pada tanggal
Baca
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Apa sih hal sederhana yang paling sering kamu lakukan sebagai bentuk self reward bagi dirimu sendiri?
Sebelum saya memutuskan untuk menjalani komitmen lebih dekat
dengan partner saya dulu, hal pertama yang saya kulik tentang dirinya adalah,
apa sih hobi yang begitu membuatnya merasa tenang, nyaman, bahkan menjadi ajang
bagi ia menemukan dirinya sendiri?
Setelah saya tahu … maka saya mulai menemani kemana saja ia
menyalurkan hobinya tadi. Kemudian, saya bertanya pada diri saya sendiri, apa
saya akan terus bisa turut menikmati – atau paling nggak saya menoleransi lah
ya – atas waktu yang ia pakai untuk menikmati hobinya sebagai self reward.
Saya nggak berharap apalagi keukeuh mencari seseorang yang harus sehobi plek ketiplek sama
saya. Ya itu … suka baca, suka nonton, dan suka jalan-jalan. Nggak sama sekali.
Lalu … saya bersorak … berkaca-kaca saat menemukan sosok
dari partner saya yang sekarang. Ia punya hobi yang bersinggungan dengan hobi
saya. Catat ya … hanya bersinggungan.
Saya dan partner sama-sama suka jalan-jalan, ia senang
mendaki, saya sukanya ya tracking
saja, pokoknya bermain di bawah langit biru lah ya.
Saya dan partner suka menonton, walau pilihan genre film
kami berbeda, karena saya maunya yang lucu dan manis sejenis komedi romantis.
Dia … tentu saja suka film action.
Tapi, jangan tanya berapa kali saya dan ia meluangkan waktu untuk menonton
bersama ya.
Ah ya … bahkan saya pernah mengajak partner saya untuk
nonton marathon drama korea yang diperankan oleh Jang Na Ra sampai mewek bombay berdua,
pelukan ala baper gimana gitu deh pokoknya. Jadi bahasan ini si drakor di rumah,
sampai ke tahap diskusi soal benang merah dan ide ceritanya.
Saya suka baca buku … fiksi terutama. Ia sering minta saya
mengisahkan isinya. Sebab partner saya ini lebih memilih bermain game. Sebaliknya saya manggut-manggut
kalau sudah diceritakan soal karakter dari tokoh-tokoh di game tadi. Bahkan ada yang kekuatannya berdasarkan kisah dari
legenda Yunani.
Itulah alasan saya, mengapa dulu bela-belain banget mengulik
soal calon pasangan, sebagai bentuk persiapan sebelum menikah yang saya
aplikasikan. Demi kenyamanan saya sendiri kok, supaya saya dan ia, nggak
berubah menjadi sosok yang berbeda, bukan diri kami masing-masing.
Sebelum mengulik lebih dalam mengenai salah satu kunci
keharmonisan dengan pasangan melalui self reward, ada baiknya saya dan kamu
saling menyamakan frekuensi dulu. Sini sini, duduk di samping Ka Acha.
Self reward merupakan sebuah bentuk
penghargaan terhadap diri sendiri yang rasanya pantas untuk kamu nikmati.
Misalnya, ketika target pekerjaan yang kamu buat tercapai, kamu bisa memberikan
ucapan selamat dan berterima kasih atas apa-apa yang sudah kamu perjuangkan
sebelumnya. Caranya … lakukan saja hobimu sebagai bentuk masa jeda.
Begini … ketika saya memutuskan untuk resign dari pekerjaan kantoran, lalu beralih untuk menjadi pekerja remote, saya menjalaninya dengan susah
payah. Andai cengeng, mungkin saya bisa menangis setiap malam.
Saya menjalani kehidupan work from home lebih awal, sebelum
pandemi datang menyerang. Menyelesaikan tugas kantor sembari mengurus pekerjaan
rumah, menjaga si kecil, dan membuat saya lama sekali terjebak di rumah saja.
Nggak ada waktu untuk ngobrol santai sama tetangga, apalagi haha hihi sama
teman sebaya seperti dulu.
Saya sadar kalau ada masa dimana saya sangat memaksakan
diri. Saya ngomel nggak jelas karena kerjaan yang menumpuk, deadline di depan mata, ditambah
rengekan si kecil, dan saya benar-benar sendirian di rumah.
Saya hampir goyah. Ingin berhenti bekerja saja rasanya. Lalu
bisa bebas leha-leha saat lelah menggendong si batita. Baca buku sebanyak yang
saya mau. Pokoknya, nggak melakukan apa-apa lagi yang bisa menghasilkan
pemasukan dan tabungan.
Tapi … di lain waktu, setelah semua pekerjaan saya selesai,
saat gajian, saya senang membeli buku bacaan baru, berlangganan premium di Viu,
sampai mengajak si partner untuk jalan-jalan yang agak jauh dari rumah biar
hidup saya terasa seru. Bahkan sekarang, saya mulai menyisihkan dana untuk
membeli paket skincare.
Bagi saya … itulah self
reward saya. Cara saya memberikan penghargaan atas perjuangan saya, bentuk
terima kasih sebab saya nggak memilih menyerah, dan terus menjalaninya dengan
tenang dan senang.
Self reward
menjadi momen kamu berterima kasih atas dirimu sendiri. Mensyukuri atas diri kamu
yang terus berjalan menghadapi tantangan, walau tentu saja, nggak mudah, bukan?
Nah … sekarang ijinkan Ka Acha sekali lagi bertanya. Apa sih
hobimu? Seberapa sering kamu melakukannya, sebagai self reward bagi dirimu sendiri?
Pernah di suatu malam, sepulang saya dan partner dari
kantor, baru selesai membersihkan diri masing-masing. Perut sudah kenyang
karena malam itu kami memilih makan malam di luar saja, daripada kelaparan di
tengah kemacetan Pasar Rebo, sepulangnya dari kantor.
Malam itu, di atas kasur yang baru kami beli. Di ruang kamar
yang nggak berpintu. Di sebuah rumah kontrakan berlantai dua yang kalau saya
analogikan, persis seperti rumah burung, sebab ukurannya kecil dan hanya cukup
untuk kami berdua saja.
Partner saya bertanya malu-malu pada saya, apakah ia boleh
membeli konsol game dengan uang tabungannya?
Tanpa ba bi bu, saya mengangguk saja, padahal kalau diingat-ingat, daftar
kebutuhan kami masih banyak yang belum terbeli.
Kemudian, kebiasaan main game
itu ia tunaikan sepulang bekerja, sebelum istirahat malam. Hingga kini, ia
masih melakukannya, tentu pada saat si kecil sudah terlelap dengan tenang di
kamar nan remang berteman saya yang ikut lepas lelah seharian.
Apa saya pernah marah-marah karena kebiasaannya itu?
Sesekali. Kalau mainnya sampai lupa waktu dan tidur pagi.
Tapi saya nggak berusaha menghentikan kebiasaannya, sebab
itulah me time yang ia suka. Self reward bagi dirinya yang telah
berjuang bersama saya dalam memenuhi kebutuhan hidup, turun tangan mengurusi
dua anak yang aktif luar biasa, menjalani komitmen kami untuk terus bersinergi
sebagai suami dan istri.
Tentu alasan di balik semua itu ya biar partner saya nggak
iri kalau saya sedang me time.
Marathon nonton drama korea, atau pakai sheet
mask terus gegoleran di kasur sambil baca buku sendirian, sementara dia
sibuk menemani dua balita tampan main kuda-kudaan.
Ia telah banyak memberi saya kelonggaran waktu untuk menikmati
waktu bersenang-senang sendirian. Masa saya dengan tega melarang ia menyediakan
waktu atau dana tersendiri untuk menghadiahi kerja kerasnya selama ini?
Sampai di sini … apa sudah ada benang merah yang bisa kamu
temukan atas betapa pentingnya self
reward dalam menjaga keharmonisan hubunganmu dengan pasangan? Sudah eungeuh belum, kalau semuanya dimulai
dari mana?
Seperti yang Ka Acha kisahkan, sedari awal masa perkenalan,
saya sudah mencari tahu tentang hobi yang calon partner saya sukai. Saya sudah
mencicipi rasanya menemani ia menjalani hobinya. Saya berdskusi dengan diri
sendiri, apa saya akan dapat terus memberinya toleransi, atau malah nggak suka
sama sekali?
Saya nggak mau diubah menjadi karakter yang bukan saya
banget setelah ijab qabul. Saya akan berdiri dan berlari pergi bila saya
dituntut menjadi sosok yang bukan diri saya sebelumnya, tanpa diberi pemahaman
yang sampai ke hati dan logika saya.
Sedari awal, saya menyaring sesiapa saja yang datang ke
kehidupan saya agar jangan sampai setelah kami menjalani komitmen bersama, saya
malah terpuruk dan lelah hati. Apalagi, efek samping dari hidup berpasangan kan
punya keturunan. Ada potensi saya bisa jadi mama yang garang kalau tertekan ya
kan?
Nggak jauh berbeda dari apa yang partner saya pikirkan dulu.
Ternyata ia pun mendalami hobi saya, memberi saya me time, bahkan memberi ruang
bagi saya untuk menghadiahi diri saya sendiri. Self reward yang saya lakukan,
baginya, merupakan cara saya tetap jadi diri sendiri, agar terus bisa gembira
dan ceria setiap harinya.
Komunikasi yang terjadi di antara kami pada akhirnya menjadi
serupa sepasang sejoli yang dimabuk cinta, dua orang teman yang saling bertukar
cerita, atau kakak beradik yang maunya rebutan perhatian saja. Bahkan … bisa
mirip mama atau papa yang sedang sebal lalu mengomeli anaknya.
Memberi penghargaan pada diri masing-masing, menjadi ajang
saya dan partner untuk terus bertumbuh bersama. Melangkah seiring sejalan, dan
menghadirkan banyak cerita di antara kami berdua, dalam sebuah dunia bernama
rumah tangga.
Pssttt … yuk cukupkan self
reward untuk dirimu sendiri. Ijinkan pasanganmu menghadiahi perjuangannya
selama ini. Semoga sakinah mawaddah wa rahmah yang kamu dan ia perjuangkan
bersama, menjadikan hari-harimu penuh warna-warni.
Setuju mba.
BalasHapusSelf reward ku adalah saat gajian menikmati hari santai atau berlibur kemana gitu.
Pokoknya wajib bebas dari kerjaan satu/dua hari, hehhehe
Semangaaaattt.
Hapusso deep. self reward penting ya agar kita bisa mencintai diri sendiri, batu nanti bisa mencintai orang lain hehe. kalau aku cukup makan-makanan yang enak atau nulis blog sudah senaaang rasaaanya
BalasHapusHuwaaa cara menyenangkan diri itu sebenarnya nggak susah kalau kitanya permudah ya Mba.
HapusBener bangett kak.
BalasHapusTapi kadang aku kebablas nih ngasih reward buat diri sendiri wkwkw. Nakal emang..
Jadinya malah ambyar 😢
Wadudu Kak Han. Hahaha ....
HapusSelf reward dari suami adalah setiap makanan yang saya masak habis dan bilang enak, wah auto meleleh alhamdulillah...
BalasHapusLangsung semangat buat masak lagi ya Mba.
HapusBerpasangan gak harus serba sama ya kak. Dengan perbedaan itu lah jadi bumbu cinta di antaranya
BalasHapusBetul sekali Mba.
HapusAku jd mikir self reward ku selama ini apa ya. Emang betul butuh bgt self reward, untuk menghargai segala hectic dan kerjakeras kita sendiri selama ini. Mgkn selama ini self rewardku dengan berkarya dari rumah dan suami support. Feel blessed.
BalasHapusBetul. Bisa jadi. Nggak selalu lho ada perempuan yang diijinkan berkarya dengan bebas gembira dari rumah dan dapat dukungan penuh. Karena nggak semua orang bisa bersimpati dan berempati. Rejeki lho Mba.
HapusMe Time jadi hadiah suami buat aku kak acha, walo hanya sebulan sekali, wekekekek. tapi rasanya surga, karena dari pagi ampe malem aku bebas sendirian mau ngapa - ngapain, pulang kerumah tentu dengan pikiran dan mood yang udah seger
BalasHapusAsiknya. Jadi momen yang Kak Eka tunggu-tunggu dong ya.
HapusCakep tulisannya mbak. Suamiku suka ngegame juga sesekali, tapi karena ketahuan anaknya nyimpan game, akhirnya dihapus wkwk. Soalnya kalau anaknya lihat bapaknya punya game di hp, anaknya ikut2an minta install game juga akhirnya :D :D
BalasHapusAkhirnya doi lari ke berkebun, tapi udah mulai bosen juga. Aslinya sih kami sama2 laptop addicted sih, doi coding sayanya ngeblog. Jadi kalau udah depan laptop, diam2an wkwk..
Kalau self reward buatku sih langganan Viu, Netflix dan baca buku... kalau skincare aku suka iseng minta bapake.. :D :D
Iya ya Mba. Kadang sebagai ortu ya nggak mau juga anak malah ikutan main game lalu jadi addict, karena kalau hobinya hanya main saja, ya malah buang waktu sia sia dan bisa jadi ngasih dampak negatif ke anak.
HapusAsik banget langganan streaming tontonannya dobel Mba. Pantas review drama Mba juga banyak.
hihi, suami mbak acha main konsole game juga yaa. aku pun masih mengizinkan suamiku main game juga nih, cuma yaa itu kalau kebablasan baru deh aku ngambek. Tapi emang sih kasih reward dan tetap emnajdi diri sendiri setelah menikah itu perlu banget dikomunikasikan yaa..
BalasHapusBetul sekali Kak Ghina. Biar kita pun tetap sadar batas waktunya supaya nggak berlebihan dan melupakan hal lainnya.
HapusBener banget ini Kak. Dalam kehidupan berpasangan, masing2 pasti punya cara buat me time, saling menghargai jadi salah satu kunci yaa
BalasHapusBetul. Rasanya menghargai itu salah satu kunci adem ayem tentrem di hati sehari-hari.
Hapuswajib banget self reward ke diri sendiri ya Cha. aku pun iya selalu membutuhkan beigni
BalasHapusjadi hepi dengan kecapekan yang dirasakan
Iya ya Nyi. Kadang kelelahan sehari-hari bisa bikin hidup jadi nggak happy lagi kalau terus menjalani rutinitas seolah nggak ada akhirnya.
HapusInspiratif sekalisekaki. Saya gak kepikiran tuh bikin self reward.
BalasHapusTerima kasih banyak.
Hapussebagai lajang, kayaknya aku malah kebanyakan self reward. Wisata kuliner nggak terkontrol kalau fee cair hahaha. Belajar banyak aku dari tulisannya kak Acha, bahkan menikahpun tetep butuh self reward gitu ya kak
BalasHapusKelak, semoga Kak Arai tetap bisa punya waktu senang sendiri biar tetap bisa jadi istri yang happy ya.
HapusAku juga suka self reward sambil nonton viu sesekali biar refresh otaknya
BalasHapusBiar nggak terlalu banyak beban ya Mba.
Hapussetidak tulisan ini jadi pembelajaran untuk yang masih single kayak saya ini. self reward itu memang sangat penting untuk harmonisasi
BalasHapusTerima kasih banyak.
HapusSetuju sekali kak, self reward untuk diri sendiri dan pasangan sama sama penting ya kak..Kalau hati galau dan stress pasti jadi sering ribut hehehe
BalasHapusBegitulah Mba. Kebawa kemana-mana jadinya.
Hapus"Saya nggak mau diubah menjadi karakter yang bukan saya banget setelah ijab qabul." Duh, setuju banget ka Acha!
BalasHapusAgak tergelak membaca ini "Apalagi, efek samping dari hidup berpasangan kan punya keturunan." tapi bener juga!
Membaca tulisan ka Acha bikin saya mangut-mangut, dan belajar. Doakan semoga saya dapat pasangan yang se-frekuensi, nyambung, biar kalaupun beda hobi, tapi saling menghargai ya kak ^_^
Semoga sakina mawaddah warahmah, ka Acha dan suami <3
Aamiin allahumma aamiin.
HapusInsya Allah ketemu kok, semoga lekas saling menemukan dengan si pasangan ya. Semangat.
Terima kadih sharingnya mba.. setujus ekali bahwa self reward itu oenting, setidaknya me time hehe..
BalasHapusTerima kasih kembali.
HapusBener kak Acha.. self reward sebaiknya dilakukan agar kita terjaga kewarasannya.
BalasHapusMeski sibuk, setidaknya sesekali ambil jeda dengan me time. Seru ya kalo nonton berdua sama pasangan.
Seru banget Mba. Jadi bisa bertukar sudut pandang juga.
Hapussetuju banget kak. self reward ini penting banget sih. kalau self reward sala saya cukupp beli eskrim atau duduk nonton drakor hehe anyway terima kasih sharingnya ka
BalasHapusTerima kasih kembali.
HapusTerima kasih sudah mengingatkan..
BalasHapusTernyata yang selama ini saya dan suami lakukan kesempatan untuk memberikan self reward terhadap diri masing-masing....
Terima kasih juga Kak, sudah menyempatkan waktu berkunjung ke mari.
HapusYa ampunnn dama bangett mb. Aku juga suka menghabiskan waktu baca buku, beli buku baru, sampai makan makanan enak dari hasil keringat sendiri. Kayak puas dan bahagiaaaa gitu untuk jadi self reward.
BalasHapusIya lho. Kalau hasil yang didapat dialokasikan terus untuk keluarga dan diri jadi seperti nggak dapat apa apa, kadang gimanaaaa gitu.
Hapussakinah mawaddah warahmah ya mbak ❤️ kebetulan self rewardku baca buku seharian di dalam kamar wkwkwk dan skincare-an tentunya. karena kalau bukan diri kita yg merawat dan peduli, siapalagi 😅
BalasHapusHahaha betul.. Kalau bukan diri kita ya siapa lagi ya.
Hapussetuju banget dengan self reward ini, yang merupakan salah satu bentuk cinta kita ke diri sendiri ya mba, saya juga sering me time, melakukan hal2 yang kita suka, keluar uang banyak demi menyenangkan diri sendiri
BalasHapusIya lho Teh. Kapan lagi. Pengalaman dan cerita adalah bonusnya.
HapusBeruntunglah bagi yang terus menjaga keharmonisan dengan pasangannya, karena tentu saling memberi self reward akan jadi aktivitas menyenangkan yaa, Mak. Makin lengket deh hubungan sama pasangan hihiy
BalasHapusAamiin.
HapusPenting ya self reward ke pasangan juga, biar saling menghargainya makin kuat. Semoga makin awet rumah tangganya ya mbak..
BalasHapusAamiin.
HapusIya, biar nggak saling iri juga karena sama sama merasa gembira.
Menyisihkan sedikit penghasilan saya setiap bulan untuk membeli barang-barang yang saya sukai menjadi salah satu cara saya untuk memberi reward untuk diri sendiri
BalasHapusAlhamdulillah. Jadi tetap merasa senang juga saat bekerja ya Mba.
HapusEih, sama banget. Salah satu self reward paling menyenangkan ya membaca buku.
BalasHapusYang lainnya, ada juga comfort food. Apalagi kalo selesai menulis materi tulisan yang berat. Wah, bisa kembi tenang dengan comfort food. Minim, satu mug kopi hitam dulu dah..
Satu mug kopi saja sudah bisa bikin hati senang ya Mba. Self reward kan nggak perlu ribet dan mahal.
HapusSelf reward ini buat aku seperti me time gitu mbk. Biasanya habis ngerjain pekerjaan yang nonstop. Selesai kerja biasanya nonton drakor sambil istirahat. Meskipun cuma sejam, tapi rasanya bahagia banget
BalasHapusIya lho Mba. Jadi happy lagi. Kepala nggak ngebul lagi. Etapi tergantung genre tontonannya juga sih. Kalau berat ya malah bikin mumet.
Hapusbelakangan self rewardku adalah nonton drakor lagi. Kareka sekrang sedang LDR sama suami lalu kuceritakan drakor itu ke dia, entah romantisnya dan kisah lainnya, eh dia kesinggung donk kak acha, katanya nggak bagus kalau romantis tp inspirasinya dari drakoran mah,.. wkwkwk
BalasHapusTapi, lagi-lagi, bersyukurnya kita masih tetap bisa menjalankan passion kita meski sudah menikah itu anugerah juga ya, karena nggak semua orang bisa memenuhi hal tersebut.
Hmm mungkin biar nggak berlebihan ya Kak. Soalnya kan kadang romansa di drakor itu ala ala pacaran yang lewat batas gitu ya. Misalnya, belum menikah tapi rajin cium sana sini.
HapusMenurutku self reward penting terutama untuk pasangan yang sudah menikah dan punya anak. Baik itu suami dan istri pasti punya keinginan tersendiri melakukan hobinya
BalasHapusNah itu. Karena kalau salah satu merasa terlalu terbebani karena kurang self reward, bisa kacau balau nantinya.
HapusAah...indahnya.
BalasHapusAku juga seneng niih, alhamdulillah...memiliki pasangan yang senantiasa memberikan dukungan untuk istrinya agar bahagia.
Semoga self reward ini membuat kita, para Mama (muda) merasa bahagia dan siap jalani hari juga tantangannya.
Aamiin. Ihiy, Teh Lendy mah self reward ngedrakornya malah bisa jadi konten di blog. Kagum aku sama Teteh.
Hapusaku maish single juga sering kasih reward ke diri sendiri, biar lebih menghargai kerja keras dan waktu yang dihabiskan buat cari uang, haha
BalasHapusBetul Kak Rin. Biar kerjanya semangat terus.
HapusWaah keren nih, memang kasih reward buat diri sendiri maupun pasangan itu penting ya mba. Aku dan suami juga punya kesukaan berbeda, suami suka menanam, aku lebih suka naik gunung, hehe
BalasHapusWaahh korelasinya asik nih. Sama sama suka yang hijau hijau.
HapusSaling memahami pasangan juga merupakan kunci keharmonisan rumah tangga ya. Dan self reward nggak perlu sesuatu yang besar, memberikan diri waktu untuk relaks sejenak dari aktivitas juga bisa. Tulisan yang sangat menginspirasi ini Kak Acha :))
BalasHapusTerima kasih banyak Mba.
Hapus