Hal apa saja sih yang segera terlintas dalam benakmu, jika
kamu punya kesempatan emas untuk dapat bekerja dari rumah? Tetap punya
penghasilan bulanan walaupun kamu nggak perlu untuk terlalu sering keluar rumah
alias ngantor? Terbayang ya, urusan kerja, anak dan rumah, ter-handle dengan sempurna.
Asik nggak? Asik banget sebenarnya, tapi
ya … namanya juga usaha, selalu seiring-sejalan dengan tantangan. Kan nggak
seru kalau semuanya indah dan baik baik saja.
|
Sudah Siap Bekerja dari Rumah? |
Sisi positif dan negatif yang berjalan beriringan ini, bukan
untuk dibuat ngambek dan lalu menyerah sampai memutuskan untuk kembali
mengirimkan CV dan surat lamaran ke berbagai perusahaan. Pikirkan baik-baik
kembali, apa yang sudah dimulai, dan apa yang nantinya akan dikorbankan.
Saya sudah hampir 4 tahun menikmati rasanya menjadi perempuan
yang memilih bekerja di perusahaan swasta, di luar rumah. Sepanjang setengah
sembilan pagi hingga setengah lima sore untuk hari Senin sampai Jumat, dan
hingga setengah satu siang di hari Sabtu, saya diminta untuk menyelesaikan
banyak sekali pekerjaan kantor. Saat itu saya masih single dan pada beberapa
bulan terakhir menjelang resign, saya belum punya bayi. Rasanya? Biasa saja.
Hanya memang saya perlu mengatur waktu dalam sehari penuh, mana untuk bekerja
dan mana untuk diri saya juga keluarga.
Tetapi kemudian muncul keputusan saya untuk resign, dan
memilih bekerja saja dari rumah. Dengan banyak pertimbangan yang kalau saya
pikir-pikir kembali, rasanya lebih baik dibandingkan jika saya tetap memutuskan
untuk keluar rumah, bekerja di kantor. Lebih berat kepada urusan anak, sebab
saya ingin punya waktu lebih banyak menemaninya bermain, dan belajar kelak.
Menjadikan ia lebih dekat dengan saya, pun saya punya waktu berlebih sehingga
saya masih tetap bisa berpenghasilan dari skill yang saya miliki. Lalu, apa sih
yang membuat saya senang bekerja dari rumah? Dan, apa konsekuensinya?
|
Resign Pun Butuh Perayaan Kecil |
Jam Kerja Suka-Suka
Beneran deh, bekerja dari rumah nggak menuntut saya untuk
tetap duduk manis di depan laptop sepanjang pukul setengah sembilan hingga
setengah lima sore lagi. Menyenangkan memang. Saya bisa mulai bekerja di jam
berapapun saya mau. Saya bisa mengatur waktu duduk menghadap laptop sesuka
saya. Bahkan saya nggak perlu berdandan dulu, sebelum memulai bekerja.
Menyenangkan ya? Iya banget.
Hanya saja, dengan jam kerja suka-suka ini, banyak sekali
konsekuensinya. Saya dituntut untuk pandai membagi waktu yang sebenarnya bukan
sesuka saya, melainkan sesuka anak dan partner saya. Lho kok begitu?
Begini, kalau si bayi
sedang tidur atau ada yang membantu menjaga, tentu saya bisa menyelesaikan satu
per satu to do list yang sudah saya buat. Sayangnya di sore hari, sulit saya
lakukan sebab menjelang jam pulang kantornya si partner, jadi saya punya
kewajiban lain untuk menyiapkan makan malam. Tugas utama sebagai ibu dan istri
kan lebih utama, bagi saya. Akan selalu ada interupsi dari si kecil juga, di
saat saya sedang traffic luar biasa. Bisa mendadak pusing kepala ini rasanya.
Mau marah-marah tapi nanti malah berantakan semuanya. Pada akhirnya, jam kerja
suka-suka ini menyenangkan namun menuntut kesabaran, kedisiplinan, dan tentunya
kewarasan tingkat tinggi.
Pengeluaran untuk Urusan Sosialisasi Jadi Teratur
Siapa sih yang bekerja di sebuah kantor, tapi nggak pernah
sekedar ngumpul atau minimal makan siang bersama rekan kerja? Hal wajib itu. Nggak
lucu kalau kita terus-menerus menyendiri dan memilih makan siang sendirian
sambil menyelesaikan pekerjaan. Bukan gaya yang baik sebenarnya, kalau menurut
saya pribadi.
Tapi ya, karakter setiap orang berbeda-beda. Ada yang nyaman
bersosialisasi dengan banyak orang, ada pula yang nggak merasa nyaman, atau
nyaman hanya dengan orang tertentu yang kemudian dia anggap dekat saja. Nah,
bekerja dari rumah, menjadikan seseorang – saya misalnya – jadi nggak perlu terlalu
sering menghabiskan waktu di luar rumah hanya untuk melewatkan waktu makan
siang dengan mengobrol tatap muka sama rekan kerja. Seru? Umm, karena saya
bukan introvert sepenuhnya alias ambivert, kadang saya bosan luar biasa dan
kangen berat untuk sekedar ngumpul ngobrol ngalor ngidul bareng teman-teman
saya.
Senangnya, pengeluaran untuk kumpul bareng teman ini akan
teratur dengan baik. Sayangnya, karena jarang keluar rumah untuk
bersosialisasi, sementara waktu saya sudah lebih banyak dibagi untuk urusan
deadline, anak, juga rumah, kadang malas saja untuk keluar. Padahal kalau sudah
di luar rumah, saya seringnya nggak mau buru-buru pulang. Lalu, untuk keluar
rumah pun, akan banyak pertimbangan soal waktu dan si kecil, jadi kalau janjian
sama teman, saya jadi agak ketat sih.
Bebas Mengembangkan Diri Di Rumah
Kembali lagi, dengan bekerja di rumah, maka rumah adalah
kantor dan kantor tadi … ya rumah. Padahal sebenarnya, rumah adalah pengertian
dari suatu tempat yang nyaman untuk relaks, jauh dari mumet puyengnya urusan
pekerjaan yang menuntut. Tapi mau bagaimana lagi? Kan mencari penghasilannya
dari rumah.
Jangan mentang-mentang bekerja dari rumah, jadi setiap ada
waktu untuk sekedar makan malam atau mengobrol bersama partner dan anak, malah
dialihfungsikan sebagai waktu bekerja, alih-alih dikejar deadline. Kalau
seperti itu, sebenarnya untuk saya sendiri, jadi mengorbankan hak anggota
keluarga. Sudah memberanikan diri untuk memilih bekerja dari rumah, tapi taunya
malah di rumah asik kerja dan lupa hak keluarga, duh duh duh.
Istilah bebas berkreasi dan mengembangkan diri di rumah,
ternyata nggak seindah yang saya bayangkan. Akan ada banyak waktu yang menuntut
untuk dihabiskan bersama keluarga. Akan ada banyak waktu lainnya yang disita
oleh pekerjaan. Lalu untuk diri sendiri? Kapan bisa mengembangkan dirinya? Lalu
istirahatnya kapan?
|
Senang-Senang Itu Kebutuhan |
Ibu yang memilih bekerja dari rumah, pada akhirnya senang
sekali diteror oleh masalah kecil yang hampir setiap hari terjadi, menumpuk,
lalu bikin pengen nangis jerit-jerit. Menurut saya, ada dua masalah yang sering
terjadi, dan membuat saya jadi emosi tingkat tinggi.
Stres
Jangan dikira, stres akibat pekerjaan akan berkurang
alih-alih dilakukan di rumah. Oh, nggak! Malah bertambah. Tentu saja karena
pembagian waktu kerja, waktu bermain bersama si kecil, dan waktu mengobrol
dengan partner ini nggak bisa diatur dengan ketat. Bayangkan saja, sedang
banyak-banyaknya deadline, anak bisa saja sakit atau rewel minta perhatian
terus, sementara “rasanya” nggak ada seorang pun yang mau membantu. Anggap saja
si partner sibuk sehingga sampai di rumah pun pada akhirnya nggak dapat bantuan
juga. Lalu, mulailah pikiran ini berusaha positif mengingat-ingat bahwa tugas
sebagai Ibu dan Istri merupakan skala prioritas, tapi pekerjaan pun minta
diprioritaskan.
Itu kalau sedang nggak waras, mungkin saya bisa ngedumel
sepanjang hari saking pusing nyut-nyutannya kepala ini, ditambah sebal karena
rasanya segala beban nemplok dengan aduhai di pundak saya.
Kurang Me Time
Hampir setiap waktu berheboh-ria mengelola pekerjaan, rumah,
dan anak, menjadi penyumbang terbesar kurangnya waktu para ibu yang memilih
untuk bekerja dari rumah, sekedar bersantai dan menikmati waktu untuk dirinya
sendiri. Jujur, saya pun harus banyak berlapang dada untuk poin ini. Sering
pula saya mengelus dada sembari berujar. “sabar ya … sabar” tapi nggak selalu
mempan.
Makanya, demi mengurangi stres dan memanfaatkan waktu me
time yang super duper minim, saya memilih LAZADA sebagai teman bersantai
sejenak. Windows Shopping sambil lirik-lirik berbagai produk yang menggoda iman
dan kadang memang dompet ini terkuras tanpa disadari gitu. Ya masa … sudah
lelah lelah bekerja, si penghasilan nggak dimanfaat sedikit saja untuk
kesenangan pribadi? Nggak minta sama partner ini. Hihi ….
|
Festival Belanja Lazada 11.11 |
Kebetulan banget, akan ada
Lazada 11.11 alias Festival Belanja
Lazada 11.11 – Diskon Terbesar 24 Jam! Program dari Lazada ini akan berlangsung
sepanjang 11 November, dengan berbagai promo yang nggak cuma menggoda saya,
tapi mungkin juga kamu. Hmm … kalau ditanya wishlist saya untuk menyenangkan
diri nanti apa, saya nggak muluk-muluk kok. Cuma sedang ingin punya tas
punggung lucu yang kece untuk diajak meeting sama klien. Udah sih itu aja, tapi
… karena selera saya ini suka “ajaib sendiri” jadi windows shopping adalah
kekuatan terbesar untuk akhirnya jempol ini memasukkan si pilihan ke chart lalu
checkout dengan sukses.
Dan lagi, karena Festival Belanja Lazada 11.11 ini cuma seharian,
jadi sebenarnya saya sudah mulai windows shopping ditambah memperbanyak waktu
menyelesaikan pekerjaan, biar 11 November nanti bisa sedikit santai rebahan
guling-guling buat online shopping. Karena inilah cara teremeh saya untuk
menghargai perjuangan saya selama ini. Masa sudah lelah bekerja, jadi Ibu dan
Istri, sampai nggak sempat manjakan diri? Nanti bisa jadi sering sensi baper
dan malah lebih banyak yang nggak kelar dong.
Klo saya malah seneng kerja dirumah mba, soalnya saya tipe anak rumahan. Saya ga suka kemacetan, ga bsa tidur siang, ga bsa kerja pake daster klo diluar hag..hag. .hag
BalasHapusHihihi ini salah satu untungnya kerja dari rumah.
HapusAku pun lebih suka kerja di rumah, karena gak wajib mandi pagi. Hahahaha.
BalasHapusTapi konsekuensi kalo pas ada deadline itu setrikaan dan cucian ngendon sampe beranak pinak, hiks hiks
Nah konsekuensinya ini lho.
HapusMungkin maksud mba itu ambivert ya.
BalasHapusAku udah download aplikasi lazada. Sekarang lagi banyak diskonnya. Artikelnya bermanfaat ��
Makasih koreksinya.
HapusYuk hari ini #Lazada1111 #FestivalBelanja1111
cadasss , dua hari lagi bunda, nanti pas momen 11.11. bisa lepaskan semua stress dan meraih barang impian ya
BalasHapusAamiin. Hari ini banget ini #Lazada1111 #FestivalBelanja1111 nya.
Hapustawaran 11.11 ini emang menggiurkan! hahaha.. gak bisa dilewatin gitu aja..
BalasHapusBangeeeettt. Jadi hari ini kudu gercep.
HapusWaaaaa ga sabar nunggu 11.11 deh jadinya
BalasHapusKata siapa ibu bekerja dirumah jadi kurang belanja, hari gini semua tinggal pencet kok #eh
Aku udah milih2 beberapa barang, masuk wishlist. Tanggal 11.11 tinggal proses hehehe
Semangaaaatt #Lazada1111 #FestivalBelanja1111 hari ini banget.
HapusCurhatannya sama banget dgn saya nih. Justru banyak kerjaanyg keteteran karena urusan rumah tanggak ga selesai2 hehe
BalasHapusHahaha iya nih. Urusan rumah tangga lebih bikin lelah dan menghabiskan banyak waktu. Makanya ibu ibu itu perlu didukung dan dibantu.
Hapustinggal menghitung hari niih 11 11....
BalasHapussiap2 list belanjaan dan jangan tergoda yang tidak2 hahaha
Yok semangat #Lazada1111 #FestivalBelanja1111 hari ini banget
HapusSaatnya me time deh di 11.11 bareng lazada
BalasHapusYoookkk. Udah masuk #Lazada1111 #FestivalBelanja1111 nih.
HapusAku gak sabaar menunggu 11.11 dan ssh bikin wish list hahahaha
BalasHapusSemangaaaatt #Lazada1111 #FestivalBelanja1111
HapusKalau liat teman2 yang 100 persen di rumah kayaknya pembagian waktu harus disiplin ya. Kayak nungguin 11.11 aja heboh its ok. Pilihan tetap pada harga dan yang lagi saya butuhkan hahaha
BalasHapusTapi sayangnya pembagian waktu suka diselingi interupsi hal lain.
HapusMemang kudu tangguh.
Kadang-kadang saya masih gak menyangka kalau memilih jadi ibu rumah tangga dan merasa nyaman. Saya memang pramg rumahan. Tetapi, dulu pekerjaan rumah bukan sesuatu yang suka hehehe
BalasHapusSaya pun termasuk yang "benci pekerjaan rumah tangga" juga mba. Lebih mudah merasa lelah aja kalo lagi handle semuanya sendiri. Alhamdulillah dengan menyenangkan diri sebentar, bisa jadi stress release.
HapusBanyak belanja aja, Cha. Biar stres jadi berkurang. Pindahin aja dana sosialisasi ke dana belanja. Apalagi belanja jaman now banyak diskon. Hehehehe...
BalasHapusIyes bangeeeeettt.
HapusBener banget tuh semua poinnya... Berasa tersindir... Hehehe... Makanya aku juga udah nyiapin budget khusus nih buat menyambut 11.11 nanti
BalasHapusEih semangat terus mba.
HapusMbak toss kita..aku lebih pilih online shopping biar praktis dan bisa jadi me time kwkwwk
BalasHapusDan habis belanja selalu disipi doa, semoga mas kurir nganternya pas enggak ada suami hihihi..Biar enggak dikepoin, pasti beli baju atau kerudung lagi :D
Hihihi sampe gitu ya mba. Hihihi.
HapusSmnjaknmemutuskn jd ibu RT.. seneng waktu isa lbh bnyk sama anak2 manfaatkn waktu bngt.. flashale 11:11 dan ada bbrp wishlist siap2 mudah2an kbagian
BalasHapusSemangat teruuusss
HapusKalau kerja di rumah lebih berat effortnya krn kita yg memenej diri ga ada yg atur2..komitmen n disiplin perku banget yak...hehe..
BalasHapusBetul banget mba.
HapusJangann baper yahh mbak Acha
BalasHapusbahagiakan diri sendiri sama belanja2 wishlistnya di Festival Belanja LAzada 11.11
Biar kata berkerja dri rumah, ada juga seneng dan rintangannya teteup semangat yahh mbak, Apalagi profesi sbagai ibu dan istriii
Mbak Acha bisaa ^_^
Good Luck mbak :*
Semangat buat kita mba.
HapusSaya kalau bekerja di rumah suka-suka, nggak bisa sedisiplin waktu di tempat kerja.
BalasHapusItulah tantangannya mba.
HapusAku awal-awal jadi full time mom, borosnya ya ampun... sampe yang ngga penting itu dibeli, sering bocor di pengeluaran baju-baju aku sendiri sih huhu mulai sadar pentingnya mengelola keuangan saat menghadiri event tentang pengelolaan keuangan,setelah itu buat pos khusus untuk belanja baju, misal 500 per bulan, jadi jika lebih dari itu ya puasa dulu sebulan hehe.. akupun sering lho belanja di lazada hehe 11.11 kemarin bikin happy deh.. tapi tetep ingat ngga sampai melebihi batas hehe
BalasHapusWalahhh .... Sejak resign aku malah udah lama banget nih belum jajan baju lagi.
HapusTukisan ini mewakili apa yg aku alami dna rasakan banget Mom, hehe. I know how it feels. That's why kita butuh mengapresiasi diri atas apa yg udaa kita lakukan.
BalasHapusSemangat buat kita, mba.
Hapusmmm... semua ada plus minusnya ya. yang penting tetap hepi bagaimana pun keadaanmu :)
BalasHapusBetul. Semangat buat kita. Mba.
HapusKera di rumah, dengan jam kerja suka-suka memang banyak sekali konsekuensinya. Pandai membagi waktu sangat penting. Terutama menyediakan Me Time untuk Stress Release.
BalasHapusIya bangeeetttt.
Hapuspromo 11.11 ini serentak dibanyak online shop, duh kemaren jadi gagal puasa belanja online shop, diskonya ituloh menggiurkan banget.hehe
BalasHapusHihihi ... Dan diskon akan selalu ada.
HapusAku sudah memasuki tahun ke 3 nih stay di rumah. 2 tahun pertama aku cukup stres karena merasa tidak produktif lagi. tapi setelah mulai nulis di blog, aku mulai merasa produktif kembali :)
BalasHapusSemangat terus mba.
HapusIya Cha, gak semenyenangkan bayangan orang-orang ya hihi
BalasHapusKita memang perlu sesekal me time karena kerjaan dari rumahnya seorang istri itu tidak ada habisnya.
Betul banget. Nggak udah udah kerjaannya.
HapusAku udah merasakan dua-duanya, bekerja dari rumah dan full time. Dan bekerja di rumah itu, tak semudah yang orang bayangkan. Sama aja sibukya ya
BalasHapusDan sama aja capeknya. Malah banyakan capeknya, kalau buat aku sekarang sih Teh.
Hapus