Bertualang Ke Planet Mochi Bareng Paddle Pop

“Pokoknya, kali ini harus beneran jadi. Sesi main ke Planet Mochi bareng Paddle Pop nggak boleh dilewatkan lagi.” Saya menggumam saat membuka buku agenda. Mengecek jadwal kerja yang semenjak masa pandemi, sering jadi bahan diskusi saya dengan si partner, biar jadwal kami nggak tabrakan terus.

Semenjak rem darurat pembatasan kegiatan masyarakat ditarik, saya menyadari bahwa hari-hari adaptasi akan datang lagi. Sesi mengatur jadwal dimulai dari nol kembali.

Saya dan partner akan sibuk berebut waktu kerja. Anak-anak akan sering rewel karena nggak bisa bermain ala paket lengkap bersama saya dan si partner seperti sebelumnya, saat papa mereka masih punya jatah work from office, dimana akhir pekan selalu saya usahakan jadi hari istimewa buat keduanya, sebab saya masih bisa bekerja saat mereka tidur siang dengan tenang.

Kini, jam kerja padat saya bergeser sepenuhnya ke Jumat sore hingga Minggu malam. Diselingi tugas domestik yang nggak ada epilognya, setiap hari. Walau saya dan partner saling bahu-membahu menangani urusan rumah begini, kadang saya terjebak dalam perasaan sendirian dan kelelahan. Berbumbu iri karena ia bisa bekerja sedari pagi hingga sore, sementara saya ... keteteran.

Belum lagi, si duo balita akan kangen berat dengan Bundo dan Datuk, juga Muma dan Tatu. Tiada lagi waktu menginap ke rumah kakek nenek. Hanya momen ber-video call yang jadi pelepas kangen. Makna lainnya, saya nggak bisa bebas lepas bak anak gadis, sebab keduanya persis perangko dikasih lem kalau sudah dekat saya.

Maka … alih-alih saya belakangan merasa “terlalu sibuk dengan urusan sebagai orang dewasa” dan sadar akan pekerjaan saya yang lebih fleksibel, jadilah mengalah menjadi tugas saya. Saya pun butuh melepas penat, begitu juga anak-anak. Sesi bermain paket lengkap, sudah waktunya dihadirkan di akhir pekan.

Pilihan Bermain Di Rumah Saja Bareng Paddle Pop

Beberapa bulan sebelumnya, saya sudah sering teracuni kisah seru yang dituliskan beberapa teman blogger tentang keseruan bermain bareng Paddle Pop di dunia bawah air, Seaventure.

Saya melihat sisi bermain seru buat kedua balita saya, terutama si sulung yang kini usianya sudah tiga setengah tahun. Ia butuh sesi bermain yang lebih banyak mengenalkan akan dunia luar. Kadang ia bosan didongengi dengan kisah fabel yang tokohnya nggak jauh jauh dari Kuda, Kambing, Sapi, Zebra, Gajah, Kancil, Kelinci, Kura-Kura, dan Jerapah, ala saya.

Ia sudah khatam pula dengan buku-buku tentang Dinosaurus. Bahkan, ada masa, ketika saya sibuk menyelesaikan pekerjaan di depan laptop, ia mendongengi adiknya yang berusia dua tahun, tentang Brontosaurus yang baik, T-Rex yang garang, Ankilo yang doyan makan, Stego, Triceratops, dan geng hewan purba lainnya.

Sesekali ia bertanya tentang jenis ikan yang ada di lautan, sehingga partner saya berinisiatif untuk mencarikannya referensi lebih jauh tentang kehidupan laut. Aha … ini dia waktunya ikutan Seaventure. Pikir saya kala itu.

Sayangnya … jadwal saya dan partner untuk menjeda dari segambreng tugas mencari penghidupan, nggak bisa dipertemukan. Kalau nggak saya yang sibuk, doi yang rapat melulu. Akhirnya, Seaventure dari Paddle Pop, terlewat jauh.

Kehadiran program Liburan Ke Planet Mochi Bareng Paddle Pop serupa jawaban atas pengharapan. Ia datang ketika saya dan partner, mulai berkisah tentang planet lain selain Bumi, tempat yang kita semua tinggali, kepada duo balita kami.

Segala pengetahuan masa kecil saya dan partner mengenai rasi bintang, komposisi planet, letak berbagai planet di gugusan Galaksi Bima Sakti, sampai lubang hitam pun, mengalir setiap jelang istirahat malam.

Masa yang bukan hanya jadi momen menguatkan bonding dengan anak-anak, tetapi juga jadi penguat saya dan partner yang sudah sangat kangen liburan. Impian kami untuk membawa anak-anak ke Planetarium Jakarta, juga ke Boscha, terbayang di depan mata. Semoga kelak, kami bisa ke sana, ketika pandemi mereda.

“Kalau Astronot, boleh makan es krim nggak?”

Menemukan pertanyaan ajaib dari si sulung, saya nggak mau lagi menunda. “Kakak mau ngerasain main ke luar angkasa?”

Matanya berbinar. Ia hanya mengangguk menjawab pertanyaan saya.

image via Instagram @paddlepop.idn

Maka malam itu, lekas saya mendaftarkan diri untuk ikut serta Liburan Ke Planet Mochi yang informasinya saya temukan di akun Instagram Kumpulan Emak Blogger. Saya segera menghubungi nomor Whatsapp untuk pendaftarannya, kemudian mendapat jadwal bermain dari Paddle Pop.

Sebenarnya, saya ingin bisa ikut di 3 sesi yang tersisa, yaitu di tanggal 3 Juli “Main Ke Planet Saturnus Bareng Enno Lerian dan Rumah Dandelion”, tanggal 10 Juli “Main Ke Planet Uranus Bareng Nana Mirdad dan Mungilmu”, juga tanggal 17 Juli “Main Ke Planet Jupiter Bareng Melki Bajaj dan Buumi Playscape”.

Sayangnya, di sesi kedua yang jatuh pada tanggal 3 Juli, saya hanya bisa duduk memangku si sulung saya sambil menyaksikannya melalui Youtube Live. Di jam sepuluh pagi itu, ia masih ingin terlelap sebab lelah mengekori saya untuk bangun dini hari demi menyelesaikan beberapa pekerjaan. Kasihan juga. Biarlah ia menikmati sesi bermain sambil di-pukpuk sayang.

Menjelang tanggal 10 Juli, saya mulai rewel pada si partner. Saya menugasinya untuk menemukan beberapa alat dan bahan bermain. Mulai dari kertas karton warna biru – dan saya nggak menerima tawaran darinya untuk membeli yang warna putih karena buat saya, langit ya warnanya biru – lalu mencari pewarna kue warna biru dan kuning, piring kertas, dan terakhir … ia wajib mampir ke fotokopian untuk mencetak panduan bermain. Titik.

Ternyata, ia melakukannya dengan sukacita. Partner saya bahkan membawa pulang es krim Paddle Pop Mochi melebihi jumlah yang saya minta. Ia nampak tertarik, bersemangat untuk melakukan sesi bermain bersama duo balita kami. Tentu saja, karena ia penyuka luar angkasa juga.

Ka Nofel bilang, "Bangun tidur kuterus siapin bahan bermain."

Saya dan partner, kemudian menjelma dua anak kecil. Kami heboh mempersiapkan segalanya sepagian sebelum dua balita terjaga.

Ia bergaya bak kakak yang sibuk mengukur dan menggambari karton untuk jalur orbit lintasan planet. Ia bahkan menugasi saya untuk menggunting dan menempel – agar mainannya lebih nyaman dipegang si kecil dan bisa awet – sambil berseloroh tentang Bima Sakti. Saya … oh tentu jadi adik penurut nan nggak rewel.

Karya Ka Acha dan Ka Nofel buat main bareng sama si kecil

Bahkan tokoh-tokoh lain di playmart seperti alien, UFO, Jeri si Jerapah bersama teman-aman astronot hewan lainnya, termasuk si Singa Paddle Pop, saya akali untuk menghadirkannya dalam bentuk puppet. Nah, karena kami punya dua balita, jadi tokoh Singa Paddle Pop kami cetak rangkap dua. Biar nggak rebutan gitu, ceritanya.

Terakhir, helm astronot yang disediakan, saya kreasikan menjadi bentuk ala ala topi ulang tahun. Si sulung saya gembira luar biasa. Ia melompat girang ketika saya katakan, “Kak, sini, pakai helm astronotnya dulu.”

Bertualang Ke Planet Uranus Si Planet Mochi

Tepat jelang pukul sepuluh pagi di tanggal 10 Juli, sembari menyiapkan susu hangat untuk si bungsu yang masih menempeli papanya, saya meninggalkan laptop saya yang sudah terhubung ke aplikasi Zoom, menyala di meja kerja. Suara iklan Paddle Pop yang mengisahkan masa kecil Diana Rikasari, diulang beberapa kali.

Kali ini, saya dan si kecil semangat untuk bermain ke Planet Mochi bareng Paddle Pop. Tak lama, si sulung saya dudukkan di kursi kerja. Wajahnya berseri, apalagi Bu Guru Azka dari Mungilmu mulai menyapa anak-anak yang siap berpetualang bersama ke luar angkasa secara virtual.

Nah, di sini, si sulung saya berbisik. “Ma, Kakak hari ini jadi anak TK ya? Kan ketemu sama Bu Guru.” Tunjuknya ke arah layar. Aih … jangan-jangan dia mulai mau minta sekolah nih.

Satu jam berlalu tanpa terasa. Ia hanya memperhatikan saja, tanpa tergoda untuk merengek ikut bermain. Waduh … si sulung saya ini memang tipe yang memperhatikan dulu, baru beraksi.

Beberapa kali saya menemukan tatapannya lekat pada pergerakan Kak Arina dari Mungilmu yang meletakkan planet-planet di playmart sesuai garis orbitnya, juga saat mempersiapkan roket kertas yang akan ditiup dengan sedotan.

Sekali dua kali ia juga menunjuk pada keseruan dari keluarga Nana Mirdad yang ikut bermain di layar. Hingga di sesi akhir membuat roket pulang dari tumpukan es krim Paddle Pop Mochi, baru deh dia bersuara, minta diambilkan es krimnya juga di kulkas. Hihihi ….

Lalu, kapan nih Ka Acha dan Ka Nofel ngajakin si duo balita main?

Di sore hari, si partner mulai menyiapkan tripod dan kamera. Dia pun menghamparkan playmart orbit planet buatan tangannya di lantai. Baginya, Bundo dan Datuk, juga Muma dan Tatu, perlu diberi rekaman eksklusif sesi bermain kami kali ini. Sebagai hadiah pelepas rindu pada duo cucu yang belum bisa diajak menginap seru semenjak PPKM Darurat diberlakukan.

Saya memulainya dengan berkisah. Mengulang kembali cerita Jeri si Jerapah yang mengirimkan surat pada anak-anak untuk menemukan keberadaan Singa Paddle Pop di Planet Mochi.

Sesekali saya biarkan si sulung dan si bungsu melakukan improvisasi, serupa imajinasi mereka. Yah … yang penting urutan planetnya nggak ditukar suka-suka.

“Lho, Planet Uranus-nya nggak ada ya?” Si sulung sibuk menghitung guntingan planet yang saya dan partner sediakan. Dia lupa kalau si Planet Uranus ini terbuat dari es krim Paddle Pop Mochi yang warnanya dikreasikan sendiri di piring kertas. Hihihi ….

Saya membimbing si sulung mencari tahu keberadaan Planet Mochi dari aplikasi Assemblr yang ada di petunjuk bermain. Menemukan planet-planet kemudian muncul dalam bentuk tiga dimensi, kami berempat heboh seketika. Asik sekali.

Kemudian saya temani si sulung mewarnai piring kertas untuk menjadi Planet Uranus. Si bungsu mengekori, turut mewarnai di piring kertas berbeda. Sementara partner saya yang standby di belakang kamera, ternyata tergoda juga untuk mewarnai bersama.

Nah ini dia si Planet Uranus (hasil imajinasi si kecil) alias Planet Mochi tempat Singa Paddle Pop menunggu kedatangan para astronot cilik.

Permainan nggak lama kemudian kami akhiri. Ditutup dengan sesi menikmati es krim Paddle Pop Mochi, si es krim dengan lapisan mochi lembut nan kenyal, dengan kejutan es krim coklat dan susu yang creamy banget di dalamnya.

Eh, si sulung merajuk minta bermain lagi deh. Untungnya, playmart dengan berbagai puppet-nya sudah saya gunting dan tempel di karton nih sebelumnya, sehingga awet untuk dimainkan bersama di lain kesempatan.

Ah iya, keseruan bermain saya, si partner, bersama si duo balita, bisa dilirik di akun Instagram saya yang membahas tentang keseruan jalan-jalan virtual bareng Paddle Pop Mochi ya. Boleh di klik biar langsung mendarat ke post Instagram Ka Acha ya.

Lalu bagaimana dengan sesi terakhir Liburan Ke Planet Mochi?

Saya dan anak-anak ikutan kok, namun hanya bisa menyaksikan melalui Youtube Live saja sambil bersantai di kamar tidur. Si kecil sudah minta diajak buat prakarya lagi, tapi Ka Acha dan Ka Nofel perlu atur jadwal main kembali. 

Tuh kan, alhamdulillah sesi ke Planet Uranus nggak saya tunda. Rejeki buat anak-anak.

Paddle Pop Brand Es Krim Anak-Anak Andalan Keluarga

Ka Acha dan Ka Nofel memang sedari kecil sudah sangat familiar dengan Paddle Pop, juga berbagai es krim keluaran Wall’s lainnya yang berada di bawah bendera Unilever. Correct me if I am wrong ya, gengs. Makanya kami nggak ragu menghadirkan es krim Paddle Pop buat si kecil kami.

Apalagi, orangtua Ka Acha sih sering menghadiahi es krim di berbagai kesempatan bermain bersama, dulu. Banyak sekali varian dari es krim Paddle Pop yang ternyata menghadirkan cerita penuh imajinasi dan petualangannya sendiri lho.

Sebagai pionir es krim anak, Paddle Pop memang ikut andil dalam memberikan imajinasi berkreasi dengan menghadirkan tokoh Paddle Pop Lion alias si Singa Paddle Pop. Usut punya usut, Paddle Pop ingin mengajak para orangtua untuk turut menciptakan momen bermain yang seru dengan anak, sehingga memberi kesan tersendiri dalam mendukung tumbuh kembangnya hingga dewasa.

Bukan cuma itu, es krim Paddle Pop dirancang khusus dengan standar nutrisi yang dibutuhkan anak-anak. Sesuai standar WHO lho.

Es krimnya terbuat dari susu dan buah sehingga rendah gula alias nggak lebih dari 12 gram per sajian. Juga kalori yang nggak lebih dari 110 kkal per sajiannya. Makanya Paddle Pop memasangkan secara berkala logo “Camilan Baik Untukmu” pada kemasan produknya. 

Nah … semasa kecil, Ka Acha paling suka sama Paddle Pop Rainbow nih. Saya sering memperhatikan warna pelanginya yang nampak berbeda di setiap stiknya. Wups, ketahuan deh kalau saya mulai tumbuh besar di jaman awal milenium alias tahun 2000-an.

Nah, kamu suka sama varian es krim Paddle Pop yang mana nih?

Masih ingat nggak dengan seri Paddle Pop Advanture yang ada tokoh jahatnya bernama Shadow Master si penguasa kegelapan? Nah, kalau kamu tahu, beneran deh kamu seangkatan sama saya.

Nggak jauh berbeda dari varian es krim Paddle Pop lainnya. Paddle Pop Mochi memang hadir untuk mengajak anak-anak berpetualang ke luar angkasa. Menjelajahi galaksi Bima Sakti bersama astronot Singa Paddle Pop dan kawan-kawannya. Berkreasi dan berimajinasi tentang berbagai planet yang ada di tata surya kita. Asik kan?

Inilah salah satu alasan, mengapa saya nggak mau lagi menunda untuk ikut dalam keseruan main ke Planet Mochi bareng Paddle Pop.

Buncah gembira menguar meronakan pipi saat menemukan info keseruan programnya baik di akun Instagram Kumpulan Emak Blogger maupun di akun Instagram milik Paddle Pop Indonesia di @paddlepop.idn (pssttt … tungguin sesi main bareng sama Paddle Pop selanjutnya di sana ya, siapa tahu kali ini kamu dan si kecil bisa ikutan).

Di petualangan kemarin, senang sekali saya bisa membawa si partner menemukan kenangan masa kecil kami dengan segala rupa hamparan imaji akan petualangan ke luar angkasa, dan mewariskannya pada si duo balita. Merayakan liburan di rumah saja, bersenang ria bersama, sebagai hadiah kenangan yang semoga akan melekat selamanya dalam ingatan hingga si duo balita tumbuh mendewasa.

Membebaskan anak berimajinasi dan berkreasi, semoga jadi hadiah istimewa bagi masa depan mereka. Serupa kedua pasang orangtua saya dan partner yang juga pernah menemani masa kecil kami dan menjadikannya berwarna dan berharga pula.

Yuk tetap bermain, walau kamu sudah mulai memasuki usia dewasa dan bahkan menyandang status sebagai orangtua. Ajak anak-anak bermain, dan kawal mereka ke dunia kreasi imajinasi tanpa batas.