Saya nggak pernah menyangka kalau saya akan mendapatkan
kesempatan untuk menikmati wisata goa. Belum pernah terbayang sebelumnya, bisa
masuk ke dalam goa dan menikmati suasananya yang minim cahaya, lembab, sesekali
tercium aroma kotoran kelelawar, tetapi … ramai. Beruntunglah saya, sebab bisa
mencicipi sensasi berwisata di goa ini, pertama kalinya, di Trenggalek pula. Di
Goa Lowo yang dinyatakan sebagai goa terpanjang di Asia Tenggara.
|
Goa Lowo |
Bahkan sejujurnya, bisa mampir dan menginjakkan kaki di
Trenggalek, Jawa Timur pun, sebelumnya nggak pernah terbayangkan oleh saya.
Terima kasih banyak untuk travelmate kesayangan saya, Nurul Djanah, juga
keluarga besarnya yang sudah bersedia menemani saya menikmati rinai hujan
selama berada di sekitar daerah wisata Goa Lowo.
|
Mungkin ini Patung Garuda |
Untuk memasuki Goa Lowo, dari parkiran mobil, hal pertama
yang saya temui adalah jembatan gantung, persis di samping loket tiket. Duu …
belum apa apa, perjalanan untuk bisa mencicipi rasanya masuk goa saja, sudah
seru begini. Seusai melewati jembatan, sudah ada taman patung yang menunggu
saya ternyata. Patung-patung yang diukir di batu-batu besar, juga adanya jalan
setapak untuk mengelilinginya, rasanya membawa saya ke sebuah jaman yang
berbeda – seperti memasuki jaman kerajaan saja. Walaupun hanya sebentar saya
lewati, tetapi patung-patung yang berada di sana, nggak bisa nggak menggoda
saya mengarahkan kamera smartphone saya dan mengabadikannya.
|
Lwati Taman Patung dulu sebelum ketemu Goa Lowo |
Nah, setelah bertemu lorong bergaya renaisance-lah, baru
saya menjumpai mulut Goa Lowo yang dipadati pengunjung. Sebab hujan sedang
rintik-rintik, saya rasa, mereka mengerubung di sana untuk berteduh. Ada
beberapa penjual makanan juga yang memanfaatkan hari hujan untuk sekedar
menjajakkan mie instan cup hangat, atau para ojek payung muda yang menunggu
orang yang ingin menggunakan jasanya.
|
Bagian dalam Goa Lowo |
|
Bagian dalam Goa Lowo |
Goa Lowo yang diresmikan sebagai goa wisata pada 1984, dan
diberi nama demikian sebab Lowo dalam bahasa Jawa berarti Kelelawar. Benar saja,
setelah saya berada di dalam Goa Lowo, lalu iseng mengikuti langkah Nurul
Djanah yang lebih dulu menaiki anak tangga dari semen yang lembab, sedikit
becek akibat tetesan air dari stalaktit pada langit-langit goa, tepat di
wilayah yang jarang dikunjungi oleh pengunjung, saya bisa mencium sendiri aroma
kotoran kelelawar yang pekat sekali, juga beberapa dari hewan bersayap lebar
ini yang berterbangan melintasi goa. Sepertinya hewan nokturnal itu terganggu
dengan cahaya senter yang dibawa seorang guide.
|
Kursi dan meja batu dalam Goa Lowo |
|
Bagian dalam Goa Lowo |
Kalau boleh jujur, masuk ke dalam goa yang lembab dan
sedikit gelap ini, membuat bulu kuduk saya meremang. Saya memang sedikit mudah
merasa takut. Tetapi, suara tetesan air, aliran air yang bisa saya lihat di
dalam goa, juga lampu warna warni yang dipasang di dekat dinding Goa Lowo,
membuat saya menguatkan hati untuk berani meng-eksplor goa ini. Sedikit butuh
banyak kesabaran untuk bisa mengambil gambar di dalam goa ya. Cahaya yang minim
juga kamera smartphoen saya yang kurang mendukung untuk keadaan gelap, membuat
beberapa foto yang saya capture nampak bintik-bintik. Tetapi, untuk saat ini,
saya sudah cukup merasa bersyukur bisa mengabadikan perjalanan saya dengan si
smartphone.
Kalau saya nggak membaca arti nama Goa Lowo ini sebelum
menuliskan posting bagi kalian, mungkin saya akan mengartikan nama Lowo secara
bebas dengan kata lowong. Pada bagian tengah Goa Lowo yang dekat dengan gapura
sedikit rendah nan berlampu serta bertuliskan “Goa Lowo”, ada ruangan yang
cukup lega … dan ada dua bangku untuk sekedar dipakai duduk duduk oleh
pengunjung yang lelah berkeliling. Ada juga kursi dan meja batu yang rasanya
untuk duduk di sana … saya sudah ciut duluan.
|
Nurul Djanah my lovely travelmate |
Sebab Goa Lowo sudah menjadi goa wisata, dengan hiasan lampu
warna warni pada dinding goanya, juga lampu-lampu serta jalan setapak (semi
jembatan) yang memang dibuat oleh pengelola demi memanjakan pengunjung, rasanya
kalau berkunjung bersama ke Goa Lowo bersama keluarga besar nggak akan masalah.
|
Ayo kita pulang |
Kalau kamu punya kesempatan untuk berkunjung ke kabupaten
Trenggalek, kamu ingin berkunjung kemana? Btw, ada sebuah kaos yang saya beli
di kawasan Goa Lowo untuk kamu yang menuliskan komentar menarik dari pertanyaan
saya tadi. Jawabanmu akan saya tunggu hingga 16 Desember 2016 ya.
***
4 Januari 2017
Welcome tahun baru dan hai artikel blog yang sudah lama
banget nggak saya lirik. Lumayan berhari hari ya. Seharusnya komentator yang
beruntung mendapatkan oleh-oleh dari Trenggalek kemarin, sudah saya post di
tanggal 20 Desember. Tapi apa daya, padatnya pekerjaan di kantor membuat saya
jatus dan terserang tipus. Sedihnya, selain saya harus menikmati bubur hampir
setiap hari dan minum obat yang dosisnya bikin galau, ternyata saya pun
kesulitan untuk bangun dan sekedar membuka laptop demi meng-update blog ini.
Kamu perlu jaga kesehatanmu baik baik ternyata, demi tetap produktif.
By the way, setelah saya main main ke blog lagi dan mencari
jawaban atas pertanyaan saya yang menarik dan menggoda hati, pilihan saya jatuh
ke Reyza Zamzamy. Kalau saya ke Trenggalek lagi, saya juga punya keinginan
untuk mengunjungi Bukit Banyon. Semoga impian kita terwujud ya.
|
Terima kasih sudah ngasih insight buat jalan jalan ke Trenggalek lagi |
Semoga saya segera bisa kuat untuk menuliskan pengalaman traveling saya selanjutnya ya. Resolusi 2017 yang pertama adalah kembali sehat dan produktif. YOSH.
Kalau aku berkesempatan berkunjung ke kabupaten trenggalek. iya saya sekalian dateng ke goa yang sudah ada diatas, dan menikmati pemandangan alam di pulau jawa ^_^
BalasHapusTerima kasih banyak sudah ikut berpartisipasi ya.
HapusJelas goa lowo bakal jadi pilihan destinasi saya kalau ke trenggalek. Penasaran sensasi menjelajah goa kyk apa. Psti serem2 asik..
BalasHapusTerima kasih banyak sudah ikut berpartisipasi ya.
HapusAku baru pertama kali ke Trenggalek dan nggak sempat ke gua ini mba. Wah asik ya
BalasHapusSepertinya lain kali perlu coba wisata ini mba. Semoga kesampaian ya. :)
HapusAku belum pernah ke Trenggalek mba tapi klo ada kesempatan pengen juga ke Goa Lowo ini, klo aku sendiri kali pertama masuk Goa siy waktu SMP itupun Goa Jatijajar yang di Yogja itu mba, itu aja bikin serem karena kesana pas malam. Tapi aku sempat cuci muka di aliran deras sungainya yang konon bikin awet muda mungkin krn itu jg kali y mukaku masi terlihat abegeh wkwkk *mba-nya nyesel baca komen ini* :p
BalasHapusHihihi ... aku kalo ke goa malam malam nggak kuat deh.
HapusBelum pernah masuk goa-goa kayak gitu, pasti lembah-lembah gimana gitu dan mikirnya pasti susah nafas. Haha bener gak sih?
BalasHapusKalo saya ke Trenggalek mau ke rumah seorang copywriter Akarui Cha, mau belajar cara nulis. Eh rumahnya di Trenggalek bukan sih.ehe ehe
Hehehe rumahku bukan di trenggalek.
HapusTerima kasih banyak sudah ikut berpartisipasi ya.
Goa Lowo, Cha .... ini bikin penasaran postingannya. Penasaran mau lihat seperti apa penampakan goa terpanjang di Asia Tenggara. Pasti lebih seru kalau menyaksikannya sendiri, kan?
BalasHapusIya banget Bunda Niar.
HapusTahun lalu kesana, emang keren sekarang (dulu pas masih kecil sudah pernah). Secara ngga jauh banget dari kampung halaman di Kediri:) Udah ditata dengan bagus!
BalasHapusWuih mba keren, udah ke sini waktu kecil.
HapusTapi masih banyak sampah dimana mana sih mba. Semoga pengunjungnya makin sadar untuk buang sampah di tempat sampah ya.
Mauuuu...saya mau banget wisata goa.
BalasHapusMimpi dari tahun kemaren, tp ya cari goa gak semudah cari sepatu.
Semoga aja bisa kesampaian kelak ya
Aamiin. Semoga bisa segera kesampaian yaaa.
HapusTernyata lowo artinya kelelawar Ya aku baru tau.
BalasHapusAku blm pernah cari2 info ttg Trenggalek, jdi masih buta banget. Mungkin kalo ada rejwki bisa colek-colek yah buat nnya infonya.
Boleh. Silakan saja. Semoga impian kamu terwujud ya. Aamiin.
HapusSayaa sudah beberapa kali wisata ke sana mbaaak. . Tapi baru tau kalau goa lowo adlaah goa terpanjang se asia tenggara. Wkwkwkw emang panjang bangeeet sih goanya. Dulu mikir kok ndak nyampe" ujung yaa. Hehehe
BalasHapusHehehe. Mba keren, bisa jelajah goa lowo lebih jauh dibanding aku.
HapusWaktu masih kecil dulu seingat saya, saya juga pernah ke gowa lowo. Tapi lupa di daerah mana, kayaknya di jawa tengah. Kalau ke Trenggalek, boleh juga nih mampir ke goa terpanjang se asia tenggara :D
BalasHapusSemoga kesampaian ya mba.
HapusBelum pernah ke Trenggalek nih mbak. Mungkin nanti bisa kesini kalau mau jalan-jalan
BalasHapusAamiin. Semoga segera terwujud ya.
HapusKok aku kudet banget ya seumur hidup sampe hari ini belom pernah jalan-jalan ke Goa.. Hiks..
BalasHapusSemoga bisa nyobain jalan jalan ke goa ya.
HapusTapi di dalamnya gak berasa sumpek kan, Mbak? Masih banyak kelelawar ya di dalamnya?
BalasHapusGa sumpek kok mba. Kelelawarnya di bagian yang jarang dikunjungi pengunjung, kalo yang lain ga kok. Luas juga di dalamnya dan memang minim cahaya.
Hapus