pada tanggal
Baca
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Sepanjang menyaksikan dorama yang merupakan hasil adaptasi
dari drama Korea berjudul sama yang muncul pada 2018 ini, penonton akan dibawa
pada perjalanan Motoharu Kenzaki yang berusaha “melarikan diri” dari hidup
sebagai suami yang baginya nggak menyenangkan lagi … namun ternyata dia disiksa
oleh penyesalan yang terus bertambah-tambah.
Dorama yang juga diberi judul Shitteru Waifu ini mengisahkan
kacaunya kehidupan Motoharu bersama dengan istrinya, Mio Tateishi (diperankan
oleh Alice Hirose). Mio sering mengamuk marah, memaki, bahkan melempari
Motoharu dengan benda apa saja – pernah juga dengan pisau – setiap kali
amarahnya memuncak.
Motoharu merasa tertekan luar biasa dengan kelakuan
istrinya. Pelampiasannya selama ini ya hanya curhat dengan kedua orang
temannya, Chiharu Tsuyama (diperankan oleh Kouhei Matsushita) si bapak bahagia
yang punya anak kembar, sosok yang selalu membanggakan betapa luar biasanya
sang istri yang dinikahinya.
Sementara teman satunya, Naoki Kida (diperankan oleh Kanro
Morita) si pengusaha kedai makan yang memilih hidup membujang hingga usia
kepala tiga. Sosok yang nampak paling lekat dengan Motoharu, namun
kesendiriannya sering menyusahkan Motoharu juga sih. Ya gitu lah kalau apa-apa sendiri dan belum
punya pasangan yang menemani.
Di lain pihak, Mio Tateishi merasa kelelahan hidup sebagai
seorang istri dan juga ibu yang sibuk bekerja paruh waktu. Ia merasa frustrasi
dengan Motoharu sebab rasanya kehidupan rumah tangga sepenuhnya dibebankan
kepada dirinya. Mulai dari mengurusi kedua anak yang masih kecil-kecil, mencari
tambahan pendapatan, bahkan mengurusi urusan domestik yang tiada habisnya.
Bagi Mio, Motoharu terlalu sibuk bekerja, lupa pada keluarga.
Bahkan sepulangnya dari kantor, Motoharu hanya menyusahkannya saja. Motoharu
sering asik sendiri, bermain game, bahkan ia membeli konsol game terbaru, di
saat kebutuhan keluarga membuat Mio merasa sesak, harus sering berhemat.
Mio Tateishi menyesali keputusannya nggak mengejar karirnya
sebagai calon penyelia keuangan di salah satu bank, dahulu sekali. Muak sebab
kehabisan waktu sampai mengurusi diri dan menyenangkan hati saja nggak sempat.
Suatu waktu, Motoharu mendapatkan koin 500 yen terbitan
tahun 2010, tahun heisei 22, dari seseorang lelaki paruh baya di taman kota.
Seolah sang lelaki mengerti kegelisahan hati Motoharu. Tapi ya … Motoharu waktu
itu nggak ambil pusing dengan koin yang diterimanya.
Lalu, saat akan kembali pulang dengan mobil, di suatu jalan
lintas yang sepi, Motoharu menemukan sebuah gerbang – semacam gerbang tol yang
pakai koin gitu – dan memasukkan koin 500 yen yang tadi diterimanya.
Mohoharu nggak tahu kalau di langit, bulan sedang ada dua
buah. Lalu, perjalanan Motoharu pun dimulai ….
Motoharu terbangun di kamar apato-nya pada tahun 2010, saat masih menjadi mahasiswa. Muncul
pula sahabatnya, Naoki Kida yang sedang menginap. Juga ia kedatangan adiknya,
Nagisa Kenzaki (dperankan oleh Rina Kawaei). Menyadari ia kembali ke masa lalu,
serta-merta Motoharu berniat mengubah takdirnya.
Ia menahan diri untuk nggak bertemu dengan Mio Tateishi yang
saat itu masih menjadi murid SMA, dan memilih menunaikan janji kencan pertama
dengan adik tingkatnya di kampus, Sayaka Egawa (diperankan oleh Miori
Takimoto).
Aliran waktu pun berubah cepat. Motoharu bangun di pagi hari
dan menemukan dirinya menjadi suami dari Sayaka Egawa. Hidupnya berkecukupan,
namun nggak memiliki anak. Hidupnya enak karena Sayaka anak dari keluarga
berada. Namun, Motoharu tetap bekerja di kantor yang sama dengan posisi yang
sama pula, Bank Aoi.
Motoharu gembira bukan kepalang karena takdirnya berubah.
Hingga ia menyadari, di kantor, ternyata ia kembali dipertemukan dengan Mio
Tateishi yang masih lajang. Sahabatnya, Chiharu Tsyuyama juga lajang. Malah
adiknya, Nagisa Kenzaki, menikah dengan Naoki Kida dan mengurus kedai bersama.
Apakah Motoharu Kenzaki akan hidup bahagia setelah mengubah
pilihan hidupnya? Apakah Mio Tateishi bisa ia lupakan? Lalu, bagaimana dengan
kehidupan orang-orang terdekatnya yang ikut berubah karena pilihan Motoharu
untuk kembali ke masa lalu?
Walau pilihan saya untuk menonton dorama yang menghadirkan
Alice Hirose ini sebenarnya pelarian sementara karena menunggu episode lanjutan
drama korea Mr.
Queen – berat memang kalau nontonnya on going tuh – tapi saya
cukup menikmati, walau perubahan alur waktunya bagi saya seperti gaya Ultraman saat
mau berubah jadi besar.
Hehehe … memang saking lama sekali saya nggak menikmati
tontonan Jepang, jadi butuh adaptasi lagi dari segi rasa visualnya.
Sejujurnya, di episode awal dorama adaptasi dari drama korea
Familiar Wife tahun 2018 ini, saya memang lebih memihak pada Mio Tateishi.
Terasa sekali betapa beban hidup, mengubah sikap seorang perempuan atas diri
dan orang-orang terdekatnya.
Belum lagi, bagi Mio, Motoharu benar-benar lupa untuk
mengenali istri yang mengurusi semua kebutuhannya, bahkan ikut berjuang juga
untuk keluarga. Mio tertekan atas keabaian Motoharu. Mio lelah menjaga citra
Motoharu di depan keluarga besar mereka.
Sebenarnya, pada scene awal Familiar Wife versi Jepang ini
sudah nampak sekali, jika penonton perempuan digiring untuk merasa kesal dengan
tingkah Motoharu. Disajikan dialog dan adegan yang membuat saya sendiri sebagai
perempuan, merasa wajar saja jika Mio Tateishi marah dan mengamuk setiap kali
nggak puas dengan tingkah sang suami.
Lelah hati banget. Punya suami yang tahunya hanya kerja,
tapi nggak bisa memenuhi segalanya. Membebankan terlalu banyak urusan. Bahkan nggak
punya waktu untuk turut turun tangan membersamai perkembangan anak-anak.
Sesederhana, menemani si kecil main ke tama.
Ya … seolah pemanasan
sebelum olahraga bersama keluarga saja nggak ada tiap akhir
pekan. Sebab Motoharu hanya tahu, kalau dirinya butuh libur ngapa-ngapain,
mentang-mentang jadi kepala keluarga yang lelah bekerja penuh selama seminggu.
Duh … please, its not a good man, not a
family man. Hey, ngana punya baju aja masih disetrikain Mio, makan
dimasakin, ya masa anak nggak bantu diurusin.
Begitu pula ketika akhirnya Motoharu mengubah takdirnya dan
hidup dengan Sayaka Egawa. Ngenes sih. Nggak sama levelnya. Nggak cocok klop
kompak gimana gitu.
Pokoknya, buat penonton baperan seperti Ka Acha, emang
Motoharu terlalu banyak menuntut, nggak ngaca, tahunya hanya melarikan diri
saja. Cuma kok perasaan saya diaduk-aduk sama berbagai scene yang dimunculkan Sayaka Egawa, Mio Tateishi, juga ibunya Mio,
Hisae Tateishi (diperankan oleh Nagisa Katahira).
Drama jepang Familiar Wife ini bisalah ya jadi hiburan buat
nonton bareng pasangan di rumah, ringan banget ceritanya sepanjang 11 episode.
Agak berbeda dari kisah drama korea Go
Back Couple yang beneran bikin saya mewek. Shitteru Waifu
cukup bikin ekspresi saya tetap lempeng.
Namanya juga adaptasi kali ya. Sensasinya pun nggak terlalu
greget, bisa jadi karena saya sudah lama terbiasa dengan gaya visual drama
korea. Namun saya mengapresiasi karya sutradara Masato Hijikata, bersama
penulis skenarionya, Atsuko Hashibe, juga Studio Dragon yang menghadirkan
Familiar Wife versi Jepang di masa pandemi begini. Ada tantangan tersendiri
pastinya saat proses produksi.
Seperti yang banyak dihadirkan oleh drama romansa pasangan
yang sudah menikah, walau drama Familiar Wife ala Jepang begini juga turut
bermain di genre fantasi dan komedi, cukup menghadirkan pesan tersirat soal
menjaga komunikasi dengan pasangan.
Nggak ada lagi ceritanya untuk punya banyak rahasia soal
kehidupan kantor dan pertemanan, kalau sudah punya pasangan. Perlu kesadaran
diri untuk membagi waktu antara urusan pekerjaan, dan membersamai keluarga
kecil yang sudah dibina dalam sebuah upacara pernikahan.
Butuh mata yang sering saling menatap. Telinga yang lebih
banyak mendengar. Juga fisik yang lebih sering membersamai segala aktivitas pasangan
dan anak-anak yang hadir kemudian. Rumah tangga nggak sekadar melamar anak
orang, menikah dengan acara meriah, lalu hidup untuk minta dimengerti hingga
akhir hayat.
Drama jepang Familiar Wife walau mungkin nggak sampai
membuat saya menikmati sensasi haru biru. Walau nggak menghadirkan visual yang
sekaya drama korea. Namun cukuplah bagi saya untuk merasa, bahwa hidup ya
tentang hari ini, soal pilihan yang telah dijalani, maka lalui dengan
sebaik-baiknya diri.
Eh, sekarang saya merasa tergoda untuk menyaksikan Shitteru
Waifu versi Negeri Ginseng. Tapi, jeda dulu deh ya.
Aku tuh juga nonton Familiar WIfe tapi yang versi Korea, bagus banget ceritanya dan bikin campur aduk perasaan. Kalau yang versi ini aku belum nonton, mau ah nonton juga mumpung si bebep mafia udah selesai dramanya.
BalasHapusCussss Mba silakan ditonton.
HapusBertambah nih list tontonan. Bisa ditonton di mana ini, Mba?
BalasHapusTentu saja di VIU, layanan streaming kesukaan aku Mba. Hehe. Bukan di-endorse kok ini. Beneran.
HapusSeru sekali nih cerita drakor seperti cerita di kehidupan nyata aja... He.. Emang meskinya perhatian dan kasih sayang harus selalu ada untuk keluarga krn keluarga adalah harta yg berharga
BalasHapusHmm memang ada drakornya sih, tapi ini versi drama jepangnya.
HapusAku belum pernah nonton Dorami, kalau ini adaptasi dari Drama Korea. Menurut mbak seruan Doramanya atau Drakornya nih? jadi pengen masukin ke list tontonan
BalasHapusHmm banyak yang bilang sih drakornya. Tapi doramanya juga asik. Gaya penceritaan visual Jepang sama Korea beda banget soalnya. Akting apalagi.
HapusPenasraan deh jadi pengen nonton filmnya cerita tentang suami istri ini emang yah dalam keluarga butuh komunikasi biar ga ada salah paham
BalasHapusIya lho. Tapi komunikasi yang baik rasanya nggak semudah yang dikatakan sih, pada akhirnya.
HapusWah aku baru tahu kalau ada versi Jepang, soalnya aku nonton versi Drakor dan udah agak lama sampe aku lupa ceritanya apalagi sekarang banyak drakor baru...hihihi, coba ah nonton versi Jepang, terima kasih mbak rekomendasinya.
BalasHapusSama sama Mba. Semoga suka.
HapusWoh Familiar wife ini ada versi doramanya ya, soalnya aku baru nonton yg versi drakornya, oke next coba nonton versi doramanya ah
BalasHapusSilakan Mba. Semoga suka.
HapusSeru banget ya ceritanya...
BalasHapusJadi pengen nonton juga, soalnya relate sama kehidupan emak-emak ya, hehe...
Betul. Mendukung emak emak banget emang.
Hapusaku blm pernah nonton nih, bisa jadi refensi.
BalasHapusberat banget gak nih kak dramanya,
kaya penthouse . hehehe
Ringan banget malahan. Udah gitu episodenya nggak panjang pula.
HapusAku uda feeling kalau drama remake sama negara lain, pastinya plotnya mirip-mirip yaah...
BalasHapusTapi lebih seru gak siih..?
Pas Korean Versionnya Jisung euuii...asa aktor uda paling TOPnya.
Aku belum pernah lihat akting Tadayoshi Okura.
Hmm selera deh kayaknya Teh. Kalau korea kan menyentuh perasan penonton tuh pelan pelan. Nah kalau Jepang itu, awal awal sih meraba aja, agak kaku sih, tapi pesannya dapat banget.
Hapusdrakor dengan tema keluarga dan rumah tangga ini banyak dan lumayan terkenal yaa.. aku lagi ngikutin yang 18 again aja udah deg2an haha kalau yg ini aku belum nonton
BalasHapusWaahhh aku nonton yang 18 Again di jelang episode akhir beneran banyak meweknya.
HapusAku nonton drama versi koreanya Familiar Wife ini. Nggak seseru Go Back Couple sih memang ceritanya dan agak monoton
BalasHapusWah kalau Go Back Couple tuh sejauh ini ya jadi favorit.
Hapusaku ngikutin banget nih dorama ini. sempet kesel sih sama suaminya dan maunya Mio sama pacar barunya aja tapi mau lepas gimanapun juga tetep aja yang namanya jodoh gak kemana.
BalasHapusKasian Tsuyama sih ya. Etapi ketika dunia berubah, Tsuyama jadi kembali sama istrinya dan anak kembarnya bukan sih?
HapusAku belum nonton nih, baik versi Korea maupun doramanya. Udah lama banget jg gak nonton drama. Ngedrakor Mulu sekarang. Jadi kangen drama Jepang lagi... Emang sih taste-nya beda sama drakor. Diramaikan kebanyakan lebih lempeng ekspresinya, tapi anehnya tetep menarik & sebagian jg ngena di hati
BalasHapusIyaaa hahaha kalau dorama tuh ekspresinya suka berasa lempeng tapi yaaa kalo waktunya sedih otomatis bikin mewek juga.
Hapus