran tanpa harus bobo sambil duduk di bus. Wah asik banget.
Hapuskayaknya seru nih. Tapi engga diceritain nih keseruan pas main main di pantainya ya?
BalasHapusCerita waktu main ke pantainya akan aku tulis di post selanjutnya ya.
HapusPengandaran daerah mana nih? Masih penasaran sama apa aja tempat wisata yang ada di Pengandaran. Dan masih penasaran pantainya seperti apa. Mungkin dipostingan selanjutnya akan diceritain :D
BalasHapusKayaknya ocehan yang mirip seperti kamar kos nggak berlaku buat aku. Soalnya yaahhh, kamar kosku nggak seperti yang dideskripsikan di atas. Wkwkwkwk, sangat beda jauh.
Pangandaran itu di kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
HapusWalah, mmm ... terus kamar kos versimu seperti apa, Ponco?
Aku ga pernah ke pangandaran, mauu foto pantainya ya wkwkw
BalasHapusNah ... tunggu di postingan selanjutnya berarti yaaa. ^.~
HapusUdah lama nih gak liburan ke Pangandaran
BalasHapusSaya malah punya mba tempat penginapan yang lebih murah, cuma 150K sehari semalam :D
Ohya? Di Pangandaran sebelah mana? Asik banget harganya cuma 150 K.
HapusTempatnya lumayan besar ya untuk lokasinya yang berada di dalam gang. Bisa jadi pilihan tempat nih kalo mau ke Pangandaran :)
BalasHapusIya lumayan besar. Walaupun awalnya susah ditemukan karena ada di dalam gang.
Hapus