Novel Once in a Moon dan Sepasang Gajah Sumatra Di Sampulnya

Mencari Peluang di 2019 Melalui Bisnis Online : Doakan Saya Ya


Sudah memasuki bulan kedua di tahun 2019 dan saya sedang menghitung pendapatan yang sudah saya terima di tahun lalu sebagai seorang freelancer. Senang sekali rasanya, sebab walaupun pada akhirnya waktu saya lebih banyak dihabiskan di rumah, ribet dengan berbagai urusan rumah, dapur, dan cucian, ditambah anak bayi yang senang sekali menempeli saya, tetapi saya masih diberi kesempatan oleh Allah SWT atas ridho partner saya, untuk tetap berkarya dan menghasilkan.



Walhasil, sejak Mei tahun lalu, saya tergerak untuk memulai usaha sebagai reseller aksesoris handmade. Yah walaupun hingga saat ini, jangkauannya masih sebatas teman dekat saya saja. Saya senang menjalaninya, sebab bagi saya pribadi, menggunakan produk handmade memiliki nilai keunikannya sendiri. Bentukan dan lekukannya akan selalu berbeda, walau modelnya hampir sama. Itulah mengapa, saya gembira saat menemukan supplier aksesoris handmade yang nyaman di hati saya, dan kemudian nyaman di hati teman-teman dekat saya yang sudah menjadi langganan.

Demikianlah sekelumit mungil kehidupan seorang Ka Acha – yang bukan hanya berjuang menelurkan karya tulisan yang menghasilkan melalui blog, pun sebagai copywriter yang masih diikat oleh perusahaan lama tempat saya dulu bekerja, walau sebagai freelancer mereka kini – memiliki kesempatan untuk merintis bisnis, walau dimulai dari bisnis mungil. Tetapi doa saya, semoga kelak akan bertumbuh semakin besar. Sebesar kecintaan saya pada berbagai aksesoris buatan tangan yang manis, unik, dan nggak selalu sama seperti yang dimiliki orang lain.

Eh ini apaan sih, saya bahas bisnis? Lah, saya kan reseller doang? Uhuk … sini yuk, saya ceritakan sedikit bedanya bisnis dan berdagang, biar kita sama-sama berada di koridor yang tepat, sebelum kamu membaca celotehan saya ini sampai tamat. Siapkan cokelat hangat, duduk santai, dan selamat menikmati.


Apa Sih Bedanya Berbisnis dan Berdagang?                                  
Berbisnis dan berdagang itu sama-sama berada dalam koridor kegiatan ekonomi yang mengacu pada jual beli. Terlihat sama, tapi sebenarnya berbeda. Biar seru, kita pakai nama samaran saja yuk. Ibaratkan ada 2 orang yang tergerak dalam bidang jual beli Bakso Malang. Sebut saja Ibu Mawar dan Ibu Melati. Jangan dilanjut dengan nyanyian “semuanya indah”, nanti Ka Acha sensi.

Nah, Ibu Mawar menjual Bakso Malang buatannya di sebuah gerai dengan hiasan gerobak bakso pada pintu masuknya. Gerobak tadi diberi tulisan “Bakso Malang” besar-besar, dan  alhamdulillah ramai pengunjungnya. Semua tampak sederhana, seperti  tempat Bakso Malang pada umumnya. Hal yang ditonjolkan adalah rasa Bakso Malang yang uenake polll pokoknya mah. Apakah artinya Ibu Mawar ini berdagang atau berbisnis?

Sementara Ibu Melati, pun menjajakkan Bakso Malang buatannya di sebuah ruko yang juga sama ramainya. Pelayannya semua mengenakan seragam berwarna merah muda. Pun gerobak di bagian depan ruko, dihias dengan warna merah muda. Sementara seisi ruang makan untuk tamu, dihias dengan tanaman hias dan daun-daun yang menggantung hingga ke langit-langit. Di tambah AC biar nyaman makannya. Belum lagi di gerobak Bakso Malang diberi brand dagang “Gerobak Bakso Malang Bahagia”. Setiap melayani pelanggan, punya tata cara khas. Orang pun datang berbondong-bondong bukan hanya untuk makan, tapi juga menikmati tempat dan pelayanannya yang unik. Apakah artinya Ibu Melati ini berdagang atau berbisnis?

Yak, jawabannya adalah … Ibu Mawar berdagang, sementara Ibu Melati ini berbisnis. Lho, kok kayaknya sama saja sih Ka Acha? Begini, walaupun produk yang ditawarkan ini sama, namun dari manajemen, pelayanan, bahkan sampai branding, itu dipikirkan oleh Ibu Melati. Bukan hanya mengandalkan kelezatan resep Bakso Malang yang dimilikinya. Bagaimana? Sampai di sini, sudah ada yang paham penjelasan saya? Semoga mudah dicerna ya.


Berbisnis di Masa Revolusi Industri 4.0
Sesungguhnya dunia saat ini terus berubah. Jika ada kemauan, selalu ada banyak kesempatan yang bisa dilakukan, tanpa harus terlalu banyak keluar rumah, cukup dari perangkat gadget saja. Bayangkan, persaingan antara toko ritel dan toko online sekarang gila-gilaan. Sebagai konsumen, saya menikmatinya sendiri. Sesepele kegiatan berbelanja sayuran yang biasanya dilakukan dengan harus keluar rumah, saat ini mulai bisa dilakukan secara online, tinggal menunggu ketokan pintu rumah dari kurir yang mengantar pesanan.

Menyadari saya hidup dan besar di jaman seperti ini, membuat saya sendiri berpikir. “Wah, masa saya keluar dana mulu. Bagaimana ya, agar ada dana yang masuk ke kantong saya, dengan berbisnis secara online juga?”. Begitulah.

Tapi siapa bilang, kelebihan yang ditawarkan untuk berbisnis di jaman revolusi industri 4.0 ini nggak punya tantangan? Ternyata banyak pula orang-orang yang berpikiran sama. Hal termudah adalah dengan mulai berjuang, membuka bisnis dari hal atau benda yang mereka sukai, lalu menjajakkannya secara online, tanpa melupakan adanya stragegi bisnis dan menunjukkan unique selling point dari produk atau jasa yang pada akhirnya mereka tawarkan. Nggak perlu muluk untuk bisa buka platform bisnis sendiri. Bergabung dalam sebuah e-commerce, atau malah melalui media sosial, sudah banyak dipilih sebagai sarana mendapatkan tambahan pendapatan … pun menjadikannya lahan mencari pendapatan utama.


Lalu … Bisnis Apa yang Ka Acha Lakukan?
Uhuk …. Ini bagian yang paling membuat saya deg-degan sepanjang menuliskan artikel ini, karena di sini adalah bagian yang mendorong semangat sekaligus menyediakan berbagai tantangan yang lumayan makjleb juga bagi saya selama Mei 2018 hingga saat ini.

Selain saya mendapatkan penghasilan sebagai copywriter freelance, pun saya memulai usaha sebagai reseller produk aksesoris handmade. Benar-benar buatan tangan dari pengrajin aksesoris yang sudah saya percayai, tentunya karena saya pun mengoleksi sedikit banyak hasil buatan tangan si supplier kesayangan saya ini. Saya tergerak untuk makin menyebarluaskan produk buatannya, juga produk aksesoris handmade dari supplier saya lainnya – yang tentunya sudah saya coba pakai terlebih dahulu sebelum berani turut menjual produk-produk karya tangannya – sehingga akan banyak perempuan yang merasa cantik dan unik setelah memakai aksesoris handmade ini.

Nah, nama toko online saya apa? Jualannya dimana? Lalu sistem pesannya bagaimana? Baik, mari saya jawab satu per satu. Toko online ini saya beri nama Taman Rahasia Shop, nggak jauh-jauh dari nama blog saya ini. Alasan saya sederhana, setiap perempuan memiliki rahasianya sendiri, pun seleranya pada suatu benda, walau sama dengan orang lain, tapi inginnya tetap “cantik sendiri”. Hayo, siapa di sini yang kalau lagi naik kendaraan umum terus sadar kalau tas kamu samaan sama penumpang lain yang duduk di sebelah kamu, kemudian kamu nggak “berasa sesuatu” gitu? Kalau saya sih, bawaannya pengen cepat-cepat turun. Ada rasa “nggak mau disamain banget” gitu sih, kalau saya pribadi.


Saya hanya membuka galeri pajang di akun Instagram @tamanrahasia_shop, dengan berbagai produk aksesoris handmade yang sudah pula saya cantumkan harga pemesanannya. Pun ada link yang saya tampilkan pada bio-nya, sehingga memudahkan bagi calon pelanggan yang ingin memesan atau bertanya soal ketersediaan dan kesiapan perakitan aksesoris, dengan model yang disediakan di galeri. Hasil dari aksesoris yang dibuat oleh supplier saya memang nggak bisa simsalabim langsung kirim dalam waktu dekat – kecuali pesanan sederhana atau memang model yang pertama dibuat belum ada yang ambil --  karena selanjutnya akan selalu ada tektok antara saya, pembeli, dan pengrajin, sehingga aksesoris handmade yang nanti jadi pun, unik, hanya untuk si pemesan saja. Rempong ya? Iya. Tapi saya senang menjalaninya.

Ngapain Bisnis yang Rempong Begitu Sih Ka Acha? Enak Freelance … Nunggu Fee Cair Kan Nggak Riweuh
Ehm … kan tadi saya sudah cerita, kalau saya senang. Ada perasaan bahagia saat hasil buatan tangan beberapa supplier saya, menemukan pembeli yang tepat, lalu si pembeli pun senang memakainya. Lebih bahagia lagi kalau si pembeli melakukan pesanan kembali, dan lalu kembali lagi. Alhamdulillah saya sudah punya pelanggan tetap, walau memang, namanya beli aksesoris handmade kan nggak selalu tiap bulan macam belanja bulanan. Saya merasa bersyukur sekali, punya kesempatan untuk memperluas hasil buatan tangan supplier saya. Lagian saya kan juga pada akhirnya dapat tambahan penghasilan, dari kegiatan yang saya anggap “bisnis senang senang” ini.

Ada quote manis yang saya temukan setelah menonton habis webseries milik salah satu brand telekomunikasi berjudul Pulang-Pulang Ganteng, lalu jadi penyemangat saya hingga kini. Nah, di sana, ada quote yang berbunyi “Lebih Baik Jadi Kepala Ayam Daripada Jadi Ekor Naga”, dan sampai hari ini, quote inilah yang menyemangati saya untuk terus berjuang mencari pendapatan melalui bisnis di Taman Rahasia Shop, pun melalui jalan sebagai pekerja lepas. Semangat menjadi “Kepala Ayam” saya bawa-bawa, sejak saya memutuskan resign dari kantor hampir setahun lalu. Hhh … akhir kata, doakan saya ya teman-teman, semoga perjuangan saya dalam mengumpulkan pendapatan, menambah pertemanan, dan membantu pengrajin saya menyebarluaskan karya-karyanya ini, dilancarkan … walau saya paham bahwa berbagai tantangan pasti menghadang saya di tengah jalan.


Komentar

  1. Wah mantap deh, sukses buat bisnisnya ya

    Tapi btw, tentang revoulsi industri 4.0, saya yang kuper atau kurang update, karena gak pernah denger revolusi industri 3.0, 2.0, smpai 1.0. Tau-tau udah 4.0 aja wk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Istilah revolusi industri 4.0 memang baru banyak dipakai belakangan ini Mas. Revolusi industri yang awal banget itu ya dimulai dari revolusi industri jaman mulainya banyak penggunaan mesin pabrik.

      Silakan cari sejarah lengkapnya biar makin eungeuh ya Mas. Maaf saya bahasnya langsung ke revolusi industri 4.0 di sini.

      Semoga bermanfaat.

      Hapus
  2. Good luck ya mbak. semoga rejekinya lancar. Amin. Semangaaaat!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Terima kasih banyak Mas. Doa yang sama buat Mas Adi.

      Hapus
  3. Semoga sukses, Teh Acha. Aamiin doanya. Senang bisa kenal pejuang tangguh yang memulai bianis dari bawah. Ya, memang untuk besar dimulai dari hal kecil dulu. Sayang saya masih takut untuk mencoba berbisnis, padahal dulu punya trencana jualan opak cipeujeuh asal kampung saya. Ternyata niat itu butuh upaya keras agar bisa dimujudkan dalam kerja nyata. Duh, saya ini.
    Kala remaja saya suka banget aksersoris, sayang setelah menikah saya harus prioritas pada urusan dapur dan kebutuhan harian. Aksesorisnya cantik-cantik dan unik.
    Selamat berjuang semoga bisa mengembangkan sayap bisnisnya. Aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih banyak buat doa tulusnya Teh.

      Semoga kelak, rencana bisnis Opak Cipeujeuh Teteh, bisa terlaksana ya.

      Nggak ada yang tahu soal masa depan Teh. Doa Acha, semoga Teteh semangat selalu dalam berkarya.

      Hapus
  4. Ikut mendoakan progress Taman Rahasia Shop nantinya sukses, amin.
    Terus semangat, kak Acha

    BalasHapus
  5. Kalau bikinnya aksesoris handmade itu unik dan nggak pasaran. Orang pakai lebih pede karena beda dengan yang lainnya. Dengan keunggulan lebih seperti semoga semakin banyak konsumen yang terpikat. Sukses ya mba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Terima kasih banyak doanya Mba.

      Saya berjuang dengan bismillah ini sebenarnya.

      Hapus
  6. Daku selama ini menganggap nya antara bisnis dan dagang yah sama aja, Kak, hahah.. Ternyata memang ada perbedaannya yah, dan semoga usaha Kak Acha selalu mendapat kelancaran dari Allah Swt, aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang ada bedanya Kak. Semoga info di artikel ini bermanfaat.

      Aamiin. Terima kasih banyak doanya Kak. Doa yang sama buat Kak Fenni.

      Hapus
  7. Sukses terus usahanya mba.. Smg tmbh maju dan lancar rejekinya... Amiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Terima kasih banyak. Doa terbaik juga buat mba Heni.

      Hapus
  8. Wow bisnis aksesoris, keren nih ngejalaninnya susah susah gampang hehe, semoga sukses bisnisnya ya mba, btw salam kenal ya :)

    BalasHapus
  9. Keren nama toko onlinenya Kak. Semoga bisnisnya bisa sukses bersama ralali ya Kak. marketplace yang satu ini memang sangat membantu para UMKM dan masyarakat yang sedang merintis bisnis..

    BalasHapus
  10. perbedaan berbisnis dan berdagang bisa dilihat juga dari laporan keuangannya.. biasanya yang berdagang anatau keuangan pribadi dan bisnis bercampur jadi satu

    BalasHapus
  11. Sukadeh kalau ada produk handmade vbegini, sukses ya usahanya. aku juga pingin start usaha lagi nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Terima kasih banyak mba. Semoga nanti lancar pas mulai usaha lagi Mba.

      Hapus
  12. Aaminn semoga resolusi bisnisnya dapat terwujud ya mba.. aku nih yang belum memulai resolusi bisnis aku.. hanya sekedar resolusi atau keinginan saja.. tapi belum sampai pada eksekusi.. karena banyak pertimbangan juga sih kenapa ngga dimulai mulai... mmm coba aku ceki ceki rarali ini ya semoga berjodoh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Terima kasih banyak doanya mba. Silakan ceki ceki di Rarali. Kali aja menemukan inspirasi.

      Hapus
  13. Semoga cepat menemukan patung lehernya ya, mba. Sukses usahanya. Lancar....

    BalasHapus
  14. Baca tulisan ini jadi penyemangat tersendiri. Karna kebetulan suami ada bisnis offline sejak 2 tahun kemaren, nah rencananya tahun ini ingin melebarkan sayap lagi dengan membuka toko baru. Sepertinyaa bisa juga niyy bisnis bersama Ralali.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat buat Mba dan suami. Semoga bisa melebarkan bisnisnya tahun ini.

      Hapus
  15. wah ini yang saya butuhkan, pusat grosis online. jadi g susah nyari2 produk lagi

    BalasHapus
  16. Siap kak didoakan semoga terwujud ya bisnisnya di 2019.

    BalasHapus
  17. Semangaat untuk Bisnisnya mbak. Terima kasih sudah menjelaskan perbedaan bisnis dan dagang. Jadi lebih paham buat yang kayak saya ini. Hihihi.. ❤️❤️❤️❤️

    BalasHapus
  18. Setuju banget nih.
    Berbisnis itu jangka panjang, sedang berjualan atau berdagang hanya jangka pendek.
    Orang berbisnis selalu memikirkan setahun kemudian, dia punya target kayak apa.
    Sedangkan berdagang, pokoknya bikin jualan dan berharap dagangannya selalu ludes, itu saja hehehe

    Semoga usahanya makin besar ya kaka Acha sayang :D
    Lucu2 banget tuh produknya, imut.
    Asal konsisten dan terus branding, insha Allah bakalan mendapatkan temoat di hati konsumen :D

    Ralali itu keren yak, coba gitu saya kenal Ralali dari dulu, ga bakalan rempong deh kalau membesarkan bisnis sendiri :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Makasih banyak doanya Mba Rey. Semoga mba bisa kembali membesarkan bisnis mba lagi.

      Hapus
  19. Wah Bun hebat ikh punya banyak skill. Nulis bisa dan bikin produj handmade juga bisa. Mantapp .ngomong-ngomong aku juga baru tahu bedanya dagang ama bisnis. Aku tahu beda tapi ga tahu bedanya dimana *plakkkk. Setelah dijelasin du ats bru "ooo....oooo ... Ih gitu " wkwkek ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi kalau produk sebetulnya bukan aku yang bikin mba. Aku cuma suka sama modelnya dan memperhatikan kualitas barang handmade-nya. Dan selalu aku jadikan diriku sebagai "ini kalau aku pakai, awet nggak, desainnya detil cantik nggak" gitu.

      Hapus

Posting Komentar