Siang itu, dalam sebuah perjalanan menuju salah satu pantai
di tepian Lampung … perjalanan yang mempertemukan saya dengan seseorang yang
ternyata terkoneksi dengan saya dulu sekali -- sebab kami pernah menikmati
rasanya menjadi siswa di SMP Negeri yang sama di Kota Mataram, walau saya nggak
sampai lulus di sana – pun terkoneksi kembali akibat kami dekat dengan
seseorang yang sama dan sedang kami kunjungi pernikahannya kala itu. Obrolan
saya dengan Leo Wibisono Arifin tentang Lombok, tempat kami dibesarkan semasa
kecil, memunculkan kerinduan saya pada Bumi Gora.
|
Taman Narmada - Lombok Rasa Bali |
Lahir di Kota Mataram, lalu menghabiskan masa Sekolah Dasar
dengan menjadi korban perundungan, bukan hanya dari teman, namun dari beberapa
guru dan juga lingkungan, sebab saya terlahir dengan kulit putih, rambut
pirang, dan mata hijau, sehingga saya sungguh berbeda dari kebanyakan anak-anak
berkulit sawo matang maupun coklat di lingkungan saya, membuat saya nggak punya
keinginan untuk kembali lagi ke Mataram, setelah sekian lama.
Padahal saya khatam, bahwa dunia nggak selalu berisi hal-hal
yang nggak menyenangkan, tapi juga kebahagiaan. Masa kecil saya di Kota Mataram
nggak hanya berisi perundungan dari ocehan lingkungan di sekitaran, bukan? Tetapi
saya juga punya cukup banyak teman yang menemani saya bermain karet gelang
menunggu senja datang, tertawa girang di tepian pantai Tanjung Karang, duduk
menikmati renyah manisnya jagung bakar di kala pagi, sesiangan berpanas-panas
mencari kerang kecil yang kami sebut Keke, atau melewati maghrib menuju isya
untuk mengaji di mushola gang RRI.
|
Halo kembali Bumi Gora, Ka Acha pulang juga |
Saya tergoda untuk kembali pulang. Tergerak untuk menemukan promo tiket pesawat yang
bisa membawa saya pulang ke Mataram. Leo berkisah soal buah Juwet yang dikenal
sebagai Anggur Miskin di Lombok, camilan seru untuk dimakan dengan garam cabe
saat SMP dulu. Ditambah aksen Mataram yang saya tangkap darinya sepanjang kami
bertukar kisah. Kata “berkelai”, beberapa kali terucap. Sebuah kata bermakna
“berkelahi” yang memang cara anak-anak di Mataram menyebutnya demikian.
Celotehan yang “menepak” pikiran saya, “Ah Acha, bukankah kamu berasal di sana?
Nggak punya keinginan untuk menjelajah lebih banyak keindahan Bumi Gora?”. Hhh
… rindu juga ya, ternyata.
Sepanjang perjalanan menuju tepian pantai di Lampung itu,
pikiran saya pun mampir ke berbagai destinasi wisata yang sudah saya sambangi
kembali setelah lama hijrah ke Bogor. Tempat-tempat yang saya kunjungi bersama
Papa dan Mama. Perjalanan saya untuk memaafkan masa lalu, dan berterima kasih
pada masa kecil yang memebentuk saya untuk menjadi diri saya yang sekarang ini.
Bukankah sesekali “kembali” itu, baik untuk hati?
Maka, di cerita saya kali ini, saya ingin berkisah sedikit
tentang beberapa destinasi wisata memesona milik Pulau Lombok yang saya
kunjungi beberapa waktu lalu.
|
Pantai Kuta Mandalika Lombok |
Pantai Kuta Mandalika – Lombok Tengah
Pantai ini memiliki pasir merica, sehingga berjalan
menyusuri tepian pantai tanpa alas kaki bukanlah hal yang nyaman bagi saya. Tapi
lihat pemandangannya. Susunan batu-batu karang, juga air lautnya yang bening
kehijauan memunculkan pemandangan yang luar biasa. Menikmati segarnya air
kelapa muda di tepian pantai Kuta Mandalika adalah cara menyenangkan untuk
menciptakan kenangan.
Di sekitar Pantai Kuta Mandalika ini pun banyak penginapan
yang bisa jadi tempat pilihanmu melewati malam. Kamu pun bisa sedikit melihat
perkembangan pembangunan Sirkuit Mandalika yang masih dalam tahap penyelesaian.
Jika kamu berniat ingin mengunjungi Lombok untuk menikmati
suasana di tepian pantai Kuta Mandalika, selain cari
tiket peswat menuju Bandar Udara Internasional Lombok di Praya,
kamu pun sebaiknya mencari penginapan yang pas di sekitaran Sirkuit Mandalika
agar nggak perlu menghabiskan waktu sekitar sejam dari Kota Mataram menuju
pantai ini.
|
Upacara Nyongkolan dengan Gendang Beleq - Desa Sade |
Desa Sade – Lombok Tengah
Saat saya dan keluarga mengunjungi Sade, sedang ada
nyongkolan di sana. Ingatan saya terbawa pada masa kecil, setiap kali ada
rombongan nyongkolan yang lewat di depan rumah orangtua saya dulu, saya
termasuk yang antusias. Suara tabuhan Gendang Beleq dan alat musik khas Lombok yang
banyak dipengaruhi oleh budaya Bali, menggema, membuat kaki-kaki kecil saya
berlari nggak sabar menuju halaman depan rumah. Lalu Desa Sade, menghibur saya
dengan upacara nyongkolan yang nggak jauh beda, persis seperti saat saya kecil
dulu.
Nyongkolan merupakan salah satu prosesi adat dalam upacara
perkawinan Suku Sasak. Arak-arakan keluarga besar pihak pengantin perempuan dan
laki-laki, dari kediaman keluarga pengantin perempuan menuju kediaman keluarga
pengantin laki-laki. Sebagian peserta arak-arakan akan membawa hasil bumi
sebagai barang bawaan.
Di Desa Sade pun, jika kamu berkunjung ke sana, kamu bisa
menikmati suasana desa lama khas Suku Sasak. Rumah-rumah berlantai tanah yang
sekali setahun diperlicin dengan menggunakan kotoran Kerbau. Kamu pun bisa
membeli kain tenun khas Lombok yang dijual langsung oleh para penenunnya di
sana.
|
Taman Narmada Lombok |
Taman Narmada – Lombok Barat
Berlokasi nggak jauh dari pusat kota Mataram, Taman Narmada
akan membawa kamu pada nuansa Bali dengan Kolam Awet Muda (Kolam Segara Ageng)
yang begitu dikeramatkan oleh masyarakat di sana. Terdapat pula Pura Kelasa
yang merupakan salah satu Pura Jagat tertua di Lombok. Taman Narmada beserta
Pura Kelasa ini dianggap sebagai replikasi dari Gunung Rinjani, dengan kolam
Segara Ageng sebagai perumpamaan dari Danau Segara Anak, dan kesemuanya
menggambarkan tentang alam semesta, bagi mayarakat Hindu di Lombok.
Bukan hanya menikmati suasana Bali di Taman Narmada, kamu
bisa menemukan Kolam Awet Muda yang airnya dipercaya bisa membuat siapa saja
yang membasuh wajahnya dengan air ini, tetap nampak awet muda.
Sepanjang menikmati suasana di sekitaran Taman Narmada, Mama
dan Papa menghadiahkan Sate Lilit Ikan untuk saya. Perpaduan segar dagung ikan,
dengan kelapa parut yang sudah dicampur bumbu pedas, juga dibakar sebentar di
atas arang, nikmat sekali.
|
Aksesoris Mutiara Lombok |
Ada pula deretan kios oleh-oleh yang menjajakkan berbagai
aksesoris dari mutiara Lombok di sekitaran Taman Narmada ini. Jika nggak sempat
berkeliling di kawasan kota Mataram untuk membeli oleh-oleh, kamu bisa
membelinya di sini.
|
Loang Baloq - Sekarbela - Lombok Barat |
Loang Baloq – Lombok Barat
Tempat ini cukup dekat dengan rumah saya yang memang
jaraknya pun nggak terlalu jauh dari Pantai Sansit – sebutan untuk Pantai
Tanjung Karang, sekarang. Loang Baloq yang saya kunjungi kemarin hanyalah
pantainya saja. Kawasan dimana banyak masyarakat sekitar dan para peziarah yang
mampir ke Makam Loang Baloq untuk melakukan ritual Saur Sesagi, menikmati
sejenak berbagai makanan yang ditawarkan para pedagang sekitar Pantai Loang
Baloq sambil duduk-duduk di saung.
Saur Sesagi sendiri merupakan sebuah ritual yang biasa
dilakukan masyarakat Sasak di kawasan Makam Loang Baloq ketika sedang memiliki
nazar akan sesuatu. Mereka akan mengikat akar pohon beringin yang menggantung
di sekitaran Makam Loang Baloq dengan tali plastik, sebagai perwujudan nazar
mereka. Kemudian, setelah nazar tadi terselesaikan, mereka akan datang lagi ke
Makam Loang Baloq untuk melepas ikatan yang mereka buat sebelumnya.
Saya nggak menghabiskan waktu lama di sekitaran Loang Baloq
ini, sebab memang letaknya yang begitu dekat dari rumah milik orangtua saya,
sehingga tempat ini menjadi destinasi terakhir sebelum kami semua kembali ke
Bogor. Pun tempat ini lebih banyak dikunjungi wisatawan lokal yang memang
kebanyakan berniat untuk ziarah ke makam kramat di sana.
Nah, bagi kamu yang sudah berkeinginan mengunjungi Lombok
untuk berlibur, selain empat destinasi wisata yang saya sebutkan di atas, masih
banyak tempat lagi yang bisa kamu sambangi. Mulai dari Pantai Senggigi, Pura
Batu Bolong, atau ke Pantai Pink sampai Gili Trawangan. Kamu bisa pesan tiket pesawat melalui
aplikasi Pegipegi. Eh, gimana caranya Ka Acha?
Gini, karena kamu akan melakukan pemesanan
tiket
pesawat online, maka pastikan dulu kalau kamu sudah
mengunduh aplikasi Pegipegi di smartphone kamu. Kemudian, login, lalu klik
ikon Pesawat.
|
Unduh dan buka aplikasi Pegipegi |
Sudah? Selanjutnya, tentukan darimana kamu akan berangkat
dan tujuanmu berlibur. Karena kali ini saya sedang cerita tentang Lombok, maka
tujuan akhirmu adalah di Mataram, Lombok, yaitu Bandar Udara Internasional
Lombok di Praya. Tentukan tanggal keberangkatan, juga jumlah orang yang kamu
belikan tiketnya – termasuk kamu juga dong ya.
|
Sudah siap liburan ke Lombok? |
Nah, Pegipegi kemudian akan menunjukkan berbagai maskapai
dan jadwal penerbangan yang sesuai untuk kamu. Tinggal tentukan, kamu mau
berangkat dengan maskapai apa, dan jam berapa, juga range harga berapa yang
kamu sanggupi untuk setiap tiketnya. Ingat, akan ada biaya asuransi perjalanan
sekitar 19.000 per tiket ya. Ih, Ka
Acha, malas deh pakai asuransi! Hey, klaim dari asuransi yang akan dibayarkan
jika terjadi sesuatu yang nggak diinginkan, sudah tertera di aplikasinya juga
kok.
|
Pilih maskapai pilihanmu di aplikasi Pegipegi |
|
Ok, selamat bersiap untuk liburan ke Lombok |
Terakhir, kamu tinggal menyelesaikan proses pembayaran. Lalu,
persiapkan barang-barang yang akan kamu bawa berlibur ke Lombok, dan … kamu
tinggal lakukan check-in saja di bandara jelang waktu keberangkatanmu. Mudah,
bukan?
Saat ini pun, aplikasi Pegipegi sedang memberikan diskon
tiket pesawat dengan potongan langsung 500.000, dengan syarat dan ketentuan
yang berlaku, tentunya. Untuk tahu informasi lebih lengkapnya lagi, ada di
aplikasi Pegipegi.
Hhh … saya yang sedang berangan-angan untuk kembali pulang
ke Bumi Gora ini, sangat berterima kasih pada Leo dengan obrolannya yang
menyenangkan siang itu, sehingga saya tergoda untuk mengeksplorasi tanah tempat
saya dilahirkan, lebih jauh lagi, biar ketika ditanya … saya nggak malu maluin
amat sebagai anak yang numpang lahir di Mataram.
Wah aku blm sempet main di Lombok. Waktu itu cuma numpang lewat karena langsung lanjut ke Gili. Thanks for info mba
BalasHapussama sama. Semoga bermanfaat ya Mba.
HapusTaman narmada asri hijau ya.., apalagi liat langit biru..terasa banget udara segar bersih.
BalasHapusIya. Cuma agak hangat karena di Lombok seringnya udaranya terasa hangat.
HapusWuihh pengen banget ke lombok lagi, dan harus sempetin ke desa sade dan destinasi2 wisata lainnya, segera cek tiket ke pegi-pegi ah ;)
BalasHapusSegera segera segera.
HapusAslik baca ceritanya aku jadi envy banget kak, karena salah satu destinasi impian aku itu Lombok dan belum kesampean sampek sekarang hehe. Semoga bisa deh next hehe makasih referensinyaa yaa kak hihi
BalasHapusSemoga terwujud dalam waktu dekat ya.
HapusWah seru nya .. kpn ya AQ bisa pergi traveling k lombok. Pengen bgt ihh jd mupeng denger cerita nya, mks info nya kak ...
BalasHapusSemoga segera bisa ke Lombok ya.
HapusSuamiku selalu kangen Lombok (ketimbang Bali), katanya Lombok jadi salah satu Destinasi terbaik Para Traveler. Jadi pengen kesana juga deh, sama2 sekeluarga, tentu aja bakal makin happy kalau banyak diskonnya kayak di PegiPegi, hihi.
BalasHapusWah, iya kah? Kalo gitu, semoga bisa segera main ke Lombok lagi ya Mba.
HapusLombok memang memesona ya. Terpukau Saya liat Desa Sade. Kebudayaannya unik banget. Katanya perawan disana baru boleh nikah kalau udah bisa menenun. Dan harus diculik dulu. Rame
BalasHapusKalau sudah rangkaian upara pernikahan, beneran rameeee.
HapusDuh, Lombok! Entah kapan saya bisa ke sana, ya. Tetapi, dari dulu memang pengen banget datang ke sini
BalasHapuspotongannya lumayan banget. Jadi semangat deh berburu harga tiket promo yang bagus
HapusBelum pernah ke LOmbok. Tapi masih pengin sampai sekarang . Waah ada Taman Narmada yang cakep ya di Lombok. Kirain cuma pantai doang
BalasHapusKangen buat kembali ke Lombok dan menikmati pesona wisatanya. Aku penasaran sama Taman Narmada Mbak, kayaknya cantik banget tempatnya.
BalasHapusHuaaaa aku kangen Lombok
BalasHapusPernah dua kali ke sana an tetap saja belum puas rasanya
Ku ingin kembali menikmati wisata dan kuliner kota cantik ini
Waktu ke Taman Narmada dulu, sore dan buru2. Dari cerita ini, kayaknya hijau dan asri. Jadi pengen ngulang
BalasHapusWaduh...cakep2 amat tempatnya! Belon pernah ke sana nih heuheu
BalasHapusAh, Lombok ya. Kangen pantainya. Cantik-cantik. Juga pengin ke Desa Sade. Belum pernah soalnya. Banyak ya, tempat wisata di Lombok.
BalasHapusAiiih Lombok :(
BalasHapusSAlah satu destinasi impian aku hehe.
Abis baca ini jadi makin semangat nabungnya biar bisa kesana aamiin
pantai mandalika tuh emang super kece ya dari dulu memang jadi spot favoritku juga mbak.
BalasHapusUdah lama banget aku pernah ke Lombok itu. Pengen ke sana lagi. Belum pernah menyambangi Lombok Timur dan Utara.
BalasHapushehehe sama nih mba aku juga baru lagi bahas lombok di blogku dan bingung deh gak selesai selesai padahal sudah beberapa part, karna memang terlalu banyak keindahan Lombok yang bisa kita sampaikan. boleh juga nih rekomendasi penggunaan aplikasi pegi pegi nya buat next trip.
BalasHapusudah lama gak ke Lombok. terakhir 2016. baca artikel ini jadi kepengen kesana lagi deh. kulinernya juga juaraa
BalasHapusBagus banget yaa lombok. Semoga 2020 aku bisa ke lombok juga
BalasHapusSebetulnya Pegipegi ini menarik. Cuman masalahnya, begitu pesawat kita yang tiketnya kita beli di Pegipegi itu mendarat di Lombok, kita bingung cari mobil sewaan untuk mengantar menuju Narmada dan Loang Baloq-nya. Mending kalau di bandara masih ada stok rental mobil, kalau ternyata sudah kehabisan?
BalasHapuspengen bangett ke lombok tapi belum kesampean. next time semoga bisa berkunjung ke sini
BalasHapusTurut berduka dengan perundungan yang kamu alami, kak. Pas SD aku juga jadi korban bullying verbal yang berpengaruh ke kepercayaan diriku. Bersyukur sekarang sudah lebih banyak orang yang lebih menerima perbedaan.
BalasHapusWah, penasaran sama penampakan Kolam Awet Muda dan pura di Taman Narmada.
Penasaran dengan Taman Narmadanya Mbak. Btw ada taman bunga mataharinya juga kan di sana?
BalasHapusLombok itu disebut juga Bumi Gora mba? Baru tauu.. namanya lucu ^^ wah kenangan masa kecilnya main2 di pantai..indahnya...
BalasHapusWah, jadi kangen Lombok juga nih. 4 tahun lalu kalau tidak salah terakhir kali saya ke Lombok. Sudah seperti apa ya perubahannya?
BalasHapusWah, saya masih ingat betul kunjungan ke Desa Sade. Seru banget mengenal budaya masyarakatnya, terutama tradisi lamarannya yang berbentuk penculikan.
Semoga bisa kembali ke Lombok deh tahun depan untuk berlibur :)
wahh jadi pengen ke lombok.. pake pswat emang pilihan paling praktis dan cocok utk yang gak punya waktu banyak untuk perjlanan..
BalasHapus