Novel Fantasi Majava : Sebuah Dunia Berlatar Lokal Sunda

Percayalah … Jadi Ibu yang Bekerja dari Rumah … Nggak Semenyenangkan Itu


Hal apa saja sih yang segera terlintas dalam benakmu, jika kamu punya kesempatan emas untuk dapat bekerja dari rumah? Tetap punya penghasilan bulanan walaupun kamu nggak perlu untuk terlalu sering keluar rumah alias ngantor? Terbayang ya, urusan kerja, anak dan rumah, ter-handle dengan sempurna.  Asik nggak? Asik banget sebenarnya, tapi ya … namanya juga usaha, selalu seiring-sejalan dengan tantangan. Kan nggak seru kalau semuanya indah dan baik baik saja.


Sudah Siap Bekerja dari Rumah?

Sisi positif dan negatif yang berjalan beriringan ini, bukan untuk dibuat ngambek dan lalu menyerah sampai memutuskan untuk kembali mengirimkan CV dan surat lamaran ke berbagai perusahaan. Pikirkan baik-baik kembali, apa yang sudah dimulai, dan apa yang nantinya akan dikorbankan.

Saya sudah hampir 4 tahun menikmati rasanya menjadi perempuan yang memilih bekerja di perusahaan swasta, di luar rumah. Sepanjang setengah sembilan pagi hingga setengah lima sore untuk hari Senin sampai Jumat, dan hingga setengah satu siang di hari Sabtu, saya diminta untuk menyelesaikan banyak sekali pekerjaan kantor. Saat itu saya masih single dan pada beberapa bulan terakhir menjelang resign, saya belum punya bayi. Rasanya? Biasa saja. Hanya memang saya perlu mengatur waktu dalam sehari penuh, mana untuk bekerja dan mana untuk diri saya juga keluarga.

Tetapi kemudian muncul keputusan saya untuk resign, dan memilih bekerja saja dari rumah. Dengan banyak pertimbangan yang kalau saya pikir-pikir kembali, rasanya lebih baik dibandingkan jika saya tetap memutuskan untuk keluar rumah, bekerja di kantor. Lebih berat kepada urusan anak, sebab saya ingin punya waktu lebih banyak menemaninya bermain, dan belajar kelak. Menjadikan ia lebih dekat dengan saya, pun saya punya waktu berlebih sehingga saya masih tetap bisa berpenghasilan dari skill yang saya miliki. Lalu, apa sih yang membuat saya senang bekerja dari rumah? Dan, apa konsekuensinya?

Resign Pun Butuh Perayaan Kecil

Jam Kerja Suka-Suka
Beneran deh, bekerja dari rumah nggak menuntut saya untuk tetap duduk manis di depan laptop sepanjang pukul setengah sembilan hingga setengah lima sore lagi. Menyenangkan memang. Saya bisa mulai bekerja di jam berapapun saya mau. Saya bisa mengatur waktu duduk menghadap laptop sesuka saya. Bahkan saya nggak perlu berdandan dulu, sebelum memulai bekerja. Menyenangkan ya? Iya banget.

Hanya saja, dengan jam kerja suka-suka ini, banyak sekali konsekuensinya. Saya dituntut untuk pandai membagi waktu yang sebenarnya bukan sesuka saya, melainkan sesuka anak dan partner saya. Lho kok begitu?

 Begini, kalau si bayi sedang tidur atau ada yang membantu menjaga, tentu saya bisa menyelesaikan satu per satu to do list yang sudah saya buat. Sayangnya di sore hari, sulit saya lakukan sebab menjelang jam pulang kantornya si partner, jadi saya punya kewajiban lain untuk menyiapkan makan malam. Tugas utama sebagai ibu dan istri kan lebih utama, bagi saya. Akan selalu ada interupsi dari si kecil juga, di saat saya sedang traffic luar biasa. Bisa mendadak pusing kepala ini rasanya. Mau marah-marah tapi nanti malah berantakan semuanya. Pada akhirnya, jam kerja suka-suka ini menyenangkan namun menuntut kesabaran, kedisiplinan, dan tentunya kewarasan tingkat tinggi.

Pengeluaran untuk Urusan Sosialisasi Jadi Teratur
Siapa sih yang bekerja di sebuah kantor, tapi nggak pernah sekedar ngumpul atau minimal makan siang bersama rekan kerja? Hal wajib itu. Nggak lucu kalau kita terus-menerus menyendiri dan memilih makan siang sendirian sambil menyelesaikan pekerjaan. Bukan gaya yang baik sebenarnya, kalau menurut saya pribadi.

Tapi ya, karakter setiap orang berbeda-beda. Ada yang nyaman bersosialisasi dengan banyak orang, ada pula yang nggak merasa nyaman, atau nyaman hanya dengan orang tertentu yang kemudian dia anggap dekat saja. Nah, bekerja dari rumah, menjadikan seseorang – saya misalnya – jadi nggak perlu terlalu sering menghabiskan waktu di luar rumah hanya untuk melewatkan waktu makan siang dengan mengobrol tatap muka sama rekan kerja. Seru? Umm, karena saya bukan introvert sepenuhnya alias ambivert, kadang saya bosan luar biasa dan kangen berat untuk sekedar ngumpul ngobrol ngalor ngidul bareng teman-teman saya.

Senangnya, pengeluaran untuk kumpul bareng teman ini akan teratur dengan baik. Sayangnya, karena jarang keluar rumah untuk bersosialisasi, sementara waktu saya sudah lebih banyak dibagi untuk urusan deadline, anak, juga rumah, kadang malas saja untuk keluar. Padahal kalau sudah di luar rumah, saya seringnya nggak mau buru-buru pulang. Lalu, untuk keluar rumah pun, akan banyak pertimbangan soal waktu dan si kecil, jadi kalau janjian sama teman, saya jadi agak ketat sih.

Bebas Mengembangkan Diri Di Rumah
Kembali lagi, dengan bekerja di rumah, maka rumah adalah kantor dan kantor tadi … ya rumah. Padahal sebenarnya, rumah adalah pengertian dari suatu tempat yang nyaman untuk relaks, jauh dari mumet puyengnya urusan pekerjaan yang menuntut. Tapi mau bagaimana lagi? Kan mencari penghasilannya dari rumah.

Jangan mentang-mentang bekerja dari rumah, jadi setiap ada waktu untuk sekedar makan malam atau mengobrol bersama partner dan anak, malah dialihfungsikan sebagai waktu bekerja, alih-alih dikejar deadline. Kalau seperti itu, sebenarnya untuk saya sendiri, jadi mengorbankan hak anggota keluarga. Sudah memberanikan diri untuk memilih bekerja dari rumah, tapi taunya malah di rumah asik kerja dan lupa hak keluarga, duh duh duh.

Istilah bebas berkreasi dan mengembangkan diri di rumah, ternyata nggak seindah yang saya bayangkan. Akan ada banyak waktu yang menuntut untuk dihabiskan bersama keluarga. Akan ada banyak waktu lainnya yang disita oleh pekerjaan. Lalu untuk diri sendiri? Kapan bisa mengembangkan dirinya? Lalu istirahatnya kapan?
 
Senang-Senang Itu Kebutuhan

Ibu yang memilih bekerja dari rumah, pada akhirnya senang sekali diteror oleh masalah kecil yang hampir setiap hari terjadi, menumpuk, lalu bikin pengen nangis jerit-jerit. Menurut saya, ada dua masalah yang sering terjadi, dan membuat saya jadi emosi tingkat tinggi.

Stres
Jangan dikira, stres akibat pekerjaan akan berkurang alih-alih dilakukan di rumah. Oh, nggak! Malah bertambah. Tentu saja karena pembagian waktu kerja, waktu bermain bersama si kecil, dan waktu mengobrol dengan partner ini nggak bisa diatur dengan ketat. Bayangkan saja, sedang banyak-banyaknya deadline, anak bisa saja sakit atau rewel minta perhatian terus, sementara “rasanya” nggak ada seorang pun yang mau membantu. Anggap saja si partner sibuk sehingga sampai di rumah pun pada akhirnya nggak dapat bantuan juga. Lalu, mulailah pikiran ini berusaha positif mengingat-ingat bahwa tugas sebagai Ibu dan Istri merupakan skala prioritas, tapi pekerjaan pun minta diprioritaskan.

Itu kalau sedang nggak waras, mungkin saya bisa ngedumel sepanjang hari saking pusing nyut-nyutannya kepala ini, ditambah sebal karena rasanya segala beban nemplok dengan aduhai di pundak saya.

Kurang Me Time
Hampir setiap waktu berheboh-ria mengelola pekerjaan, rumah, dan anak, menjadi penyumbang terbesar kurangnya waktu para ibu yang memilih untuk bekerja dari rumah, sekedar bersantai dan menikmati waktu untuk dirinya sendiri. Jujur, saya pun harus banyak berlapang dada untuk poin ini. Sering pula saya mengelus dada sembari berujar. “sabar ya … sabar” tapi nggak selalu mempan.

Makanya, demi mengurangi stres dan memanfaatkan waktu me time yang super duper minim, saya memilih LAZADA sebagai teman bersantai sejenak. Windows Shopping sambil lirik-lirik berbagai produk yang menggoda iman dan kadang memang dompet ini terkuras tanpa disadari gitu. Ya masa … sudah lelah lelah bekerja, si penghasilan nggak dimanfaat sedikit saja untuk kesenangan pribadi? Nggak minta sama partner ini. Hihi ….
 
Festival Belanja Lazada 11.11

Kebetulan banget, akan ada Lazada 11.11 alias Festival Belanja Lazada 11.11 – Diskon Terbesar 24 Jam! Program dari Lazada ini akan berlangsung sepanjang 11 November, dengan berbagai promo yang nggak cuma menggoda saya, tapi mungkin juga kamu. Hmm … kalau ditanya wishlist saya untuk menyenangkan diri nanti apa, saya nggak muluk-muluk kok. Cuma sedang ingin punya tas punggung lucu yang kece untuk diajak meeting sama klien. Udah sih itu aja, tapi … karena selera saya ini suka “ajaib sendiri” jadi windows shopping adalah kekuatan terbesar untuk akhirnya jempol ini memasukkan si pilihan ke chart lalu checkout dengan sukses.

Dan lagi, karena Festival Belanja Lazada 11.11 ini cuma seharian, jadi sebenarnya saya sudah mulai windows shopping ditambah memperbanyak waktu menyelesaikan pekerjaan, biar 11 November nanti bisa sedikit santai rebahan guling-guling buat online shopping. Karena inilah cara teremeh saya untuk menghargai perjuangan saya selama ini. Masa sudah lelah bekerja, jadi Ibu dan Istri, sampai nggak sempat manjakan diri? Nanti bisa jadi sering sensi baper dan malah lebih banyak yang nggak kelar dong.





Komentar

  1. Klo saya malah seneng kerja dirumah mba, soalnya saya tipe anak rumahan. Saya ga suka kemacetan, ga bsa tidur siang, ga bsa kerja pake daster klo diluar hag..hag. .hag

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi ini salah satu untungnya kerja dari rumah.

      Hapus
  2. Aku pun lebih suka kerja di rumah, karena gak wajib mandi pagi. Hahahaha.
    Tapi konsekuensi kalo pas ada deadline itu setrikaan dan cucian ngendon sampe beranak pinak, hiks hiks

    BalasHapus
  3. Mungkin maksud mba itu ambivert ya.
    Aku udah download aplikasi lazada. Sekarang lagi banyak diskonnya. Artikelnya bermanfaat ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih koreksinya.

      Yuk hari ini #Lazada1111 #FestivalBelanja1111

      Hapus
  4. cadasss , dua hari lagi bunda, nanti pas momen 11.11. bisa lepaskan semua stress dan meraih barang impian ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Hari ini banget ini #Lazada1111 #FestivalBelanja1111 nya.

      Hapus
  5. tawaran 11.11 ini emang menggiurkan! hahaha.. gak bisa dilewatin gitu aja..

    BalasHapus
  6. Waaaaa ga sabar nunggu 11.11 deh jadinya
    Kata siapa ibu bekerja dirumah jadi kurang belanja, hari gini semua tinggal pencet kok #eh
    Aku udah milih2 beberapa barang, masuk wishlist. Tanggal 11.11 tinggal proses hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangaaaatt #Lazada1111 #FestivalBelanja1111 hari ini banget.

      Hapus
  7. Curhatannya sama banget dgn saya nih. Justru banyak kerjaanyg keteteran karena urusan rumah tanggak ga selesai2 hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha iya nih. Urusan rumah tangga lebih bikin lelah dan menghabiskan banyak waktu. Makanya ibu ibu itu perlu didukung dan dibantu.

      Hapus
  8. tinggal menghitung hari niih 11 11....
    siap2 list belanjaan dan jangan tergoda yang tidak2 hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yok semangat #Lazada1111 #FestivalBelanja1111 hari ini banget

      Hapus
  9. Saatnya me time deh di 11.11 bareng lazada

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yoookkk. Udah masuk #Lazada1111 #FestivalBelanja1111 nih.

      Hapus
  10. Aku gak sabaar menunggu 11.11 dan ssh bikin wish list hahahaha

    BalasHapus
  11. Kalau liat teman2 yang 100 persen di rumah kayaknya pembagian waktu harus disiplin ya. Kayak nungguin 11.11 aja heboh its ok. Pilihan tetap pada harga dan yang lagi saya butuhkan hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi sayangnya pembagian waktu suka diselingi interupsi hal lain.

      Memang kudu tangguh.

      Hapus
  12. Kadang-kadang saya masih gak menyangka kalau memilih jadi ibu rumah tangga dan merasa nyaman. Saya memang pramg rumahan. Tetapi, dulu pekerjaan rumah bukan sesuatu yang suka hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya pun termasuk yang "benci pekerjaan rumah tangga" juga mba. Lebih mudah merasa lelah aja kalo lagi handle semuanya sendiri. Alhamdulillah dengan menyenangkan diri sebentar, bisa jadi stress release.

      Hapus
  13. Banyak belanja aja, Cha. Biar stres jadi berkurang. Pindahin aja dana sosialisasi ke dana belanja. Apalagi belanja jaman now banyak diskon. Hehehehe...

    BalasHapus
  14. Bener banget tuh semua poinnya... Berasa tersindir... Hehehe... Makanya aku juga udah nyiapin budget khusus nih buat menyambut 11.11 nanti

    BalasHapus
  15. Mbak toss kita..aku lebih pilih online shopping biar praktis dan bisa jadi me time kwkwwk
    Dan habis belanja selalu disipi doa, semoga mas kurir nganternya pas enggak ada suami hihihi..Biar enggak dikepoin, pasti beli baju atau kerudung lagi :D

    BalasHapus
  16. Smnjaknmemutuskn jd ibu RT.. seneng waktu isa lbh bnyk sama anak2 manfaatkn waktu bngt.. flashale 11:11 dan ada bbrp wishlist siap2 mudah2an kbagian

    BalasHapus
  17. Kalau kerja di rumah lebih berat effortnya krn kita yg memenej diri ga ada yg atur2..komitmen n disiplin perku banget yak...hehe..

    BalasHapus
  18. Jangann baper yahh mbak Acha
    bahagiakan diri sendiri sama belanja2 wishlistnya di Festival Belanja LAzada 11.11
    Biar kata berkerja dri rumah, ada juga seneng dan rintangannya teteup semangat yahh mbak, Apalagi profesi sbagai ibu dan istriii
    Mbak Acha bisaa ^_^
    Good Luck mbak :*

    BalasHapus
  19. Saya kalau bekerja di rumah suka-suka, nggak bisa sedisiplin waktu di tempat kerja.

    BalasHapus
  20. Aku awal-awal jadi full time mom, borosnya ya ampun... sampe yang ngga penting itu dibeli, sering bocor di pengeluaran baju-baju aku sendiri sih huhu mulai sadar pentingnya mengelola keuangan saat menghadiri event tentang pengelolaan keuangan,setelah itu buat pos khusus untuk belanja baju, misal 500 per bulan, jadi jika lebih dari itu ya puasa dulu sebulan hehe.. akupun sering lho belanja di lazada hehe 11.11 kemarin bikin happy deh.. tapi tetep ingat ngga sampai melebihi batas hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Walahhh .... Sejak resign aku malah udah lama banget nih belum jajan baju lagi.

      Hapus
  21. Tukisan ini mewakili apa yg aku alami dna rasakan banget Mom, hehe. I know how it feels. That's why kita butuh mengapresiasi diri atas apa yg udaa kita lakukan.

    BalasHapus
  22. mmm... semua ada plus minusnya ya. yang penting tetap hepi bagaimana pun keadaanmu :)

    BalasHapus
  23. Kera di rumah, dengan jam kerja suka-suka memang banyak sekali konsekuensinya. Pandai membagi waktu sangat penting. Terutama menyediakan Me Time untuk Stress Release.

    BalasHapus
  24. promo 11.11 ini serentak dibanyak online shop, duh kemaren jadi gagal puasa belanja online shop, diskonya ituloh menggiurkan banget.hehe

    BalasHapus
  25. Aku sudah memasuki tahun ke 3 nih stay di rumah. 2 tahun pertama aku cukup stres karena merasa tidak produktif lagi. tapi setelah mulai nulis di blog, aku mulai merasa produktif kembali :)

    BalasHapus
  26. Iya Cha, gak semenyenangkan bayangan orang-orang ya hihi

    Kita memang perlu sesekal me time karena kerjaan dari rumahnya seorang istri itu tidak ada habisnya.

    BalasHapus
  27. Aku udah merasakan dua-duanya, bekerja dari rumah dan full time. Dan bekerja di rumah itu, tak semudah yang orang bayangkan. Sama aja sibukya ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan sama aja capeknya. Malah banyakan capeknya, kalau buat aku sekarang sih Teh.

      Hapus

Posting Komentar