pada tanggal
Baca
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Makan itu untuk hidup, bukan hidup untuk makan. Sepakat? Tapi siapa sih yang nggak mau makan makanan enak sesuai selera?
Sebelum memasuki sesi makan, ada yang namanya proses mencari
bahan makanan, meramu, lalu menghidangkannya. Proses ini, kalau boleh, akan
saya sederhanakan dengan sebutan memasak.
Maknanya, belajar memasak adalah salah satu keahlian untuk
bertahan hidup. Kemampuan yang nggak hanya jadi urusan salah satu gender saja,
yaitu perempuan.
Belajar keahlian mengolah bahan makanan bisa dilakukan dari mana saja, terutama dari keluarga terdekat, orangtua misalnya. Atau, bisa juga belajar memasak dengan fitur di Yummy App.
Sebelum saya mengisahkan bagaimana selama ini saya belajar masak menggunakan si aplikasi yang di logonya saja sudah memunculkan simbol topi koki ini, saya ingin menceritakan dulu, bagaimana seorang Acha yang nol banget soal urusan dapur, akhirnya mau juga berteman akrab dengan wajan, sodet, dan segala macamnya, biar tetap bisa “hidup”.
Sewaktu usia Sekolah Dasar, Nenek dari pihak Mama saya, suka
sekali datang dari Bima, dan menginap di rumah keluarga saya di Mataram.
Selain dengan alasan kangen cucu, juga sebab lainnya, beliau
senang bervakansi di rumah kami karena letaknya yang nggak begitu jauh dari
Pantai Tanjung Karang Ampenan – sekarang disebut Pantai Sansit – cukup jalan
kaki sebentar, bisa langsung main air.
Setiap siang hingga sore hari, untuk mengisi waktu, ia akan
berlama-lama di kebun belakang rumah atau dapur Mama saya yang cukup lengkap. Memasak
berbagai menu untuk cucu, biar sehat dan gemuk. Maunya sih begitu.
Ditambah, Papa menyediakan halaman belakang yang luas, sehingga
Nenek dan Kakek bisa turut menanam berbagai sayur dan buah-buahan. Bahkan Papa
saya pun sempat memelihara Lele juga Ayam.
Ada Mangga, Rambutan, Jambu, Pepaya, juga Lemon, dan Labu.
Pohon Cabai cukup banyak, bersebelahan dengan Kelapa, juga Tebu yang tumbuh
subur dekat kolam kecil. Kebanyakan bumbu masak seperti Kemangi, Lengkuas,
Jahe, Kunyit, sampai Temulawak yang suka diolah Nenek menjadi jamu pun tumbuh
rimbun di deretan belakang, dekat dinding pembatas.
Di masa kecil, saya nggak pernah benar-benar diajak mengolah
resep masakan menjadi menu santapan
keluarga. Mengambilkan sendok, memilih wajan, menuangkan air ke dalam adonan
Bakwan. Hanya sampai di situ saja.
Agak sedikit besar, tugas saya bertambah. Mulai dimintai
tolong memetik daun Kemangi. Mengupas kulit rimpang Kunyit sampai saya manyun
saat tangan saya berubah kuning. Termasuk ketika saya menangis tersedu-sedu
karena mengupas kulit Bawang Merah.
Nenek selalu berujar, jika saya makan dengan baik, dari
sumber yang baik pula, maka insya Allah saya akan tumbuh sehat selalu. Maka
itulah, beliau bersemangat setiap kali mengajarkan saya memetik daun Kelor
untuk dibuat sayur asam, atau mengenalkan pada saya tentang cara memilih Cabai
yang segar dan siap petik.
Apa ada menu makanan yang sukses saya sajikan sendiri dengan
bangga? Ada. Mi instan. Resep masakan ajaran Om saya. Oh ya, Nasi Goreng juga.
Tentunya dengan rasa yang aneh luar biasa. Hihihi ….
Di masa SMP, keluarga saya bermigrasi ke Bogor dalam rangka
menemani Papa saya melanjutkan kuliah doktoralnya. Hidup masa kecil saya yang
"dirawat oleh banyak tangan" berubah drastis.
Tiada lagi sayur dan buah segar yang tinggal petik. Hilang
sudah cerita soal asiknya menikmati Jagung Bakar di tepi pantai pagi-pagi,
sambil menunggu perahu nelayan yang pulang melaut, dan Mama kemudian sibuk
menawar ikan laut segar di samping perahu yang baru ditambat.
Bersyukur, pengetahuan soal memilih bahan segar tadi cukup
melekat. Walau … ya, si Acha ini masih juga belum paham namanya memasak.
Kemudian. Papa mulai mendongengkan kisah tentang bertahan
hidup setiap malam, di rumah kontrakan yang cukup sempit untuk kami berenam,
ditambah seorang ART yang silih berganti datangnya. Memulai kehidupan baru di
Bogor, nggak menyajikan banyak kemudahan seperti dulu. Semua bahan makanan
harus dicari di pasar. Ditawar dan dipilih.
Belum lagi tentang menyederhanakan keinginan makan. Papa
sering bilang, kalau kehidupan kami sedang dalam tahap mengencangkan ikat
pinggang. Jangan menangis walau makan hanya dengan tempe atau telur dadar
doang.
Tapi Mama dan Papa nggak setega itu. Menu seperti daging,
ikan, juga ayam, masih sesekali tersaji. Tugas saya pun rupanya masih sama,
sebagai tukang kupas dan potong bahan masakan di dapur. Nggak ada yang spesial,
selain sesekali diminta melihat isi kulkas, mana bahan makanan yang perlu
segera diolah karena mulai layu.
Ah, ada lagi. Mama sekali dua menugasi saya mengulek bumbu.
Pekerjaan yang bisa membuat saya lekas merepet tentang betapa canggihnya
blender dibandingkan batu cobek.
Rupanya, saya baru menyadari, itulah cara Mama mengenalkan
saya akan urusan dapur. Mau makan enak ya perlu sabar, apalagi kalau
mengolahnya sendiri.
Selepas kuliah, dengan berat hati, Mama melepas saya tinggal
jauh dari rumah, sendirian pula. Nggak jauh sih sebenarnya, hanya Bogor-Jakarta
saja. Sayangnya, saya sudah merasa lelah duluan membayangkan pulang-pergi
berdesakan di dalam commuter line, sehingga tinggal di indekos bulat
saya utarakan.
Bermodal penanak nasi dan panci listrik kecil, saya memulai
petualangan hidup. Seringnya, saya memang hanya akan memasak nasi saja,
sementara urusan lauk dan sayur, bisa saya beli di warung nasi dekat kosan.
Lumayan menghemat, bukan?
Ternyata, benar saja, lama-kelamaan, ada masa dimana saya
kangen masakan Mama. Sementara, pulang ke rumah setiap hari nggak pernah ada
dalam pikiran. Toh saya sudah bertekad mencicipi rasanya jadi anak rantauan.
Akhirnya, saya mulai memberanikan diri membeli sayur-mayur
dan lauk sederhana di tukang sayur yang suka mangkal dekat kosan, setiap sore.
Pas lah. Pulang kantor, saya bisa pilah-pilih bahan segar untuk makan malam dan
sarapan.
Kemampuan memasak saya yang cetek, seringnya berakhir dengan
menu Sayur Bening Bayam dan Telur Orak-Arik. Kadang, saya hanya menumis duo
bawang untuk menambah citarasa di ikan sarden kalengan. Nggak ada yang
istimewa. Paling nggak, saya merasa kenyang, dan kebutuhan nutrisi tercukupi.
Nggak diduga, aroma masakan dari dalam kamar saya, rupanya
mengundang beberapa teman untuk makan bersama. Maklum, beberapa di antara kami,
fresh graduate yang gajinya masih standar
UMR.
Kisah berlanjut. Akan ada hari dimana saya bertugas memasak
nasi, teman saya memasak sayur, dan ada pula yang membeli lauk. Urunan.
Begitulah saya dan teman-teman dulu, bertahan hidup di
Jakarta Selatan, dengan segala impian ngoyo bisa menjelajah Indonesia mumpung
masih muda, walau pendapatan kami yang pas-pasan paling jauh membawa kami
sampai ke Hutan Mangrove di Pantai Indah Kapuk,
Jakarta Utara. Hahaha ….
Setiap berkumpul, teman dekat saya, Rara Arifia, beberapa
kali menunjukkan kemampuannya mengolah sayuran di dapur bersama. Mendorong saya
untuk ikut serta bayar iuran gas bulanan, biar bisa sesekali merasakan rasanya
masak pakai kompor juga. Ada sensasi mengatur besar kecil api yang nggak saya
nikmati saat menggunakan panci listrik.
Momen inilah yang kemudian makin mendekatkan saya dengan
seisi kosan. Mulai dari Mba Ami, penjaga kos saya yang mengajarkan untuk merebus tahu dahulu sebelum disimpan dalam
kulkas, agar lebih awet. Juga, Kak
Isabel, seorang vegetarian dengan menu yang kesemuanya dari sayur dan
buah-buahan.
Betapa belajar memasak memang seni bertahan hidup ya. Paling
nggak, saya bisa menghemat pengeluaran. Selanjutnya, bikin saya berkenalan
dengan banyak orang.
Bertahun kemudian, rupanya calon pasangan hidup Ka Acha
menampakkan hilalnya.
Berkeluarga. Mau nggak mau ya saya perlu menaikkan level
memasak saya, biar saya dan partner makannya nggak jajan di luar melulu. Bisa
habis gaji kami. Belum buat biaya persiapan pesta pernikahan. Ada pula biaya
bayar kontrakan, beserta membeli sederet barang-barang. Waduw … gawat kalau
pemanfaatan dananya nggak diatur, kan?
Beruntung, partner saya punya kemampuan dasar dalam
menyelesaikan tugas domestik, sehingga beban dapur dan urusan lainnya, nggak
hanya bertumpu pada pundak saya, sebagai seorang istri yang kata orang, harus
mengabdi pada suami. Uhuk uhuk uhuk. Ya masa urusan rumah tangga tugas seorang
istri, sendirian?
Pandemi pun bertandang.
Walau saya punya pemasukan nan jumlahnya kelap kelip tiap
bulan, juga pekerjaan partner saya yang alhamdulillah lumayan, tapi saya
merasa, ya nggak mungkin kami bisa melenggang santai dan menabung dana darurat
kalau uang kami lebih sering habis dipakai jajan untuk makan enak. Maka,
beruntung akhirnya saya berkenalan dengan Yummy App.
Saya bersepakat dengan apa yang diungkapkan oleh Egar,
seorang pebisnis muda, dalam sebuah vlog Gita Savitri Devi berjudul Belajar
Finansial dan Investasi. Ia berujar, bahwa hiduplah tanpa utang agar merasa
lebih tenang. Mau makan enak, ya diusahakan, tapi nggak berarti tiap ada uang
banyak langsung pesan di restoran.
Makan di restoran tadi, akan terasa nikmat luar biasa, kalau
jarang dilakukan. Sementara memasak makanan di rumah, jadi cara mengatur jumlah
pengeluaran, pun mengasah skill
bertahan hidup, bukan?
Maka mencari berbagai resep masak untuk diuji coba di rumah jadi pilihan. Biar nggak itu lagi itu lagi menunya, kan? Apalagi di Yummy App, ada filter budget yang bikin saya bisa masak menu makanan enak apa saja, dengan bahan yang sudah tersedia di dalam kulkas. Termasuk sebelum berbelanja bahan makanan mingguan, menu yang tayang dari filter budget ini bisa saya jadikan acuan.
Seperti beberapa malam lalu, saat saya kebingungan ingin
menyiapkan menu untuk makan malam. Akhirnya, saya mengetik saja, salah satu
bahan yang kebetulan ada di dalam kulkas. Jadilah, Lele Tomat Kuah Kecap sukses
tersedia di meja makan.
dicari dulu resepnya di Yummy App sesuai bahan yang ada |
Bahkan saya menyempatkan diri untuk membuatkan video memasak
ala-ala – maklum ya, saya nggak jago masak, hanya sedang belajar memasak – dan
menayangkannya di akun Instagram saya. Sini sini, kalau mau lihat Ka Acha masak
menu Lele dari Yummy App. Asik kan? Akhirnya si Lele nggak cuma untuk digoreng
saja dan dimakan dengan sambal ulek.
Melalui fitur memilih bahan di Yummy App pun, saya jadi
banyak terbantu. Fitur ini membuat penggunanya leluasa menuliskan 2 bahan saja
yang ada di kulkas, lalu berderet saran menu beserta cara memasaknya pun
langsung tersedia.
Bagi saya yang masih awam urusan mengolah menu enak di
dapur, ada video memasak yang dihadirkan oleh Chef Yummy. Saya jadi tahu,
bagaimana sih cara mengolahnya. Bahkan, bagaimana cara mengoyang-goyang spatula
di atas wajan biar makanannya matang dengan benar, ikut dicontohkan.
Ah ya, satu lagi yang bikin saya mendadak norak bergembira. Yummy App memanggil saya dengan sebutan Chef dong. Hahaha … jangan ditanya seberapa lebar senyum saya setiap membaca sapaan itu. Ya, walaupun masih belajar masak, paling nggak, saya sudah diiming-iming, kelak akan luwes karena “doa” si Yummy App ini. Hihihi … harap Ka Acha dimaklumi ya.
Selain itu, ada pula fitur kolom resep ide jualan. Pas
banget dengan kamu yang di masa pandemi begini, ingin mencoba berbisnis
kuliner. Yuk lekas unduh aplikasi Yummy App buat tahu, apa saja resep ide
jualan yang bisa kamu uji coba di dapurmu.
Kalau buat Ka Acha sih, fitur ini sesekali saya manfaatkan kalau sedang kangen jajan dan punya banyak waktu luang untuk mengolah masakan. Dengan catatan, nggak kelamaan berdiri di depan talenan maupun wajan. Sehingga selanjutnya, saya paling suka mencari resep menggunakan filter durasi dan porsi.
masaknya sambil lihat langkah-langkahnya di aplikasi Yummy App |
Saking banyaknya filter yang Yummy App sediakan, beserta
berbagai fitur pendukungnya, saya jadi mulai ketergantungan sama aplikasi resep
yang satu ini. Semua saya cari tahu di Yummy App, walaupun nggak selalu bisa
saya praktikkan resepnya di dapur mungil keluarga kami.
Menu MPASI, ada. Menu street food, ada. Western food, ada.
Resep dasar ala Yummy, siap sedia diuji coba. Nah, saya paling suka mampir ke
filter kategori jelajah resep nusantara nih, paling nggak buat cari tahu apa
saja bahan-bahan yang dibutuhkan jika ingin menghadirkan menu khas Indonesia.
Ada pula kategori Resep 50K-100K yang menggelorakan jiwa
penghematan ala anak kosan saya. Kategori masak kilat dan resep tanggal tua pun
sesekali saya lihat kalau sedang agak malas masak. Soalnya menu yang disajikan
terbilang mudah dibuat dengan bahan sederhana.
akhirnya bisa makan malam hemat dengan memanfaatkan fitur filter budget |
Pada akhirnya, makan enak untuk bertahan hidup, memunculkan semangat untuk belajar memasak. Sungguh saya berterima kasih pada Yummy App dengan berbagai fiturnya yang mampu membuat saya menjadi Chef, paling nggak buat diri sendiri dan keluarga. Khasanah kuliner saya pun terbuka.
Rasanya, kamu perlu untuk belajar memasak dengan berbagai fitur di Yummy App juga deh. Yuk!
Hemm bener banget proses memasak itu ga mudah, masak pun jadi kegiatan paling penting untuk ibu rumah tangga. Alhamdulillah ada aplikasi yummy app yang bantu banget pas masak
BalasHapusIya Mba. Saya pun masih banyak belajar banget ini. Paling nggak, motivasinya biar nggak rajin jajan, demi sebuah penghematan atas nama punya cukup tabungan. Hihihi ....
HapusJujurly aku bukan tipe yang suka masak sih kak, cuma lihat fiturnya Yummy ini jadi pengen masaaak. Apalagi bisa disesuaikan dengan budget juga haha. Cus mau install deh
BalasHapusNah, mirip-miriplah ya kita ini Kak Arai.
HapusKalau masak pun aku lebih memilih yang sederhana dan nggak terlalu ngejelimet biar lekas selesai tapi layak dan enak dinikmati.
Waah cocok nih buat remaja putri yg ingin belajar masak. Fitur yg ada pd aplikasi yummy memudahkan banget untuk belajar memasak berbagai jenis makanan
BalasHapusBisa juga nih. Biar mulai belajar masak, karena masak kan salah satu skill untuk bertahan hidup kalau jauh dari keluarga.
HapusMasya Allah. Seru banget dengar cerita masa kecilmu, Kak. Saya ini engga pernah sekalipun diajarin ke dapur, sebab sejak kecil ART Ibu saya aja ada 3, haha. Baru (nekat) coba masak itu pas hamil anak pertama, tahun 2010, saya usia 21 tahun; dan itu engga bisa dimakan wkwk. Bukan sekedar engga enak ya, tapi sampai engga bisa dimakan. Habis itu otodidak belajar masak dari website & app penyedia resep masakan seperti Yummy ini.
BalasHapusSaya sudah donlot fiturnya nih kak Acha... Gegara baca review aplikasi yummy juga hehehe
BalasHapusSaya senang masak. tapi biasanya masak yang itu-itu aja.
pengen mengeksplor resep-resep lainnya juga.
Semangat mengeksplorasi banyak resep di Yummy App ya Mba.
HapusMenikah membuat kita mau nggak mau harus bisa masak yang enak ya, mbak. Saya di awal nikah nggak bisa masak. Ya bisanya cuma numis tahu tempe. Karena waktu masih sendiri, masaknya ya cuma itu. Untung sekarang ada Yummy app. Masakannya beragam, ada resep berdasarkan budget juga ya. Membantu banget.
BalasHapusIya ya Mba. Tadinya kan masak hanya untuk diri sendiri. Nah waktu harus masak buat orang lain juga, akhirnya mau nggak mau ya nggak ada jalan lain selain belajar masak.
HapusMenu filternya oke nih.... Bisa buat acuan tergantung kebutuhan. Musti coba nih pakai aplikasinya buat belajar masak. Biar nggak bosan dan ada variasi menu. Maklum, cuma bisa masak yg simple aja, jadi ya masaknya seringnya itu2 aja.
BalasHapusCusss segera unduh Yummy App dan selamat menikmati banyak sekali fitur menarik yang ada di dalamnya ya Kak.
HapusWah enak nih sekarang ada yummy aplikasi yang bikin acara masak2 jadi lebih mudah dan menyenangkan
BalasHapusBanget. Pas lagi ada fitur yang bisa bikin kita nyari resep sesuai dengan bahan yang tersedia di dalam kulkas.
Hapussetuju mbak, aku yang nggak bisa masak ini merasa sangat terbantu dengan adanya aplikasi Yummy App ini
BalasHapusresep resepnya mudah diikuti
Betul sekali. Video yang dihadirkan sama Yummy App sukses bikin mudah memahami bagaimana si bahan masakan diolah sedemikian rupa sampai jadi menu yang lezat di meja makan kita ya Mba.
HapusLuar biasa belajar masak untuk belajar hidup yaa mba wkkwkw. Lucu ih mba acha ini :D
BalasHapusBtw saya jugaa suka masak gegara ibuk suka masak dan suka nyuruh bantu2 di dapur, jadinya ikut seneng dehhh. Apalagi ada aplikasi yummy
Hihihi terima kasih banyak Kak Jihan,
HapusWah, kerennya Kak Jihan. Makin kenal sama Yummy App jadi makin banyak deh varian menu yang bisa dicoba di rumah ya Kak.
Wah keren ya mbak, perjalanan belajar masaknya panjang juga. Aku jadi ingat zaman SD kalau ada praktek Tata Boga rela banget bawa barang-barang berat, kek kompor, wajan, panci dsb, asal nggak disuruh masak. Aku bagian bersihin beras sama nata meja aja, wkwk.
BalasHapusSampai akhirnya karena nikah, mau nggak mau ya jadi turun ke dapur juga, hehe. Dan memang Yummy App ini membantu banget buat emak yang suka bingung kudu masak apaan.
Kerennya Mba Marita merasakan pelajaran Tata Boga. Pas praktiknya pasti asik banget karena bisa makan bareng sama teman-teman di sekolah setelahnya.
Hapusaku juga kudu belajar masak yang lebih rajin dan memang yummy app ini banyak membantu sekali
BalasHapusSemangat belajar memasak bareng Yummy App-nya ya Kak Mutia.
HapusBèawal dari ketidaktahuan sehingga menjadi pinter masak kalau ditekuni bisa benget nih jadi profesi. Apalagi zaman online begini pinter masak bisa banget jadi peluang usaha gak harus punya resto
BalasHapusHuwaaa, belum kepikiran sejauh itu sih saya Mba. Rasanya sudah bisa untuk dinikmati keluarga dulu saja sudah cukup. Lagipula saya nggak terlalu betah lama-lama di dapur, makanya selalu cari resep dengan masuk ke fitur durasi yang ada di Yummy App.
Hapuspengalaman yang luar biasa ya kak Cha. Rasanya aku juga perlu download Yummy App nih, biar jago masaknya, hehe..
BalasHapusCuss disukseskan segera buah untuh Yummy App-nya, Kak Rizky.
HapusSaya paling suka fitur filter budget dan lama memasak. Saya termasuk orang yang ga betah berlama-lama di dapur, kecuali saat uprek dessert. Jadinya fitur ini bantu banget cari2 resep agar masak lebih praktis dan hemat.
BalasHapusSama banget Mba. Wah kece nih Mba betah uprek dessert. Saya malah kalau dessert lebih memilih beli. Kalaupun bikin, ya habis itu beli menu makanan utamanya deh hihihi.
Hapusaku tuh lagi mulai seneng masak dan rajin belajar-brlajar masak hihi. biasanya cuma nonton di yutub dan baru tau kalau ada aplikasi ini. wah insight baru nih buat aku, lebih gampang belajar :D
BalasHapusNah, silakan dicoba Mba Happy. Mana tau hanya dengan aplikasi Yummy, jadi banyak menu yang bisa Mba ulik dan uji coba di rumah.
HapusAku sebagai salah satu yang merasa terbantu menggunakan Yummy APP, mulai dari cari ide masakan sampe ada resep yang bisa di coba juga :)
BalasHapusNah. Mantap nih Mba Nita.
HapusPerjalanan saya belajar masak juga gak lepas dari Yummy. Jadi ingat dulu belajar masak dengan Yummy lewat akun IGnya. Selalu suka dengan konten-konten masaknya yang terlihat praktis dan gampang dengan 5 langkah. Nahz, belakangan baru tahu kalau Yummy juga sudah hadir dalam bentuk aplikasi. Langsung saja dong Yummy App jadi teman masak saya apalagi fitur2nya juga sangat memudahkan dalam urusan masak ya. Jadi nggak bingung lagi mau masak apa hari ini :)
BalasHapusSilakan Kak Siska. Semoga dengan mengunduh Yummy App, jadi semangat terus untuk belajar memasak. Apalagi ada banyak fitur yang bisa dipilih dan memudahkan sepanjang belajar.
HapusAku juga biasa buka aplikasi Yummy App ini kalo udah mentok bingung mau masak apa. Secara anak-anak pasti nanya mulu ada camilan apa hehe. Banyak resep MPASI juga jadi ga bingung bikin variasi menu.
BalasHapusSenangnya baca pengalaman seru Mba Lintang yang terbantu banget sama aplikasi Yummy.
Hapusjadi ibu-ibu jaman now udh gak perlu repot lagi ya karena masak apa aja pasti bisa hehe.. tinggal nyontek aja di yummy :)
BalasHapusHihihi udah nggak perlu banyak beli buku resep seperti dulu ya Mba.
HapusWah membantu sekali nih kalau lagi kehabisan ide buat masak dan bingung mau masak apa. Tinggal buka aplikasinya aja, deh!
BalasHapusYes, lalu masukkan saja bahan bahan yang sudah tersediia di dalam kulkas.
Hapus
BalasHapusMemasak ini merupakan basic untuk bertahan hidup ya ka. Dulu bngt pernah liat aplikasi yummy ini, dan asik waktu buka pilihaan menu, jadi buanyak bngt, dan gak bingung lagi hihi
Betul sekali. Bahkan teknik dasar seperti mengupas telur dengan mudah pun ada di Yummy. Makanya saya suka sekali.
Hapuskak acha, bener banget sih yummy app emang lengkap resepnya. segala macam makanan , minuman hingga cemilan dan makanan bayi juga ada. gak repot gugling sana sini. cukup masuk satu aplikasi aja.
BalasHapusBtw perjalanan bisa masak kak acha panjang juga ya. kalo saya meski suka makan dan masak dari kecil, sekarang malas masak dan pengennya beli aja, hihihi. kecuali bikin cemilan ya, saya semangat bikin itu
Hihihi tiap orang memang beda-beda ya Kak Eka.
HapusAku tergerak untuk mau beneran terjun langsung ke dapur saja karena motif keseimbangan finansial, hihihi.
Lengkap banget fitur yummy app ini ya kak Acha..
BalasHapusSelain resep juga disediakan keterangan mengenai menu yang akan kita masak. Misalnya berapa lama pengerjaan. Ooh ini pentinh menjadi pertimbangan kita ya kan. Apalagi emak2 maunya yang praktis.
Betul sekali Mba. Apalagi buat kita yang kegiatannya saja sudah buanyak. Biar bisa dibagi-bagi waktunya ya.
HapusFrom zero to be hero, dari ngga bisa masak, jadi mahir memasak. Semua ini berkat Yummy App. Senang sekali loh aplikasi Yummy membuat kita asyik mengolah makanan
BalasHapusIya banget. Yummy App bisa bantu untuk belajar masak juga, bahkan life hack soal masak-memasak yang paling dasar pun ada. Bentuknya pun video, jadi mudah dipahami.
HapusKa Acha, ati-ati pas motong lele di depan hape hehe. Bener ya pake aplikasi yummy ini jadi serba bisa. Aku pun merasakannya banyak resep dan mudah diikuti.
BalasHapusGawat banget ya Mba kalau si lele mendadak loncat hihihi.
HapusHuum, jadi banyak resep yang sebelumnya nggak terpikirkan, jadi tambahan ide masak. Semua berawal dari fitur bahan makanan.
Saat pandemi pas PPKM masak memasak di rumah makin intens Sajam beneran perlu tutorial yang lengkap. Adanya aplikasi Yummy ini beneran sangat membantu banget...
BalasHapusIya ya, mengurangi dana yang bocor karena beli makanan terus. Nambah skill juga ya Teh, jadinya.
HapusKak cha kayaknya udah mau nyaingin cheff renata nih dengan berbekal aplikasi yummy app wkwk
BalasHapusAhahaha ya ampun, masih jauh banget kalau mau nyaingin Chef Renata.
HapusWhoah baru tahu jika fitur Yummy App segokil ini, kirain kaya fitur resep masakan biasa. Kalau untuk anak kost atau baru belajar masak nih membantu banget krn dengan bahan yang ada maupun minimpun bisa jadi masakan yang ciamik :3 mau coba install ini aplikasi ah, banyak resep dr chef populer juga di sana ya
BalasHapusNah, iya nih, kalau anak kos bisa juga pakai Yummy App untuk belajar masak. Lumayan bantu berhemat tapi tetap bisa makan sehat.
HapusAku yang nggak bisa masak gini kayaknya bakalan terbantu deh sama aplikasi Yummy ini. Apalagi kan dengan Yummy ini, kita bisa tau beli bahan makanan apa aja dengan budget yang kita miliki saat ini.
BalasHapusNah, betul sekali. Biar buat perencanaan menu juga. Disesuaikan sama budget.
HapusBanyak banget manfaat Yummy app ya?
BalasHapuskalo bosen hidangan yang itu itu aja, buka aja Yummy
dan taraaaa..... segala jeniss resep tersedia
gampang dan praktis
Nah, betul. Bahkan memasukkan satu bahan masakan yang ada saja, bisa memunculkan banyak rekomendasi resep yang bisa dicoba.
HapusBenar-benar yaa, sayapun baru beberapa tahun belakangan ini aja mulai rajin dan rutin masak jadilah hasil masakannya mulai terasa. Alhamdulillah. Pun masih sering juga buka aplikasi masak nyari resel biar masaknya bisa bervariasi
BalasHapusAplikasi resep masakan ini bantu banget ya Mba biar masaknya nggak itu lagi itu lagi.
HapusFitur-fiturnya Yummy App emang super banget. Bahkan buatku yang nggak suka memasak aja, membantu banget. Apalagi buat yang doyan masak. :)
BalasHapusNah, mirip-miriplah sama Mba Marita nih.
HapusAplikasinya sangat membantu banget nih buat aku yg ingin belajar masak ya kaa..
BalasHapusSukaaa dehhhh.. otw praktek nihhhh
Silakan Mba. Selamat masak, semoga makin banyak menu yang bisa dikulik setelah kenalan sama Yummy App ya.
HapusSelama pandemi lebih banyak melakukan kegiatan di rumah aja. Makin semangat memasak ketika ada aplikasi yang informatif begini deh,Kak. Mau juga intip aneka resep di yummy app deh.
BalasHapusCuusss Mba, silakan unduh aplikasi memasak Yummy biar lekas bisa ngulik menu baru.
HapusResep-resep di Yummy apps memang membantu banget dikala kita para perantau tdk punya skill memasak yg mumpuni..
BalasHapussaya pun juga sering lihat resep di Yummy apps.. mantaps
Betul sekali. Jadi bisa menghemat biar tetap punya tabungan ya Mba.
HapusJadi andalannya emak-emak nih yaa..
BalasHapusDengan Yummy App nggak perlu bingung lagi nih, semua masakan pengen masak apa, uda ada semua. Tinggal di klik-klik langsung praktek
Nah, tepat. Tinggal klik, cari deh melalui banyak fitur yang tersedia.
HapusHuaa kebayang serunya childhood kak Acha di Mataram yang dimana mananada pojok inu itu dan beragam sayur mayur hehe. Aku juga rindu vuw itu kalo lagi orngabdian ke daerah, maklum anak Jakarta, hehe.
BalasHapusIya lho. Sejak pindah, kering kerontang banget lingkungan sekitarku, Mba. Tapi semua bahan rupanya gampang ditemukan di pasar atau swalayan sih sekarang.
HapusAplikasi ini memang rekomended banget untuk digunakan sehari-hari, bisa sebagai inspirasi mau masak apa hari ini, dan juga biar bisa membuat masakan yang berbeda dan tidak membosankan tiap harinya.
BalasHapusBetul sekali. Memudahkan buat yang mau kulik menu atau belajar memasak.
Hapusaku pengguna yummy app hahaha sebagai orang yang benar2 k.o di urusan perdapuran membuatku harus buka resep tiap kali mau masak nah yummy app ini manfaat banget apalagi fitunya tuh lengkap disesuaikan dg kebuthan kita deh
BalasHapusSekarang tuh aplikasi sepeti yummy app bisa dijadiin referensi buat masak ya kak, jadi kalau gak tau mau masak apa tinggal scroll deh apa yg disukai dan dieksekusi semuanya... Yg gak suka masak jadi senang karna fitur2nya lengkap, wahh apalagi yg hobi masak makin semangat dan senang lgi ya kak..
BalasHapusDaku setuju kak Acha, masih bisa kok upgrade skill masak, soalnya ada YummyApp yang bikin mudah belajarnya. Bisa disesuaikan dengan apa yang ada dalam kulkas kita dan bujet nya juga
BalasHapuskarena Yummy App ini banyak kumpulan resep dari user, sehingga bisa memilih yang best praktis-nya. Sehingga bisa uji coba trial and error dari resep-resep yang ada.
BalasHapuspas banget nih anakku lagi request minta dibikinin iga bakar nih, mau cek ah resep-resepnya di Yummy apps, siapa tau ada yang oke langsung eksekusi deh
BalasHapusSelain pakai cookpad saya juga suka intip resep di yummy app. Resepnya banyak dan bervariasi. Sudah begitu langkah-langkah pembuatannya juga jelas dan mudah diikuti.
BalasHapusKalau ada Yummy kayaknya ga bakal bingung ya mba mau masak apa hari ini dan seterusnya. Fiturnya mudah dipahami
BalasHapusSekarang mau belajar masak dan amsak enak mudah banget ya, tinggal buka aplikasi yummy dan praktek di dapur beres deh. Gak perlu lagi harus beli buku resep seperti jaman dahulu
BalasHapusMakanan yang baik dari sumber yang baik akan menghasilkan orang-orang baik ^^. Pokoknya kalau sudah keluar rumah, wajib bisa mandiri ya mbak Aca, dengan keterpaksaan kita jadi bisa bahkan mahir ehehe
BalasHapusHehe, banyak resep dengan budget 50k sd 100k yaa Ka Acha... gak cuma buat anak kos kok, pas juga buat kita2 yang bu er te, biar sisa uangnya bisa buat shopping online yes. Saya juga install Yummy App, suka eksekusi resep camilan buat anak2
BalasHapusUhuy ada aplikasi memasak selain yang sono itu, yeay bis dapat tambahan referensi masak tiap pagi dong
BalasHapus