Novel Once in a Moon dan Sepasang Gajah Sumatra Di Sampulnya

Voice in the Rain (2020) : Cinta yang Datang Setiap Hujan Turun

Rinai hujan dan awan mendung menutupi langit sore itu. Rintik yang jatuh satu per satu, meninggalkan jejak aliran airnya di jendela. Suasana yang lekas membawa saya untuk menjatuhkan pilihan bersantai pada drama thailand Voice in the Rain.

lakorn-voice-in-the-rain

Entah bagaimana awal mulanya, saya sungguh mudah jatuh cinta pada hari hujan. Bulir airnya yang berjatuhan dari awan, menabrak atap, beramai-ramai membentuk simfoni di lantai Bumi, selalu membuat saya jatuh hati. Mungkin, inilah yang kebanyakan orang menyebutkan dengan bahasa keren, Pluviophile.

Hujan, seringnya membawa banyak kisah cinta, bukan hanya yang manis nan menghangatkan jiwa, namun juga dingin gigil seolah penuh luka dan trauma. Kadang pula hadir dalam keadaan yang ganjil, serupa jalinan rasa yang dinikmati oleh tokoh Rarin -- diperankan oleh Na Mashannoad Suvanamas --,  dan Tanthai -- dibintangi aktor muda Linn Naphat Vikairungroj.

Kedua insan yang bisa saling mendengarkan suara hati, setiap kali hujan jatuh ke Bumi.

Sinopsis Voice in the Rain

Rarin, seorang perancang busana muda yang sedari kecil bisa berbicara dengan seorang lelaki dalam pikirannya. Ia selalu terhubung dengan sosok yang ia sebut sebagai pangeran itu, sejak kecil, setiap kali hujan turun. Bahkan banyak ide rancangannya yang bermunculan dari obrolannya dengan Si Pangeran, hingga membawanya ke posisinya sebagai designer muda, di masa sekarang.

Jika dibilang, Rarin jatuh cinta … tentu saja. Walau ia belum pernah benar-benar bertemu dengan sosok pemuda yang sering ia ajak bicara di dalam kepalanya. Rarin merasa, hujan telah membawa kedekatan yang hangat. Harap untuk kelak bisa bertatap muka dengan si pemuda pun, selalu ia rawat.

Di tempat yang lain, ada Tanthai. Lelaki berwajah tampan yang mendadak menjadi terkenal hanya karena me-review produk dengan ekspresi wajah datar, di Instagram. Seseorang yang terbawa untuk  bekerja di ranah industri selebriti, bukan sebab ia menyukainya, namun karena terpaksa. Ia butuh banyak biaya untuk menopang kebutuhan kakak perempuannya yang mengalami koma. Aji mumpung.

Tuntutan untuk banyak berperan dalam iklan, belum lagi bermain di sebuah drama televisi, sering membuat Tanthai merasa nggak nyaman. Ia ingin menyembunyikan diri. Tampilannya di media nggak jarang nampak arogan dan menyebalkan, hingga ia mendapat julukan sebagai “orang-orangan sawah” dan tentu membuat hidupnya makin sulit menemukan rasa tenang. Untung saja dia cuek kebangetan.

Tanthai pun seperti nggak pernah benar-benar menemukan dirinya. Ditambah, setiap kali hujan turun, akan ada suara seorang gadis yang memanggil, mengajaknya bertukar cerita. Sering ia merasa terganggu, hingga selalu ada penyuara telinga yang selalu ia pakai, demi membuatnya bisa merasa sendirian saja.

Suatu ketika, Rarin menghadiri undangan acara yang biasanya menghadirkan banyak desainer terkenal di Thailand. Saat akan menemui Bu Anya – dimainkan oleh aktris senior Kanjanaporn Plodpai – seorang kolumnis mode terkenal, ia tanpa sengaja terlibat insiden kecil dengan Tanthai.

Begitulah, takdir sering mengajak anak manusia bercanda. Kehidupan Rarin yang sedang menanjaki tangga karir seorang perancang busana muda, entah bagaimana, kemudian dipertemukan dengan Tanthai.

Janji Rarin untuk memperbaiki jas milik Tanthai yang nggak sengaja ia rusak, membawanya pada kesadaran akan ukuran tubuh lelaki muda yang sungguh familiar baginya. Gejolak di dada lekas membuat ia menyadari, bahwa lelaki yang selama ini sering mendengarkan isi hatinya di kala hujan adalah Tanthai.

drama-tentang-desainer
momen waktu Rarin menyadari kehadiran Tantahi, si pangeran yang sering ia ajak bicara melalui telepati setiap kali hujan turum sedari kecil. 
(image : viu)

Sementara, Thantai bukannya merasa senang. Ada sesuatu rasa yang membuatnya gusar. Ia seolah “dekat” pada salah satu karya rancangan dari Rarin. Potongan dan bentukan pakaian yang bergitu serupa dengan hasil karya kakak perempuannya, Rung – dimainkan oleh Chanicha Boonpanuvijitr. Sayang, sang kakak belum sempat memulai debutnya sebagai desainer mode akibat mendadak koma. 

Kisah bergulir, dengan berbagai pilihan yang dilakukan oleh kakak sepupu Tanthai yang turut andil sebagai manager si lelaki berwajah datar, Mai – diperankan oleh Cherreen Nachjaree Horvejkul --, membuat Tanthai mau nggak mau berdekatan juga dengan Rarin. Bahkan, Tanthai menjadi tokoh inspirasi untuk mode busana pria keluaran dari rumah mode milik Rarin.

Walau berkedok kerjasama, tetapi Rarin menunjukkan betapa ia sangat tertarik pada Tanthai. Sebagai perempuan, ia malah lebih aktif untuk mengajak Tanthai bertemu dan mengobrol bersama.  Bahkan saat hujan, nggak jarang Rarin langsung mengajak Tanthai untuk berbicara melalui pikirannya.

Lama-kelamaan, Tanthai luluh juga. Ia menemukan, bahwa Rarin sebenarnya gadis yang cukup baik. Hubungan yang makin dekat dan lekat, membuat Porsh – dibintangi Fluke Kan Kantathavorn – cemburu. Porsh yang selama ini sering berusaha melamar Rarin, dan memang sering ditolak oleh Rarin, tetap saja sebal. Wajar sih, soalnya Porsh merasa lebih lama mengenal Rarin dan sudah banyak mendukung Rarin.

Tadinya, saya mengira bahwa tokoh Porsh ini akan berakhir dengan menjauh dari kehidupan Rarin dan ada sesi berantemnya dulu sama Tanthai. Rupanya saya salah. Porsh malah menemukan dirinya sendiri, hadir sebagai versi teman terbaik bagi Rarin, berbonus ia menemukan seseorang yang benar-benar jatuh cinta padanya.

Ok. Mari kita lanjutkan ke kisahnya Rarin dan Tanthai ya.

pemain-voice-in-the-rain
pemain utama di Voice in the Rain
(image : viu)

Kisah di drama Thai Voice in the Rain keluaran Viu Original di tahun 2020 ini, rupanya bukan hanya memunculkan kisah percintaan antara Rarin dan Tanthai. Namun, kental dengan persaingan di dunia perancang busana.

Ada pula sedikit selipan kisah keluarga, teror, juga perjuangan yang nggak selalu mudah bagi seorang talent di dunia seni peran. Intrik tentang bagaimana rumor diciptakan untuk saling mendukung karir dan menaikkan ketertarikan awam untuk menyaksikan suatu tontonan pun, sedikit disenggol di sini.

Saya juga menemukan, kisah mencintai dalam diam yang pakai semacam pelet mistis gitu dari seseorang pada Tanthai. Kamu penasaran?

Tentang Plagiasi di Drama Voice in the Rain

Sepanjang menyaksikan drama thailand Voice in the Rain ini, nggak hanya soal cinta Rarin dan Thantai yang anomali saja sih yang dimunculkan secara intens, tapi juga tentang dunia perancang busana. Sementara latar pekerjaan dari Thantai nggak terlalu banyak dimunculkan. Hanya ada satu konflik yang muncul, namun durasinya nggak terus-terusan. Miriplah seperti pemanis cerita.

Saya paling tertarik pada masalah plagiasi karya yang melibatkan Rarin, Rung, juga sang desainer senior yang bahkan sudah memiliki sekolah mode di bawah naungan rumah mode miliknya, Kan – dimainkan oleh Nophand Boonyai. Awalnya, saya terbawa kisah kalau Rarin yang selama ini tanpa sadar sudah melakukan plagasi pada karya Rung, melalui obrolannya dengan Thantai.

Rung pun rupanya mencurigai Rarin, termasuk merasa kalau Rarin yang selama ini mengambil idenya dan membuatnya gagal debut. Apalagi, karena terlalu stres dengan kejadian tersebut, ia sampai jatuh koma selama tiga tahun.

Nah, usut punya usut, sepanjang alur berjalan maju, barulah Rung sadar, bahwa ia salah mengingat kenangan di masa lalunya. Bahkan, tanpa disadari Rarin pun, karyanya menjadi incaran untuk diplagiasi.

Sakit banget lho kalau karya yang sudah dibuat dengan sepenuh hati, tiba-tiba muncul lebih dulu karena sudah “diambil” sama pihak lain. Ka Acha merasakan banget sedihnya hati Rung. Bahkan Rarin pun sama, seperti disayat-sayat tanpa ampun sih, kalau karya diambil sama pihak lain tuh.

Rarin yang perancang busana saja sensinya bukan kepalang, apalagi ka Acha dan teman-teman blogger lainnya, coba. Ketika tahu tulisan di blog diambil dengan semena-mena, beuh … rasanya pengen langsung angkat tangan buat berdoa.

Cuma ya, bagaimana cerita lengkapnya sih, Ka Acha nggak mau cerita. Biar kamu bisa ikutan nonton salah satu drama Viu Original yang katanya sih naskahnya lolos kurasi di Viu Pitching Forum, makanya saat ini bisa kita tonton bareng.

Ada satu kalimat pamungkas yang Rung sempat sampaikan di bagian akhir. Bahwa orang lain yang meniru karya kita, hanyalah bisa meniru cangkangnya saja. Value dari si karya yang dihasilkan, termasuk rasa dan pesan yang dimunculkan itu, kosong. Etapi … kenapa feel dari si Rung ini ujungnya jadi lebih ngegigit daripada urusan cintanya Rarin sama Thantai ya? Hihihi ….

Last, sepanjang menonton, sekali dua kali, ada sih plot yang bikin bingung, atau rasanya agak hambar. Semisal tokoh Rung yang sudah koma selama 3 tahun, kok lekas banget bisa bicara lancar dan bergeraknya. Walaupun masih pakai kursi roda sih.

Selain itu, kisah cinta dari tokoh Porsh yang rasanya terlalu terburu-buru merasakan jatuh cinta. Kan doi lama banget mendekati Rarin, bahkan seolah-olah, hanya Porsh yang bisa berujar “when I miss you” ke Rarin, tapi perjuangan melepaskan Rarin yang lebih memilih lelaki lain, malah serasa … ya, rasa sakitnya nggak terlalu sampai ke penonton.

Ah ya, tambahan sedikit. Di drama ini ada beberapa adegan dewasa yang tersirat sih. Saran Ka Acha, sebaiknya kamu yang berniat menyaksikan secara utuh, pertimbangkan juga usiamu saat ini. Juga … ada beberapa episode yang belum muncul subtitle dengan bahasa Indonesia. Kalau bingung, masih bisa pakai yang subtitle Malaysia, cuma ya gitu … agak nggak bisa lekas mencerna maksud dialognya.

Ide cerita dari Voice in the Rain ini beneran unik dan ringan sih. Apalagi kalau dijadikan tontonan santai setiap kali hujan sedang turun, saat kamu menunggu sesuatu, atau hanya berdiam saja di rumah dan maunya santai sepanjang hari.

Kamu, sudah nonton drama Thailand Voice in the Rain? Punya pengalaman yang berbeda kah dari Ka Acha? Ceritain di kolom komentar ya.

Komentar

  1. Beluuum. Aku belum nonton Voice in the Rain. Kayaknya seru deeh, ttg fashion. Musti langganan Viu dulu yah. Kebayang yaa kezel karya diplagiat...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hmm, kemarin sih waktu nonton, pas lagi masuk list drama yang bisa ditonton gratis. Suka muncul iklannya sih, tapi tetap bisa dinikmati kok.

      Hapus
  2. Ceritanya menarik ya mengambil unsur hujan. Belum pernah nonton drama thailand tapi filmnya serinng, makanya mau coba sesekali nonton drama thailand yang belakangan ini lagi hits ya!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuk Mba. Mana tahu setelah sering nonton filmnya, jadi lebih mudah menerima bahasa uniknya dengan nonton dramanya.

      Hapus
  3. Kalau tentang hujan ini selalu berkesan di hati, apa karena ada kenangan di dalamnya. Ehem, Drama Thailand selalu suka nontonnya apalagi ini drama romance, keren jadi pengin nonton.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya malah kali ini Mba mulai tertarik sama drama yang pure romance tanpa banyak unsur komedi. Biasanya kan kalau dari Thailand, seru banget kalau sudah ada campuran komedinya.

      Hapus
  4. Sekarang drama Thailand juga sudah bagus-bagus ya mbak, bisa jadi pilihan nih selain drama korea dan drama china.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banget. Kalau yang kutonton ini kebetulan seri Viu Original, makanya pas nemu idenya unik langsung marathon nontonnya.

      Hapus
  5. Belum pernah nonton film-film Thailand Kak. Harus lewat VIU. Berarti kudu install dulu deh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sih, soalnya cuma ada di Viu saja. Etapi bisa kok streaming via web-nya Viu kalau nggak mau pakai aplikasinya.

      Hapus
  6. Wuaaaa baca reviewnya bikin aku pengen nonton
    Unik idenya nih. Ngobrol saat hujan, pakai suara hati dan pikiran pula
    Btw bahas plagiasi, aku juga lagi patah hati
    Sebuah channel youtube ngambil foto2 dari blogku tanpa ijin
    Udah aku coba hubungi pemiliknya tapi gak direspon sama sekali, malah komen-komenku dihapus huhuhu. Rasanya sedih banget. Sebenarnya gak masalah klo dia mau pake, tapi tanpa ijinnya itu lho. Nyebelin!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duh, segitunya banget sih ngambil foto-foto dari blog terus ditayangin di channel Youtube gitu.

      Beberapa waktu lalu, aku nonton IG Live yang salah satu narasumbernya itu fotografer @fotolicious, nah soal plagiasi pas banget dibahas di sana. Beliau berujar, plagiasi gitu seperti nggak bisa sepenuhnya dicegah. Orang yang suka plagiasi itu ada saja. Biarlah Mba, perhitungan Tuhan atas dosa karena mengambil begitu saja tanpa ijin, nggak pernah salah.

      Hapus
  7. Aku sampai skrg masih rada geli kalau buat nonton drama Thailand atau china karena masih kurang familiar dengan bahasanya.
    Padahal katanya bagus-bagus ya dramanya, hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahaha, nah drama china nih yang aku belum bisa beneran menikmatinya secara utuh. Masih perkenalan.

      Hapus
  8. Belum nonton. Tapi baca review kak Acha yang keren gini jadi ingin nonton juga.
    Drama Thailand sekarang juga bagus2, laternatif tontonan semakin banyak.
    Hujan selalu mengalirkan banyak cerita, kadang tawa dan tak sedikit air mata, duh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huum, makin banyak pilihan untuk lepas penat di rumah saja belakangan ini ya.

      Hapus
  9. Udah lama nih ngga update soal film Thailand. Biasanya ya sekitar Boys Love. Aku kemarin baru namatin drakor Mr Queen di Viu. Ternyata keren juga nih konten2 di Viu. Termasuk drama asal Thailand ini.

    Dari reviewnya sih kayaknya menarik. Aku bisa nostalgia lagi nih semasa liburan ke Thailand. Soalnya aku suka banget ama Thai. Hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah Mr Queen. Drama korea ini nih beneran kocak banget sih. Aku pun suka banget.

      Nah, cusss mana tahu setelah nonton langsung banyak tempat yang dikenang selama di Thailand dari drama Voice in the Rain.

      Hapus
  10. Wah baca sinopsis dan ulasan di sini jadi tertarik pakai banget mba. Aku kira telepati itu fiksi, ga nyata. Tapi aku pribadi beberapa kali juga bertelepati sama seseorang. Meskipun orang tersebut entah merasa atau tidak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Boleh dicoba, Mba. Kalau telepati itu beneran ada atau nggak sih, pengetahuanku dari sisi ilmiahnya masih terbatas sih. Tapi selalu senang kalau dijadikan bagian dari kisah fiksi begini.

      Hapus
  11. Membaca ini membawa saya seakan menonton cuplikannya.. otw viu aah cari

    BalasHapus
  12. Paling suka sih memang nonton Viu original. Karena proses pitching nya yang langsung dari negara tersebut. Karyanya juga lokal banget biasanya. Meskipun kisah lokal tetapi bisa dinikmati oleh semua negara. Ini sih poin plus dari Viu original.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gimana sih Mas Taumy, caranya untuk ikutan proses pitching karya dari Vu begini? Kalau nggak salah, aku sempat baca sepenggal pengalaman Mas Taumy tentang ikutan pitching karya bareng Viu, tapi aku beneran penasaran sama proses dari awalnya dan bagamana cara dapat informasi kegiatannya.

      Hapus
  13. wah ngikutin drama Thailand juga ya kak
    emang banyak kok yg ceritanya menarik ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba, biar aku nggak terjebak sama Korea terus. Hihi.

      Hapus
  14. Belum pernah nonton drama Thailand di VIU nih biasanya drakor dan dorama aja, tapi sepertinya jalan ceritanya bagus ya kak jadi pengen nonton deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh, jadi teringat kalau ada dorama yang belum kutulis di sini nih. Komen Mba jadi mengingatkan.

      Hapus
  15. Aq malah belum pernah nonton drama Thailand kak, selama ini cuma nonton drakor dan dracin aja.
    Kalo dapet rekomendasi drama baru gini jadi pengen langsung nonton aja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, Mba keren nih sudah bisa terjun ke drama china. Aku belum terbiasa soalnya.

      Hapus
  16. duh manis banget ceritanya, hehe.. aku suka film thailand kalo yang serem-serem tuh mantul banget jalan ceritanya menegangkan :)

    BalasHapus
  17. Saya jujur capek banget kalo bacain dan mengeja nama-nama aktor aktris Thailand ini. Wkwkwk. Apakah mereka juga mengalami hal sama saat membaca nama-nama orang Indonesia yang super panjang ya mba.

    Menarik alur cerita Voice in the Rain ini. Saya malah berharap drama-drama Indonesia bisa menyusul prestasi drama-drama Thailand yang semakin naik daun di Asia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha aku pun masih harus bolak balik baca ulang setiap menulis nama mereka yang memang untuk ingatanku masih suka njelimet. Uniknya, orang Thai tuh punya nama panggilan yang singkat tapi sama uniknya. Ahaha .... mungkin mereka malah biasa saja membaca nama Indonesia yang kebanyakan mudah dieja.

      Hmm di Viu Original, ada juga kok drama Indonesia yang keren. InsyaAllah setelah menamatkannya, akan kutulis di sini juga review-nya.

      Hapus
  18. Saya juga belum nonton.
    Saya jarang nonton film Thailand.
    Rasanya 5 film pun belum
    Tapi baru-baru ini saya ada lihat bad genius.
    Lumayan keren ...

    filem bertemakan hujan biasanya masuk ke aliran romantis ya mba... hehehehe
    dan sepertinya aktor dan aktrisnya cantik dan ganteng.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah Bad Genius tuh bagus Mba. Tapi kalau tontonan sih sebenarnya seera saja ya.

      Huum, drama thailand Voice in the Rain ini masuk ke ranah romance fantasy memang.

      Hapus
  19. Kalo baca review-nya berasa melting banget kalo nonton pilem voice in the rain ini kak Acha.
    Jadi pengen ngajak suami nonton bareng. Biar aman sih tengah malam kak. Hihihi.. biar anaknya gak ikutan. Soalnya kan masih ada adegan dewasa nya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahaha iya biar aman marathon-nya tanpa gangguan anak-anak, sebaiknya di jam tidur anak sih ya Mba.

      Hapus
  20. Aku juga pecinta hujan, Ka Acha.
    Dan drama Thailand nih makin bagus-bagus ya.. seperti Voice in The Rain ini. Kabayang kalau telepati sejak kecil lalu bisa bertemu di dunia nyata. enggak heran sampai karyanya pun seakan plagiat padahal memang karena nyambung pikiran tadi ya
    Memang plagiasi menyakitkan hati...nah kan jadi bahas ini hihihi.Siyap deh nanti kepoin Voice in The Rain

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya, karena bisa telepati begini, rupanya ikut memengaruhi karyanya juga.

      Terima kasih sudah berkunjung ke mari ya Mba Dian. Senang banget karena blogku dikunjungi sama Mba.

      Hapus
  21. Cerita Thailand ini mengahru biri ya kak tapi aku terus terang suka film horror Thailand lebih dapat seremnya hehehe

    BalasHapus
  22. belakang banyak yang nonton drama thailand dan drama china ya kak, abis baca ulasannya sepertinya seru juga buat jadi watchlist hehe, paling kalau thailand udah pernah nonton beberapa film komedinya seperti ATM errak error, The Billionaire, Pee mak, suckseed, Touch my heart. Kayaknya baru segitu deh :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahahaha ATM tuh beneran lucu selucu-lucunya tapi manis juga. Longlast sih film ATM ini.

      Hapus
  23. Kukira tadi novel, rupanya film. Thailand pula. Belum nonton sama sekali sih aku mbak. Masuk lost deh, seru kayaknya..

    BalasHapus
  24. Mau nonton juga aahh biar ada tontonan yang menghibur di akhir pekan ini. Reviewnya asikkk bikin penasaran juga mba acha

    BalasHapus
  25. Voice in The Rain yaa judulnya, noted. Jadi referensi nih kalau suatu saat pingin nonton DraThai hehe, drama Thailand. Jangan cm familier sama drakor, dorama, dan dracin yahh... Thailand juga punya drama recommended seperti ini, gak cm populer film horornya aja yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya, biar nggak terjebak sama drama korea, china, dan jepang saja ya Kak Mia. Geser sedikit biar nambah pengalaman nonton.

      Hapus
  26. Saya belum pernah lagi nonton drama Thailand setelah duluu banget tahun 90an nonton drama thailand yg cukup fenomenal. Lupa judulnya. Seperttinga menarik juga ya mba drama atau film ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, rupanya dulu sempat ada juga drama Thailand yang fenomenal ya? Hororkah? Jadi penasaran sama judulnya.

      Hapus
  27. Belum nonton mba :D. Jujurnya aku jarang sih nonton drama Thailand, kec horor hahahaha. Kalo horornya mereka diakuin deh, bikin merinding . Nah kalo drama percintaan ATO tema lainnya aku ga pernah. Tapi setelah baca review mba, jadi penasaran, pengen nonton ntr di viu. Berharap ga sampe ketagihan kayak Drakor nih hahahaha

    BalasHapus

Posting Komentar