Sebelumnya, saya akan mengakui dulu, kalau saya bukanlah
klan pengikut setia film Transformer. Saya hanya tahu sedikit banyak, namun
saat berkesempatan untuk menyaksikan film Bumblebee yang bahkan dipenuhi oleh
banyak anak-anak di ruang studio, saya merasa beruntung karena bisa menikmati
film yang sebenarnya disarankan untuk ditonton seseorang pada rentang usia 13
tahun ke atas ini. Sedikit menyayangkan memang, tentang banyaknya orangtua yang
bahagia sekali mengajak anak-anak ke bisokop untuk menonton film animasi atau
bertema fantasi, tanpa memerhatikan saran usia dan review terlebih dahulu.
Semoga kelak saya nggak akan begini. Makanya saya sekarang semakin menikmati
hobi menonton saya dan latihan menonton film yang “warna-warni” biar punya
cukup referensi untuk tontonan anak-anak saya di rumah, nanti. Mohon doakan
saya ya.
|
via MovieWeb(dot)com |
Kisah dalam film Bumblebee ini dimulai dari planet Cyberton,
masa peperangan sengit antara Autobots dan Decepticon. Nah, sebenarnya, si
Bumbleebee ini punya nama asli, yaitu B-127. Karena film Bumblebee ini spin off
dari seri
Autobots yang lain, mungkin kamu
sudah tahu ya. Si Bumblebee ini ditugaskan sama ketuanya, Optimus Prime, untuk ngebangun
markas di planet Bumi. Itulah awal mula kisah perjalanan Bumblebee di Bumi
sampai menemukan teman dan perlahan tapi pasti, menjalankan misinya.
Set cerita yang menunjukkan kehidupan remaja di tahun 1987 membuat saya belajar, oh … ternyata teknologi di
jaman itu, begitu ya. Ceritanya pun jadi khas tahun 80-an – walau saya tahunya
dari bacaan karena jaman itu, saya lahir pun belum … hihihi. Lanjut ya.
Lalu si B-127 tibalah di Bumi, sayangnya dia dikejar
Blitzwing yang merupakan anggota Decepticon, dan suaranya pun dirusak oleh
Blitzwing. Beruntungnya, walaupun B-127 juga dikejar oleh Jack Burns dan timnya
karena dikira si Bumblebee ini robot penyerang nggak terduga atau mungkin juga
alien, tapi Bublebee bisa menyelamatkan diri dan berakhir di tumpukan mobil tua
pada sebuah bengkel. Bumblebee sebelumnya sudah mengadaptasi dirinya menjadi
mobil VW Bettle warna kuning. Mobilnya kiyut lho.
Di tumpukan mobil dan kapal bekas itulah, Bumblebee bertemu
sama teknisi muda cantik dan juga berani bernama Charlie. Sebenarnya sih, kalau
dari sudut pandang saya, Charlie yang beruntung karena bertemu dengan Bumblebee,
mobil VW
Bettle yang ternyata robot pintar
dan bikin dia bisa senyum lagi, setelah kesedihan panjang yang membuatnya
murung akibat meninggalnya sang Ayah. Pun Charlie harus menerima kenyataan
kalau ibunya menikah lagi, dan adiknya bahagia-bahagia saja sementara dia
nggak.
Dari sinilah, warna-warni kehidupan Charlie yang masih remaja,
18 tahun kalau saya nggak salah ingat – kalau saya lupa mohon diingatkan di
komen ya – dengan Bumblebee yang lucu, dan pintar, juga baik hati. Nah, karena
si tokoh Charlie ini 18 tahun alias remaja juga sih yang bikin saya sempat
lirik kanan-kiri di ruang studio. Itu anak-anak yang kelihatan berusia di bawah
10 tahun kan jadi pada banyak nanya kritis ke orangtua mereka sepanjang menonton.
Memang sih, film Bumblebee ini bikin hati saya hangat, karena
menitikberatkan sama kisah persahabatan remaja. Tapi, ada bumbu cinta ala
remaja 80-an yang … memang … manis sih. Tapi, adalah ya, scene dimana yang
ditampilkan adalah remaja – saingan Charlie – yang berbaju seksi dengan dada
kemana-mana. Kadang kasihan juga kalau anak-anak jadi bertanya soal kepantasan
berpakaian seperti itu sama orangtuanya sepanjang menonton, apalagi mereka
belum remaja. Bukannya nggak boleh, bagus malah. Tapi mbok ya di rumah atau pas
pulang ya Dek, biar Ka Acha nggak ikutan noleh dan penasaran trus lupa kalau
lagi nonton. Hihihi ….
Tambahan lain. Dalam film Bumblebee ini, para robot tampil
dengan gaya klasik, seperti yang juga digambarkan dalam film animasinya. Senangnya
lagi, film Bumblebee kali ini nggak terlalu banyak ledakannya. Jadi kalau kamu
mencari film yang banyak ledakannya, mungkin nggak ketemu. Film ini lucu buat
saya. Di beberapa scene, tingkah Bumblebee bikin saya tertawa lepas. Karena
kekonyolannya, apa adanya banget. Dengan kekonyolannya itulah yang membuat
kehidupan remaja Charlie jadi makin seru, bahkan pada akhirnya Charlie menemukan
jalan damai dengan diri dan kesedihan panjangnya.
Hhh … nggak perlu panjang-panjang lagi ya saya. Kalau kamu sudah
nonton, silakan tuliskan komentarmu setelah menyaksikan film ini di kolom
komentar. Ingat kembali kalau saya adalah orang yang cukup awam dalam dunia
animasi anak laki-laki semacam Transformer ini, jadi saya akan bingung kalau
diajak berdebat soal film Transformer yang bisa jadi belum saya lirik. Kalau kamu
belum berkesempatan menonton ini, silakan, semoga segera punya kesempatan untuk
menyaksikannya. Kalau mau ajak anak-anak, pastikan dia masuk masa remaja, biar
makin seru nontonnya, dan makin sampai pesan filmnya.
Akhir kata, dengan nggak bermaksud membuat kamu bosan
membaca ocehan saya yang sepertinya nggak udah-udah, terima kasih banyak sudah
menyempatkan waktu untuk mampir ke blog saya ini.
Belum nonton, itu film baru, ya? Ah, kayaknya palung juga gak boleh nonton tapi dia pasti pengen karena ada robotnya. Inilah hal yang dibutuhkan anak. Film yang tak ada adegan cinta ala remaja atau dewasa. Kalau kasih sayang dan persahabatan tak masalah. Duh, jadi kangen fil keluarga yang aman ditonton kala saya masih remaja. Sekarang cenderung vulgar, sih.
BalasHapusIya Teh, baru. Mungkin kalo Dek Palung udah gedean dikit, bisa nonton bareng.
HapusSaya juga belum nonton. Suami yang udah, krn memang penggemar beratnya transformer. Btw soal rentang usia itu emang PR banget deh buat konsumen Indonesia. Harus banget dikasih tau biar gak kecolongan nonton, dikira film action taunya 21+ duuuh, pengalaman pribadi nih
BalasHapusNah itu mba. Kadang suka nggak merhatiin. Pas bawa anak, udah tengah tengah film, bingung kan mau ngajak keluar apa dilanjut aja jadinya.
HapusAku belum nonton nih, biasanya si bungsu suka film beginian. Robot2an mobil2an ini kesukaan anakku. Nanti ah weekend ke XXI ��
BalasHapusKalau udah 13+, aman Teh. Kalo belum sebaiknya jangan dulu.
Hapusbelum sempat nonton bumblebee. Kayaknya udah gak tayang lagi ya di bioskop?
BalasHapusTapi, reviewnya pada bagus-bagus, seru kayaknya
Iya mba. Udah nggak tayang.
HapusIyap. Seruuuuu banget.
Aku penyunka Bumblebee😍
BalasHapusWaahhh. Salam kenal mba. Aku baru kemarin kenalannya sama Bumblebee.
HapusIni bukan lanjutan Transformer kah mba?
BalasHapusSaya juga bukan pecinta transformer sih, cuman dulu tuh taun berapa ya lupa, pernah ikutan euforia nonton Transformer, gak ngeh kalau ternyata film kayak gitu hahaha
Terus sekarang anak saya sih yang suka bumblebee, tapi suka gimana gitu bolehin nonton, karena kadang ada adegan vulgar
Bukan Mba. Ini spin-off nya. Ummn kalo yang animasi di TV kayaknya nggak apa. Kalo yang film ini, mmm ... Kalo belum 13+ sebaiknya ditunda dulu.
HapusBumblebee! Lucu banget, aku suka banget semenjak di film transformer pertama muncul. Tokoh bumblebee ini lucu, polos dn baik banget. Btw, alur ceritanya bagus film Bumblebee ini.
BalasHapusWaahhh penyuka Bumblebee ya mba.
HapusDari semua robot, cuma si kuning ini yang aku ingat.
BalasHapusSoalnya dia lucu ya mba.
HapusBumblebee, si kuning lucu yang cute ����
BalasHapusBikin gemas karena uniknya.
HapusAku pengikut transformer mbaa dari mulai awal bgts sampai sekarang
BalasHapusPengin bgt nonton bumblebee tapi d tv aj xixixi
Wah masih lumayan lama kalo nunggu ada di TV mba.
Hapus