|
take via freepik |
Postingan saya kali ini akan
cukup panjang, karena saya akan bercerita tentang secuil ilmu SEO yang
disampaikan oleh Niko Riansyah dan
tentang mengelola keuangan bagi seorang freelancer dari Lisnawati Pertiwi. Tapi
… karena mungkin saya masih pemula, jadi saya akan bercerita ringan saja. Mohon
maaf untuk kamu yang ingin menemukan materi berat di sini, semoga saya nggak
terlalu mengecewakan. Jadi … begini ceritanya ….
Siang menjelang dzuhur pada 9
September kemarin, saya berangkat dari Cibinong menuju Plaza Festival di
Jakarta Selatan, dengan diantar si partner. Dia tipe yang senang mengantar dan
menemani, maka dengan senang hati saya membiarkannya bersikap demikian. Persis
kakak baik hati yang senang menemani adik kecilnya kemana-mana memang. Lalu,
tibalah kami di Plaza Festival, dia melepas saya beberapa saat untuk berbaur
dan berkenalan dengan teman baru di Burger King, sekitar pukul 2 siang.
Registrasi peserta pun
berlangsung, dan acara akhirnya sedikit mundur. Saya maklum dan sedikit senang,
sebab saya punya waktu lebih banyak untuk berkenalan dengan beberapa peserta
workshop yang kebetulan duduk di kiri dan kanan saya. Hey kalian, semoga
panjang pertemanan kita ya. Umh … kamu sudah siap berpetualang dalam pikiran
saya lagi? Mari, saya mulai saja perjalanan mundur saya sepanjang mengikuti
workshop yang diadakan oleh Komunitas ISB (Indonesia Social Blogpreneur) ini
yuk! Selamat menikmati.
|
Niko Riansyah |
SEO Zaman Now
Apakah itu SEO? SEO ini merupakan singkatan
dari Search
Engine Optimize. Sebuah langkah organik untuk membuat website (dalam
hal ini, saya lebih menitik-beratkan sudut pandang pada blog) agar mudah ditemukan
oleh netizen, sebab “berhasil” berada pada page one di situs pencarian Google.
Kenapa saya menyebutnya sebagai cara organik? Sebab pihak Google juga
memberikan layanan SEM (Search Engine Marketing) yang akan membuat suatu
artikel atau situs, bisa berada pada page one Google, dengan melakukan
kerjasama bersama pihak Google Indonesia. Lho, kok Ka Acha tahu? Soalnya waktu
masih menjabat sebagai Copywriter in House di salah satu perusahaan swasta,
pernah disambangi dan berkali-kali diceritain soal ini. Sayangnya, selama
bekerja, saya belum punya kesempatan untuk belajar SEO benar benar secara
teknis dan mendalam. Maka beruntunglah saya yang bisa menikmati cerita panjang
dari Mas Niko hari itu.
|
Bedanya SEO dan SEM |
Teknik SEO sendiri, bagi blogger,
merupakan taktik agar bisa dilirik oleh algoritma dari Google yang alatnya
bejubel itu, seperti si Google Panda, si Google Pinguin, si Hummingbird – yang mereka
ini sering sekali up date dan berganti-ganti, maka mencapai adalah perjuangan,
dan mempertahankan adalah pertempuran. Lalu, bagaimana sih cara mendapatkan
quality traffic dari searche engine?
|
Inilah strateginya
(pict from Niko Riansyah's slide presentation) |
SEO bisa didapatkan oleh seorang
blogger, melalui dua cara, yaitu : On Page (usaha yang blogger lakukan melalui
berbagai artikel dalam blog-nya sendiri), dan Off Page (hal hal yang bisa kita
lakukan terhadap blog untuk mendapatkan traffic). Caranya? Gini deh, Ka Acha nego
dulu sama kamu karena Ka Acha juga masih harus banyak belajar ya, jadi saya
sampaikan semudah mungkin, semoga kamu bisa mencernanya.
Untuk mendapatkan traffic secara
On Page, hal sederhana seperti menentukan keyword dari tulisanmu lalu
membuatnya tampak “bold” seperti “SEO Zaman Now” ini misalnya. Biar si alat
pencariannya Google, tertarik dulu deh. Karena ketertarikan akan menggoda dia
untuk mengenal lebih jauh. Jadinya, blog atau situs yang kita kelola, bisa
diletakkan di rak page one-nya.
Keyword itu sendiri, ada 2, yaitu : Keyword Density
(merupakan keyword utama yang sudah ditentukan – sama kamu), juga Keyword
Placement (yang merupakan turunan dari Keyword Density tadi dan maksimal
terbentuk dari 3 kata). Ih, riyeut.
Contohnya :
Catatan pentingnya adalah,
sebaiknya Keyword Density dan Keyword Placement-nya relevan. Bagaimana? Masih
butuh pegangan sama Ka Acha biar nggak bingung? Sini sini, kita pegangan sama
Mas Niko Riansyah-nya aja.
Terus, kalau secara Off Page?
Nah, ini perjuangan lainnya. Hal sederhana seperti sudah banyak khalayak blogger
ketahui adalah dengan : Blogwalking – alias menebar jala menuju blog-mu secara
anggun, share di akun media sosial kamu, dan lain-lain. Oh ya, satu poin yang
dahulu sekali saat bekerja untuk sebuah brand, sangat saya tekankan bagi
blogger yang bekerjasama sama kantor Ka Acha – dahulu kala itu – menulis artikel
yang lebih human friendly, bukan hanya Google friendly. Tujuannya? Agar artikel
ini benar benar dibaca dan memberi faedah buat manusia, bukan hanya sama Google
saja. Kemudian … inilah sebenar-benarnya sebuah pertempuran.
Ada hal baru yang saya temukan
dalam workshop kali ini, soal adanya SEO Market Place. Ssstt … sama, saya juga
ternaganga. Jadi, ada lah market place untuk menitipkan link tulisan kita pada
web lain yang lebih besar, sehingga blog kita juga bisa mendapatkan traffic
dari sana. Dan … ini tuh berbayar. Saya belum pernah nyobain sih. Bahkan sampai
detik saya sedang kutak-kutik menuliskan posting panjang ini, saya masih belum
berani buka-buka. Takut penasaran terus beneran mau bayar, sementara kualitas
tulisan di blog Taman Rahasia Cha ini kan, rasanya masih berusaha memanjat standar
baik.
Intinya – huwah, biar cerita saya
nggak kepanjangan dan kamu malah bosan – blog itu dibuat seperti ruang tamu yang
nyaman untuk pengunjungnya, mulai dari yang human sampai si situs pencarian.
Dibuat mobile friendly dengan tampilan ringan dan nggak membuat lelah mata,
bahasan yang menyenangkan dan konsisten, juga pastinya content nggak copy paste.
Soalnya hal ini sangat membahayakan jantung si blog dan juga bloggernya suatu
ketika. Percayalah akan apa yang ditanam hari ini, akan dituai di hari nanti.
Kesimpulan dari materi SEO Zaman
Now yang mas Niko Riansyah sampaikan adalah … blogger butuh tetap berjuang
menaikkan skill SEO demi membuka peluang baik untuk blog-nya. Bukankah ini akan
memunculkan pundi-pundi lebih tebal? Aih, indahnya kalo dompet yang didudukin
itu tebal isinya sama uang, bukan sama bon tagihan utang. Itulah makanya, arus
kas perlu diatur.
|
Lisnawati Pertiwi |
Mengatur Keuangan untuk Freelancer
Ok. Sampailah kita di bahasan
yang mengundang “puyeng” selanjutnya. Kali ini mengenai cara seru mengatur
keuangan bagi freelancer seperti saya. Oh ya, kamu yang punya penghasilan tetap
dan bekerja kantoran juga perlu ternyata. Sebelumnya, terima kasih banyak untuk
Teh Liswanti Pertiwi yang sudah dengan seru sekali menyampaikan materi soal
ini. Saya tertohok akan kesehatan dompet saya sendiri, sodara sodara.
Marilah saya mulai cerita di sesi
kedua, agar tulisan ini nggak akan dicap sebagai postingan clickbait. Jadi …
kata siapa, menjadi seorang freelancer akan membuat saya – kamu juga, saya
doakan – punya penghasilan minim lalu hidup super apa adanya. Banyak kok,
blogger-blogger, atau pekerja lepas di luar sana yang punya penghasilan
berjuta-juta lalu terkenal. Mungkin kalo blog-nya terkenal banget, karena lihai
main SEO sepertinya. Duh, doakan Ka Acha, please.
Nah, uang yang masuk dan yang
keluar, ternyata wajib fardhu ain untuk diatur arus kasnya. Lah, kenapa?
Permisi, kamu nggak kepengen ngumpulin uang buat menikah? Eh mahal banget lho
ini. Nggak mau beli rumah? Ini lebih mahal lagi. Terus mikirnya, mau diutangin
saja sambil nyicil bayarnya? Silakan dipilih deh, mau hidup sederhana punya
banyak, atau hidup asik bergaya tapi keuangan merana. Hihihi … Ka Acha udah
tertohok, jadi marilah saya ajak kamu untuk ikut tertohok berjamaah.
Sebelum kamu bersiap untuk
berlatih mengatur keuanganmu saat ini, tentukan dulu, apa sih tujuanmu?
Keinginan apa yang sangat ingin kamu wujudkan dengan uangmu dalam waktu dekat? Sebab
tujuan adalah sebuah magnet penarik yang bisa membawamu mencapai tujuan itu,
tentunya dengan kesabaran dan kerja keras.
Duh, saya kan freelancer.
Penghasilan saya itu nggak pernah sama setiap bulannya. Kelap-kelip gitu lho.
Lalu bagaimana cara saya bisa menabung dalam kurun waktu tertentu yang sudah
saya tetapkan, agar bisa mencapai impian saya tadi? Jawabannya … kamu pasti
bisa dan berjuanglah walau dengan air mata. Mulailah dengan cara sederhana
untuk menabung dahulu setelah mendapatkan bayaran, membaginya untuk memenuhi
beberapa kebutuhan utama, baru bagian tersedikitnya, bisa digunakan untuk
keinginan kecil yang bisa membahagiakan hati, semacam beli es krim biar nggak
panas hati, atau jalan-jalan biar nggak kurang piknik.
Ada 5 langkah yang secara
sedehana bisa dilakukan, bukan hanya untuk saya, tapi juga kamu :
Kenali kebutuhan dengan keinginan
Kebutuhan adalah pengeluaran yang harus dipenuhi, sementara
keinginan adalah sesuatu yang tak selalu perlu untuk dipenuhi.
Hitung berapa penghasilan dan buatlah pos keuangan ideal
Zakat, sedekah, infak 5%
Cicilan utang 30%
Dana darurat 10%\
Biaya hidup 30%
Gaya hidup 10%
Investasi 15%
Buatlah catatan arus kas
Catatan ini merupakan informasi penting bagimu, untuk
mengetahui kesehatan keuanganmu atau tidak. Bahkan pengeluaran receh remeh seperti
uang parkir yang hanya 2.000 saja perlu dimasukkan ke dalam catatan ini,
apalagi urusan beli kopi, atau uang makan di tempat nongkrong demi urusan
sosialisasi.
Disiplin dalam menabung
Bagian ini nggak perlu saya jabarkan sepertinya, karena ini
zona perjuangan yang harus kita jadikan sebagai zona nyaman demi kebahagiaan si dompet.
- Tidak berlanja berlebihan dan bisa menahan segala godaan
|
Terima kasih ISB |
Sebenarnya materi-materi yang disampaikan sangat singkat padat tapi
nge-jleb ya. Karena memang, secara teori hanya sedikit, secara prakteknya luar
biasa bikin syaquittt …. Tapi mau bagaimana lagi, kalau memang sudah punya
keinginan besar, maka harus diwujudkan dengan usaha yang besar juga kan.
Hhh … jam setengah 5 acara pun berakhir. Masuk sudah ke sesi
foto dan ramah tamah sekedarnya. Saya keluar dari Burger King dengan membawa
beberapa lembar catatan untuk diri saya. Matahari senja sudah bermain-main
cantik di atas langit Jakarta Selatan. Saya membatin, bahwa ilmu perlu terus
diperjuangkan. Saya nggak mau berhenti sampai di sini, apalagi kini saja sedang
menempuh jalan pedang sebagai seorang pekerja lepas. Beruntung dukungan dari si
partner selalu menguatkan,
blogger memang harus tau tentang SEO dan mengatur keuangan yaks
BalasHapusAsyik banget dapat banyak ilmu, Mbak. SEO aku dari dulu cuma meraba2, hehe. Baru tahu ada marketplacenya.
BalasHapusTerima kasih ilmunya kak.. ❤️
BalasHapusSEO ini kayaknya prestisius banget ya. aku sempat rajin banget kemarin ngulik-ngulik SEO mulai dari nyari kata kunci. Sekarang udah malas lagi belajarnya. heu
BalasHapusSenang banget ya mba Acha dapat ilmu gini. Lalu kapan aku menerapkan SEO di blog. Butuh perjuangan dan tekad kuat nih.
BalasHapusDua materi yang sama pentingnya untuk dipelajari :)
BalasHapusSemoga nntnya penghasilannya gak kerlap kerlip lagi ya, langsung ngecrong terang benderang, Aamiin
BalasHapusMaterinya atur keuangan bermanfaat nih konsistensinya ya..
BalasHapusmantab ih tips menabungnya bagi freelance, tfs mbak
BalasHapusBiasanya kalau udah ngerti seo jadi banyak duit, nah duitnya memangharus di atur hehehee. Pas banget neh mbak judul workshopnya
BalasHapusKak Mutie ini ya komennya, hahahah...
HapusKeren banget ya ilmunya, secara SEO itu beneran penting bagi seorang blogger.
BalasHapusKalau financial sih gak perlu ditanya lagi :D
Baru tahu istilahnya SEM. Tahunya cuman iklan doang.. hehe.
BalasHapusWalau materi SEO kurang dikupas, tapi intinya macam bold keyword dan link placement pada blog yang lebih besar memang ngaruh juga sih. Saya biasa menitipkan link placement di webnya BP.
BalasHapusIeuuu penting pisannn... Thanks for sharing mbak :)
BalasHapuswah gitu ya. pinter cari duit dan mengelolanya hehehe..
BalasHapusWaaah ini mah 1-2 pulau terlampaui :D Asyiiiiik bener dapat 2 ilmu sekaligus. On dan off page ya yang penting benahi on dulu deh hihii ntar off page nya dikit2 biar ga pusing. Yg pusing itu mengatur anggaran keuangan keluarga hahaha ternyata gaya hidup ga boleh tinggi persentasenya ya, siip!
BalasHapusowalah dari kemarin dengar SEO baru sekarang kedapatan hehe
BalasHapus