Sejak menonton film Cek Toko Sebelah, rasanya saya seperti
tersihir dan mulai ketagihan menyaksikan film yang disutradarai oleh Ernest Prakasa.
Apakah saya nge-fans banget sama Ko Ernest makanya sejak nonton Cek Toko
Sebelah, rasanya kalau bulan Desember nggak nonton film dia itu, hampa? Hahaha …
bukan. Saya menyukai karyanya. Saya suka caranya menyampaikan komedi segar tapi
menyelipkan makna yang manis di baliknya. Dan kali ini, Milly Mamet menjadi film penutup yang saya saksikan di tahun
2018.
|
Nonton Milly dan Mamet sama partner sendiri ... asik |
Baiklah. Mari kita memulai curhat tentang apa sih yang saya
rasakan setelah menyaksikan akting Sissy Prisilia sebagai Milly yang tulalit namun
ceria, juga Dennis
Adhiswara sebagai Mamet yang
hobinya gagap dan segan. Dalam film Milly Mamet yang merupakan spin-off dari
Ada Apa Dengan Cinta ini, pada akhirnya Cinta, Carmen, Maura, dan Milly tumbuh
dewasa. Sudah bekerja dan menjalani kehidupan orang dewasa pada umumnya, Milly
mengalami dilema cinta. Bukan karena nggak punya pacar, tapi karena pacarnya
terlalu sibuk sampai-sampai Milly – di sebuah acara reuni yang juga dihadiri
Mamet – harus pulang sendiri. Nah, di sinilah awal kisah cinta dari Milly dan
Mamet dimulai.
Mobil tua Mamet yang mogok … hey, kalau kamu ingat adegan
legendaris dari film Ada Apa Dengan Cinta dimana Milly menyetir ngebut mobil Mamet,
demi mengantar Cinta untuk bertemu Rangga di bandara, nah … itulah mobilnya.
Milly yang mau menemani dan terus dibuat tertawa, selagi menunggu tukang derek sampai
merasa lapar dan kedinginan karena udara malam. Juga cerita Mamet yang ternyata
setelah dewasa, malah suka memasak. Hobi. Umm … mungkin passion ya. Lalu kisah
bergulir singkat dan mereka berdua pun memutuskan untuk membina rumah tangga
bersama. Awalnya kehidupan mereka adem ayem, walaupun sebenarnya buih-buih
calon masalah sudah muncul sedari menit-menit awal film ini dimulai.
Mamet setelah menikahi Milly, bekerja di pabrik konveksi
milik mertuanya yang galak dan membuat Mamet tertekan, karena untuk mengambil
keputusan sepele soal menerima order saja, harus melalui persetujuan mertuanya
sendiri. Di lain sisi, Milly yang hanya berdiam diri sebagai ibu rumah tangga
di rumah, mengurusi bayi, dan bosan, diam-diam menyimpan keluh-kesahnya. Hingga pada suatu ketika, ujian untuk rumah tangga
mereka pun datang.
Tersebutlah Alexandra, seorang teman lama Mamet muncul,
mengajaknya mewujudkan mimpi lamanya untuk membuka sebuah restoran makanan sehat.
Wah, impian Mamet untuk menjadi chef dan menghabiskan lebih banyak waktu di
dapur restoran, nampaknya akan segera terwujud dong ya. Nah, di sinilah, masa
dimana kehidupan berumah tangga antara Mamet dan Milly, diaduk-aduk.
Saya akan menghentikan cerita saya soal kisah Milly Mamet
hanya dibagian sini saja, agar saya nggak menyakiti hatimu yang sudah menonton
film ini, pun nggak bikin sensi kamu yang belum menyaksikannya. Sebab … seperti
biasa, sudut pandang saya dan kamu bisa berbeda setelah menyaksikan film yang
sama, bukan?
Menjadi Suami Istri Memang Butuh Dua Orang yang Mau Kompak
Saya mendapati kesimpulan ini seusai film Milly Mamet berakhir
dan lampu ruang studio mulai dinyalakan. Bahwa dua orang yang pada akhirnya memutuskan
untuk menikah, membangun sebuah keluarga bersama-sama, sangat butuh untuk menurunkan
egonya, lebih banyak mendengarkan, dan nggak memandang sebelah mata pasangannya,
agar bisa menjadi pasangan yang kompak. Jelas saja, sebab rumah tangga tanpa
tantangan itu akan terasa hampa. Bukan begitu? Lagipula, kalau sudah memutuskan
untuk menikah, bukankah sudah siap untuk saling berkontribusi dalam hal
sesepele apapun yang menyangkut kehidupan berkeluarga berdua, ya kan?
Tokoh Milly dan Mamet sukses membuat saya tertawa ngakak,
pun berkaca-kaca haru dalam waktu yang berdekatan. Betapa cinta yang Milly tunjukkan
kepada Mamet begitu luar biasa. Bahwa kemampuan seorang istri yang memilih
untuk berdiam di rumah demi mengurusi anak itu … jangan sekali-kali dipandang
sebelah mata, karena ada kecerdasan dan wawasan yang akan muncul pada waktunya,
di sana. Pun tokoh Mamet yang menunjukkan rasa cintanya dengan menurunkan
sejenak egonya sebagai lelaki – kepala rumah tangga yang sudah kodratnya
menjadi nahkoda dalam pelayaran bernama keluarga, lalu menemukan jalan untuk
kompak dan rekat kembali, tapi ternyata malah nggak mengorbankan apa-apa. Ah
cinta, begitulah seharusnya, lebih indah setelah dijalin dan diikat dalam
pernikahan. Kalau menurut saya sih, demikian.
Melucu Nggak Harus Jadi Pelawak
Saya berterima kasih atas kehadiran Isyana Sarasvati dalam
film ini. Saya sukses ngakak sama akting tulalitnya. Selesai sudah penasaran
saya setelah menyaksikan berbagai video singkat Behind The Scene dari film
Milly dan Mamet yang dimunculkan di akun instagram pribadi milik Ernest Prakasa,
beberapa bulan ke belakang. Beneran sarap ih.
Saya juga dibuat gemas oleh Melly Goeslaw yang muncul
diakhir film. Benar-benar penutup yang lucu, tapi juga membuat saya sukses terharu.
Tadinya saya kira, beliau akan menyanyi di film ini, ternyata malah ambil
bagian dan … duh, apa ya, pokoknya … coba deh kamu tonton dulu, maka setelahnya
kamu akan mengerti maksud saya.
Pesan Manis Tentang Perjuangan Berkeluarga
Kalau ada yang bilang, setelah menikah, semuanya akan
baik-baik saja, bebas dari keributan karena orang ketiga, atau cemburu buta,
itu bohong banget. Karena sebenarnya menikah bukanlah akhir bahagia dari sebuah
kisah cinta, tapi tahap baru untuk menyongsong ujian cinta yang baru.
Tambahan sedikit ya. Kalau di film Ada Apa Dengan Cinta,
kalimat yang terkenal itu, “Yang kamu lakukan ke saya itu, jahat!”, maka di
film Milly dan Mamet, malah menjadi “Yang kamu lakukan ke saya itu, jahit!”.
Nah, kok bisa begitu? Kalau kamu sudah menyaksikan film ini, pasti tau deh.
Saat mengingat kalimat itu saja, saya masih tertawa geli. Komedi yang manis,
buat saya.
Dari dua film garapan Ernest Prakasa sebelumnya, yaitu : Cek
Toko Sebelah dan Susah Sinyal, sedikit banyak saya menemukan pesan yang hampir
sama, yaitu tetap jatuh cinta pada seseorang yang kita jadikan keluarga dengan
ikatan cinta, pun seseorang yang hadir karena adanya cinta. Ungkapan cinta yang
ditunjukkan dalam film Milly dan Mamet ini pun, terlihat sederhana, nggak
terlalu berbunga-bunga seperti kisah Ada Apa Dengan Cinta, tapi mendalam
sekali.
Sepanjang menonton film Milly dan Mamet ini, rasanya saya
bisa ‘lepas’, bebas menertawakan scene-scene yang lucunya natural dan menyeka
air mata yang mendadak rembes karena cinta yang ditunjukkan oleh tokoh Milly
dan Mamet.
Akhir kata, saya akan menunggu kehadiran film garapan Ernest
Prakasa lagi di akhir tahun 2019 ini, dan entah kejutan apa lagi yang akan saya
rasakan.
saya juga suka banget karya nya ernest prakasa.
BalasHapuscuman untuk film milly dan mamet ini gak sempet nonton. semenjak nikah dan punya bayi udah ga pernah nonton lagi. sediihh.. hehe..
masih ada gak sih ini di XXI? saya kudet banget sekarang..
Tunggu muncul di Viu aja mba. Semoga nggak lama.
Hapuslaki-laki dan perempuan itu kalo udah menikah memang kudu mengesampingkan yang namanya ego ya .... intinya saya akan bahagia jika bisa membuatmu bahagia hehe ...
BalasHapusIyapppp banget
HapusSaya gak kebagian nonton ini di bioskop hiks
BalasHapusPas lagi liburan keluar kota
Begitu balik Bogor, udah turun layar huhuhu
Baca reviewnya bikin makin mupeng
Apalagi bagian soal perlunya komunikasi suami istri
Lafffff
Sayang banget. Tapi tunggu kemunculannya di aplikasi Viu aja mba. Atau di TV.
HapusFilm yang bagus ya Mbak. Sarat Makna. Padahal yang garap komedian. Ernest benar-benar berbakat ya. Semoga film Milly dan Memet pun sukses seperti yang sudah-sudah. Amin
BalasHapusMari kita doakan sama sama ya mba.
HapusPenasaran, sudah lama nonton traillernya dan penasaran, baca ini semakin penasaran deh.
BalasHapusBelum sempat nonton cek toko sebelah sih, tapi film2 Ernest itu beneran bikin greget lucunya :D
Hihihi. Ada di Viu sekarang mba Rey yang Cek Toko Sebelah. Bisa ditonton di sana deh.
Hapussalah satu film Indonesia kategori drama favorit, yang campur aduk rasanya dapat semua
BalasHapusDari haru sampe ngakak ya mba
HapusJadi penasaran deh mbak dengan filmnyaa. Penasaran bagaimana dengan kisah Milly dan Mamet. Harus nonton kayanya nih.
BalasHapusMemang bener mbak, berumah tangga itu bukan akhir bahagia kaya di dongeng-dongeng, justru setelahnya bakal ada tantangan besar. makasih sharingnya mbak.
Iyes banget Muth.
HapusJadi penasaran sama filmnya, apalagi temanya tentang rumah tangga. Makasih mba reviewnya 😊
BalasHapusSama sama mba. Terima kasih juga sudah mampir ke mari.
HapusWaduh makin penasaran di sana sini baca review film ini. Sayang di Cianjur tidak ada bioskop. Harus ke luar kota nih....
BalasHapusYaaahh sayang banget Teh.
HapusBaru pengen nonton kapan hari, eh udah turun aja dari layar-layar bioskop di sini. Maklum sayanya belakangan ini baru berani ke bioskop, masih parno sejak kejadian gempa di Lombok yang beruntun itu. Takut ada gempa pas lagi enak-enak nonton hahahaha
BalasHapusWaduw. Semoga Lombok kembali aman ya. Sudah lama saya nggak pulang ke Lombok.
HapusYah kok kisahnya dipotong. Hihi. Tapi memang lebih asyik nonton sendiri. Jadi penasaran apakah mamet berhasil jadi koki dg restu milly
BalasHapusHihihi iyes. Lagian kalo diceritain semua, nanti nggak seru dong tulisan saya ini.
HapusDaku belum nonton film Milly dan Mamet ini, banyak pesan bermanfaat yah terutama buat yang akan menikah
BalasHapusIya mba. Ada aja pesannya yang bikin baper.
HapusWah baca reviewmu jd bikin aku pengen nonton film ini mbak. Awalnya aku kira ah paling ceritanya garing ya? Ternyata sepertinya sarat makna gtu ya mbak, khususnya buat yg mau memulai hidup berumahtangga.
BalasHapusIya mba. Aku senang bisa nonton ini.
HapusSuka banget klo ada cerita komedi tapi ada makna yang didapat... Ringan rasanya ga usah terlalu puyeng dengan cerita hehe salam kenal mbak
BalasHapusIya banget mba.
HapusTerima kasih sudah mampir ya mba. Salam kenal.
aku kebetulan sejak nikah kurang suka sama film2 komedi romantis, tp baca ini kok seru ya
BalasHapusHihihi boleh dicoba mba. Mungkin bakal suka.
Hapusliat posternya aja bikin penasaran, apalagi setelah baca ulasan soal filmnya, mau nonton wiken ini sama syuamik ah
BalasHapusSemoga sudah nonton dan masih kebagian ya mba.
HapusDari sejak kisah AADC, saya memang lebih suka dengan 2 tokoh ini dibanding Cinta dan Rangga. Dapat lah polos-polosnya yang bikin ngakak
BalasHapusWaaaahhh pas dong kalo begitu.
HapusSaya nggak nonton karena harus bawa balita, tapi dari thriller0nya aja sudah suka. Next nunggu video-nya aja deh. Atau nggak nunggu di netflix aja, hehe
BalasHapusAamiin. Masa perjuangan memang kalo lagi punya balita ya mba. Semangat. Semoga pas tayang di Netflix, mba bisa nonton dan ceritain pengalaman nontonnya di blog mba.
HapusAku masih inget banget dong ending dari AADC dulu itu..mobil Mamet yang unyu itu.
BalasHapusOh di film ini mereka nikah toh..Wah, kmaren enggak sempet nonton filmya karena keburu pulkam.
Sudahlah nunggu tayang di TV kabel aja.
Terus mau juga nunggu karya Koh Ernest berikutnya
Waaahhh samaan kalo gitu kita mba. Aku pun dengan sabar menunggu desember lagi buat nonton filmnya Koh Ernest.
HapusAku pengen banget nonton ini, tapi ga kesampean sampai sekarang buat nonton. Padahal seru bangetkan ya.
BalasHapusSemoga pas muncul di Netflix atau aplikasi nonton lainnya, mba bisa nonton.
HapusEmang kalau film karya ernest tuh lucu-lucu. Belum sempat nonton sih
BalasHapusLucu dan pesannya selalu dapet, tepatnya, kalau menurut sepenontonanku mba.
HapusLihat trailernya aja udhs lucu bangrt. Btw aku selalu suka film2 romantisme rumah tangga. Banyak pembelajarannya buat aku yg usia pernikahannya msh seumur jagung hehe
BalasHapusBelajar soal rumah tangga lewat film itu seru ya mba. Soalnya belajar berumah tangga itu seumur hidup sejak ijab kabul.
HapusAku udah nonton, awalnya ku kira bakalan garing, eh ternyata kocaaakkkk parahh. hehe
BalasHapusHahaha, partnerku pun awal awal gini mba. Eh pas udah kelar nonton, dibahas mulu lucu lucunya.
HapusTokoh Milly dan Mamet sukses membuat saya tertawa ngakak, pun berkaca-kaca haru dalam waktu yang berdekatan. Saya pun begitu, Cha. Ya, suami-istri memang harus kompak :)
BalasHapusIya bangettttt Bunda Niar.
HapusHua aku belum nonton ini, aku juga pengemar Ernest dua film sebelumnya aku juga udah ninton, Ernest emang berhasil menyelipkan pelajaran di filmnya yang ringan dan ada humornya keren pokoknya deh
BalasHapusWaaahhh ... tunggu muncul di Hooq mba, kalo gitu.
Hapus