pada tanggal
Baca
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
“Gimana ya rasanya kalau bisa adopsi hutan?”
Hidup di perkotaan dengan pepohonan yang hanya tumbuh satu
dua saja di sekitar tempat tinggal saya, lebih sering membuat saya merindukan
rumah nenek saya di Sila, Bima. Almarhum Kakek menanam begitu banyak jenis
pepohonan di halaman belakangnya yang cukup luas.
Alasan Kakek dulu, selain untuk ketahanan pangan rumah tangga, juga menjaga ketersediaan air tanah, dan penyejuk udara di sekitar rumah tinggal. Padahal rumah Kakek saya berdiri tepat di tepi jalan besar, dekat jalan trans sumbawa – Bima.
Jika saya ingat masa kecil saya, memang Kakek selalu berkata “Ngaha Aina Ngoho” dengan makna, manfaatkanlah alam secukupnya saja, jangan berlebihan apalagi serakah. Ya … saya sepakat. Namun semakin besar, saya menyadari, saya nggak sanggup mengikuti jejak Kakek yang menyediakan lahan kebun bahkan tanah di bebukitan untuk penghijauan, apalagi saya kini tinggal di Kota Penyangga dari Ibukota Indonesia.
Diam-diam, saya masih sering teringat pesan almarhum Kakek.
Betapa kadang manusia begitu serakah, sehingga nggak lagi terlalu peduli akan
sumber daya alam yang habis habisan dimanfaatkan. Lupa akan keberadaan flora
dan fauna yang juga tinggal dan tentunya hidup di sana. To be honest,
deforestasi masih terus terjadi.
Maka, sejak menemukan informasi tentang adopsi hutan, saya
turut senang. Angin segar bagi kita semua, bukan?
Adopsi hutan merupakan sebuah gerakan yang digagas pada Hari Hutan Indonesia
yang jatuh pada 7 Agustus. Adopsi hutan ini bertujuan agar saya – juga kamu –
sebagai generasi Indonesia, turut ambil andil dalam menjaga kelestarian hutan.
Tahukah kamu bahwa hutan Indonesia, terutama yang berada di Kalimantan,
merupakan salah satu dari paru-paru dunia?
Adopsi hutan merupakan gerakan yang dilakukan secara gotong
royong dalam menjaga kelestarian hutan yang masih ada. Bukanya hanya menjaga
pepohonannya yang masih tegak berdiri, berbagai fauna dan flora yang hidu di
hutan, termasuk keanekaragaman hayati lainnya yang ada di sana. Bukankah segala
sesuatu yang dilakukan secara bersama, akan memberi daya agar misinya lekas
terlaksana?
Berat ya, pertanyaan ini? Tapi baiklah, Ka Acha akan
menjawabnya dengan pembahasan sederhana yang semoga bisa lebih mudah kamu
mengerti. Harapan saya, selepas berkunjung ke tulisan saya ini, kamu ikut
tergerak juga untuk adopsi hutan. Jadi, marilah saya mulai saja ya.
Hutan memiliki banyak sekali manfaat bagi keberlangsungan hidup manusia di Bumi. Ih, Ka Acha suka hiperbola deh. Eih, beneran.
Hutan dengan segala keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya, sungguh menunjang kehidupan manusia, bukan? Lagipula, bukan hanya saya – juga kamu – saja yang bermukim di Bumi. Sang Maha Pencipta juga menjadikan Bumi ini sebagai tempat bagi berbagai macam flora dan fauna. Berbagai bentukan ekosistem pun dicipta-Nya. Termasuk di hutan.
Saya jadi teringat akan fiksimini yang pernah saya tulis beberapa tahun lalu. Berkisah tentang Orangutan bernama Delilah yang begitu penuh duka hidupnya, akibat deforestasi, berupa pembakaran hutan untuk pembukaan lahan.
Nah, bagaimana, masih mau menunda untuk nggak ikut ambil bagian dalam adopsi hutan?
Cara yang cukup mudah, sebab pada pelaksanaannya, saya –
juga kamu – nggak perlu jauh-jauh berkunjung ke hutan untuk menjadi adopter.
Hanya dengan rebahan santai di rumah saja, dengan ucapan Bismillah sebagai
pembuka, kamu sudah bisa turut serta dalam kampanye adopsi hutan ini.
Kamu bisa bergabung dengan banyak orang dalam gerakan adopsi hutan ini melalui Kitabisa. Atau, jika kamu sudah berkunjung ke situs harihutan.id, kamu bisa scroll ke bawah hingga menemukan image link donasinya, seperti di gambar berikut ini.
Mudah bukan? Yuk ikut bergerak jaga hutan dengan adopsi hutan.
Saya teringat akan ucapan Ibu Sri Hartati yang beberapa
bulan lalu, hadir dalam sebuah acara yang juga diselenggarakan Blogger
Perempuan. Sebuah kegiatan yang sepulangnya dari sana, kembali mengingatkan
saya akan sosok almarhum Kakek. Membuat rindu saya membuncah hingga tumpah
ruah.
Ada sosok Ibu Sri Hartati yang sambil menahan tangis, berujar kepada seluruh peserta yang hadir, “Siapapun yang berani merusak hutan kami, akan kami kejar sampai dapat!”. Nggak perlu menunggu, bulir airmata terbit di mata saya.
Betapa hutan adat di Sumatera Barat yang ia kelola dengan
kelompoknya, Bundo Kanduang, begitu berharga. Perjuangan masih panjang bagi
beliau, untuk sebuah pengakuan demi mempertahankan keberadaan hutan di sana.
Bahkan hutan, menggerakkan Ibu Sri Hartati dan kelompoknya untuk menghasilkan
sirup pala. Ya … hutan bisa menjadi salah satu sumber ketahanan pangan kita.
Ada pula Mba Tresna Usman Kamaruddin, Amd yang walau sudah
bertempat tinggal di Depok, tapi masih terbilang cukup sering pulang ke tanah
kelahirannya di Kolaka, Sulawesi Tenggara, demi semangat untuk turut
memperjuangkan keberadaan hutan adat di Kolaka.
Tambahan kisah yang membuat saya menahan haru, ketika Mba
Tresna berkisah, bahwa dirinya yang seorang cancer survivor bisa sembuh,
dengan bantuan hutan. Bagaimana caranya? Sebab Mba Tresna mengonsumsi berbagai
herbal dari hutan, untuk mendukung kesehatannya. See? Hutan itu sungguh
luar biasa. Lalu mengapa keberadaannya nggak kita jaga?
Pekerjaan rumah bagi para penjaga hutan, masihlah banyak.
Membiarkan seseorang atau segelintir orang berjuang untuk hutan kita semua,
hutan Indonesia, bukanlah karakter anak bangsa ini, bukan? Bukankah semangat
gotong royong telah mengakar dalam tiap budaya dari berbagai suku di tanah air
tercinta kita?
Kamu tentu sudah lebih banyak tahu jawabannya. Pertanyaan
ini, tentu bisa dijawab sendiri olehmu, bukan?
Sebab mempertahankan keberadaan hutan Indonesia yang kini
tersisa, merupakan cara kita bersama-sama untuk bersyukur atas alam luas yang
diamanahi Sang Maha Pencipta, sebagai tempat kita semua hidup bersama-sama. Ada
berbagai keanekaragaman hayati yang sama-sama bisa kita jaga, walau kita secara
utuh nggak bisa berada di sana.
Hutan, sebagai salah satu lumbung bagi ketersediaan pangan pun, tetap terjaga. Hutan, dengan fungsi orologisnya untuk mencegah erosi tanah, tetap terjaga. Hutan, dengan fungsi hidrologisnya, mampu menyediakan air untuk umat manusia, tetap terjaga. Hutan, dengan fungsi klimatologisnya, sehingga kelembaban udara yang sesuai untuk keberlangsungan hidup kita, tetap terjaga.
Mereka Butuh Kita |
Mungkin saya nggak bisa seperti almarhum Kakek yang menyediakan halaman belakang rumahnya untuk dibuat serupa hutan mungil. Mungkin saya yang terlalu terbiasa tinggal di perkotaan ini, nggak bisa benar-benar berbuat banyak untuk turun langsung dalam menjaga keberadaan hutan. Namun saya percaya, melalui tulisan saya, semoga semangat saya untuk turut meniru apa yang Kakek lakukan, tersampaikan.
Hanya dari sesuatu yang sederhana dan nggak butuh waktu
lama, saya – juga kamu – sudah bisa berbuat banyak untuk hutan Indonesia, untuk
kita semua. Yuk, ikut gerakan adopsi hutan bersama-sama!
Penting di sebar luaskan ini, karena tak semua generasi muda paham tentang adopsi Hutan, Dengan adanya program ini tentu kelestarian hutan dapat di wujudkan
BalasHapusIyap. By the way, terima kasih banyak sudah mampir ya.
HapusMoga dari pemerintah sendiri bisa mengkonsep lebih baik mengenai pemanfaatan hutan dan lahan hutan. Karena selama ini hutan emang lebih banyak digunakan sebagai target untuk membuka perkebunan perusahaan2 besar yang mengajukan ijin pemanfaatan
BalasHapusAamiin. Doa yang sama dari saya juga, Mas.
HapusDi saat pandemi ini banyak masyarakat yang mencintai tanaman. Ya semoga aja kemudian dibarengi dengan kepedulian terhadap hutan
BalasHapusAamiin. Iya nih Teh. Bahkan aku belakangan lagi norak noraknya belajar bertanam. Dimulai dulu dari cabe.
HapusKitabisa makin keren karna yang bisa dibantu lebih universal, contohnya peduli hutan dengan adopsi hutan kyk gini. Semoga aja makin banyak adopter dari kitabisa 😍
BalasHapusAamiin. Terima kasih sudah mampir ke mari ya.
Hapusterima kasih kakak sudah membantu menjaga semesta dengan baik :D
BalasHapusTerima kasih juga sudah mampir ke mari ya.
HapusOh, bisa lewat kitabisa ya, Cha? Dari kemarin penasaran gimana caranya kalo mau ikut program adopsi hutan ini.
BalasHapusIya Teh, bisa. Alhamdulillah kalau info dari Acha bisa membantu Teteh. Senang sekali.
HapusGerakan ini perlu disebarluaskan agar banyak orang sadar pentingnya hutan buat kita.
BalasHapusMirisnya sampai sekarang ini masih seringkali terjadi pembalakan liar, ini harus ditindak tegas pelakunya.
Iya ya. Walau katanya sih menurut data mulai berkurang deforestasinya. Tapi rasanya, ya ... tetap saja ada. Semangatlah buat adopsi hutan demi Indonesia maju. Hutan Indonesia Juara!
HapusSebagai pecinta hutan dan sejak kecil pernah punya keinginan hidup di hutan haha (serius ini cita-cita waktu kecil banget :D) saya selalu tertarik dengan hal-hal yang berhubungan dengan hutan. Adopsi pohon untuk hutan merupakan sesuatu yang menarik bagi saya. Ikutan ah.
BalasHapusMasya Allah Mba Lina, gimana ya kalau benar benar bisa ngerasain sensasinya tinggal di hutan? Udara segar terus yang dihirup tiap hari.
HapusBaru tahu info mengenai adopsi hutan :) menarik sekali nih gagasannya, meski kita di tengah perkotaan tapi tetap bisa ikut serta dalam pelestarian alam, terutama hutan
BalasHapusIya banget Mba. Semoga banyak yang tergerak untuk adopsi hutan juga ya. Aamiin.
HapusWah ada program yang sangat menarik nih "adopsi Hutan". Semoga generasi milenial bangsa ini banyak yang tertarik dan sadar serta ikut serta mensukseskan program positif ini. Amiin
BalasHapusAamiin. Terima kasih sudah mampir ke tulisan saya ini ya Kak.
HapusTerobosan baru untuk menjaga kelestarian hutan kita ya. Saya baru pertama ini dengar mba, biasanya jaga hutan dengan tidak menebang pohon sembarangan.
BalasHapusHuum mba, sama sama. Semoga adopsi hutan ini bisa menjadi gerakan lanjutan dari jaga hutan, sebab hutan jadi milik bersama, bukan hanya orang orang yang benar benar terlibat langsung mengurus keberadaan hutan kita yang terancam terus oleh deforestasi.
HapusSebelum Adopsi Hutan ini digelar, aku sempat ketemu sebuah non profit organization yang melakukan konsep hampir mirip begini. Senang sekali kalau sekarang semakin banyak komunitas dan organisasi yang juga menjalankan donasi untuk hutan. Bagaimanapun kita yang lebih membutuhkan hutan, maka kita pula yang harus merawat dan menjaganya.
BalasHapusAh iya Mba Marita. Kalau nggak salah ingat, dulu pernah ada gerakan pelihara pohon atau adopsi pohon deh ya. Nah kalau ini lebih luas lagi cakupannya, bukan hanya pohonnya saja namun benar benar hutannya.
HapusSetuju, dengan peduli pada hutan adalah wujud syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan saya fokus ke pesan kakeknya Kak Acha: “Ngaha Aina Ngoho” dengan makna, manfaatkanlah alam secukupnya saja, jangan berlebihan apalagi serakah....wah bagus banget!
BalasHapusTerima kasih kalau pesan dari almarhum Kakek Acha, turut berkesan juga di hati Mba Dian.
Hapussetuju,, kita gak boleh serakah, termasuk dalam menggunakan hutan dengan segala sumber daya alamnya, karena isinya milik bersama, gak hanya bersama manusia, tapi juga makhluk hidup lainnya
BalasHapusNah, iya banget Mba. Bumi dan segala isinya ini hanya amanah dari Sang Maha Pencipta untuk mendukung kehidupan kita sebagai manusia di muka Bumi ini. Maka, memperlakukan alam, hutan misalnya ... nggak baik kalau serakah dan mau untungnya sendiri saja ya. Sepakat deh sama Mba.
HapusAku pernah mencoba sedikit jaga hutan dengan pemanfaatan limbah sagu di Sulawesi sana
BalasHapusSemoga aku juga bisa adopsi hutan
Masya Allah Mba Amma. Hebatnya. Mau tau dong Mba cerita lebih lengkapnya.
HapusSebagai penggemar Nicholas Saputra yang menyukai dengan keindahan alam Indonesia, aku harus ikutan andil dalam adopsi hutan Indonesia nih. Apalagi ini tuh caranya mudah sekali ya mbak tinggal berdonasi lewat Kitabisa.
BalasHapusEh, kujasi teringat sama film dokumenter yang NicSap bikin tentang kearifan lokal masyarakat hutan deh. Lupa tapi judulnya apa, Mba.
HapusAku suka sedih kalau mendengar hutan rusak dibabat atau kebakaran krn oknum, padahal untuk menumbuhkan perlu waktu bertahun2. Rasanya senang mendengar adopsi hutan ini krn gotong royong, kerja sama, dan bisa berkontribusi dengan donasi jsebagai alternatif jika tenaga dan waktu belum memungkinkan ya kak :D
BalasHapusIya Mba Marfa. Hutan aja menghijaukannya kembali lama banget. Ya ... nanam cabe di pot aja lama, gimana hutan. Huum Mba, aku pun senang dengan adanya kampanye adopsi hutan ini.
HapusNah benar sekali mbak, sudah saatnyalah kita sebagai generasi muda untuk ikut serta menjaga pelestarian hutan. Salah satu caranya yang mudah yaitu dengan berdonasi agar hutan kita terawat dan terjaga kelestariannya
BalasHapusIya. Sebab berkontribusi langsung belum tentu semua orang bisa, maka dengan cara berdonasi begini, secara nggak langsung, kita pun bisa turut bergerak.
HapusGerakan Adopsi Hutan ini bagus banget buat tetap menjaga kelestarian hutan. Bergerak dan bekerja bersama-sama untuk menjaga kelestarian, dengan begitu kita juga bekerja bersama bagi keberlangsungan hidup manusia di bumi.
BalasHapusIya banget. Terima kasih sudah mampir ke tulisan ini ya.
HapusKondisi hutan sudah memprihatinkan ya. Jadinya, adopsi hutan ini harus banyak dilakukan. Pas nih program yang dibikin di hari Hutan Nasional ini, Adopsi hutan. Program sederhana yang bisa menyelamatkan hutan. Mana bisa dilakukan dengan nominal yang kecil. Tapinya tentu, perlu banyak dukungan kita. Semoga banyak yang ikutan ya.
BalasHapusBetul sekali Mba. Itulah salah satu alasan, gerakan adopsi hutan ini digalakan. Semoga memberi banyak dampak bagi penghijauan hutan dan perlindungan terhaap hutan dan masyarakat adatnya ya. Aamiin.
HapusGak perlu bingung lagi memikirkan cara berkontribusi merawat hutan dengan gerakan adopsi hutan ini, ya. Dari rumah pun bisa
BalasHapusBanget Mba Ina. Sambil rebahan main smartphone-pun, kita sudah bisa berkontribusi dalam kegiatan adopsi hutan.
HapusProgram yg maenarik dan mudah untuk dilakukan oleh siapa saja...
BalasHapusSkrg siapa saja bisa bantu kelestarian hutan
Sepakat, Mba,
HapusIstilah adopsi hutan aku baru dengar mba. Dan satu sisi aku dukung kampanye ini. Bagaimana pun pelestarian hutan ini harus kita lakukan ya bersama sama
BalasHapusIya Mba Alida. Semoga gerakan ini bisa berlangsung masif, demi keletarian hutan Indonesia.
HapusTernyata...hutan sangat kaya. Banyak yg hidup darinya, banyak yg selamat berkat obat darinya. Sungguh kejam yg berani rusak hutan, rusak harapan para insan lainnya...pun makhluk hiduk yg tinggal di dalam hutan
BalasHapusMungkin mereka pun melakukan deforestasi karena kepentingan ekonomi juga sih ya. segala hal pasti ada dua sisinya. Nah, sayangnya, setelah dimanfaatkan habis-habisan, nggak dihijaukan kembali sih, sepengetahuan saya yang masih awam ini.
HapusSemoga makin banyak yang berdonasi lewat adopsi hutan ya agar hutan kita makin lestari dan terjaga
BalasHapusYes. Aamiin. Semoga makin banyak yang tergerak untuk adopsi hutan.
HapusAku setiap bahas masalah ini suka greget... Betapa banyak masyarakat kita yang belum sadar manfaat hutan, dan pohon disekitar kita. Maen tebang kadang...
BalasHapusPadahal selama tidak membahayakan kita semua berhak hidup, bahkan menurut aku kita yg kebih banyak bergantung pada hutan dan tumbuhan.
Semoga programnya sukses ya mba...
Dan semakin banyak program seperti ini.
Huum Mba, sama nih.
HapusKeinget berita di televisi tentang banjir akibat hulu sungai mulai botak karena deforestasi. banjir bandang, dan masih banyak bencana alama lainnya yang salah sat penyebabnya ya karena deforestasi hutan.
Aamiin. Semoga sukses kampanye adopsi hutan ini ya. Saya juga mendoakan hal yang sama, Mba.
Masya Allah, ulasan ini benar adanya. Hutan amat sangat butuh kita, begitupun sebaliknya dengan kita. Gak sanggup aku membayangkan apa yang akan terjadi jika ke depannya hutan kita makin berkurang bahkan habis, hiks...
BalasHapusTerima kasih banyak Mba Qoty.
HapusEntah keseimbangan alam ini akan bagaimana jika hutan terus berkurang. Semoga kampanye adopsi hutan ini cukup membawa perubahan.
Pakai platform kita bisa ya? Jadi lebih mudah untuk adopsi dan juga melestarika hutan dari jauh :)
BalasHapusIya ya Mba, karena kolaborasi dengan KitaBisa jadi memudahkan untuk para adopter hutan yang mau berdonasi di kampanye adopsi hutan ini.
HapusHutan memang paru-paru dunia, tanpa hutan banyak sekali bencana yang akan datang. Mengadopsi hutan memang bisa jadi pilihan untuk membantu memberdayakan hutan dan memang strateginya sudah diadopsi negara-negara luar untuk memberikan awareness untuk masyarakat. Salut banget ada yang menulis tentang topik ini. Terima kasih banyak atas infonya <3
BalasHapusTerima kasih juga sudah mampir ke mari ya.
HapusSemoga kampanye adopsi hutan ini memberi banyak perubahan atas deforestasi yang masih terus terjadi.