Novel Once in a Moon dan Sepasang Gajah Sumatra Di Sampulnya

Mencicipi Batagor Bandung Di Batagor Haji Isan

Bandung selalu punya ceritanya sendiri. Apalagi, kuliner di Bandung seolah senang sekali meninggalkan kesan untuk pengunjungnya agar tersandung rindu, kemudian kembali lagi.

Belum lagi pergerakan dari para influencer Bandung yang banyak mengangkat plus mengenalkan berbagai ragam kuliner khas Bandung di media sosial. Diiringi pula oleh berbagai tempat kulineran Bandung yang terus saja bermunculan.

Sedari lama, bagi saya, Bandung selalu punya kisahnya sendiri dalam setiap perjalanan. Menjadi sebuah kota dan kabupaten yang bukan hanya sekadar pusat pemerintahan provinsi Jawa Barat, tempat yang beberapa kali saya sambangi demi menimba pengalaman, semisal saat saat ikut seleksi Pertukaran Pemuda Antar Negara. Si Kota Kembang punya ronanya sendiri yang bikin betah.

Banyak kisah perjalanan yang saya tuangkan di blog Taman Rahasia Cha, mulai dari kunjungan ke Curug Omas Maribaya, dan beberapa destinasi wisata Bandung lainnya. Ya … Bandung punya tempat tersendiri di hati saya.

Beranjak pada pilihan oleh-oleh khas Bandung yang begitu banyak ragamnya, mulai dari Bolen Kartika Sari yang berkali-kali mengajak saya mampir, Brownies Amanda yang kini sudah banyak cabangnya di luar Bandung, Bolu Susu Lembang dengan berbagai pilihan rasanya yang sering saya minta pada si partner saat tugas ke Bandung, maka di perjalanan saya yang terakhir, lidah Ka Acha ini berkenalan dengan Batagor Bandung Haji Isan.

warung batagor khas bandung yang pertama ada

Pelopor Batagor Bandung

Senang luar biasa sebab salah seorang rekan kerja dari partner Ka Acha yang ikutserta dalam perjalanan seru ke Bandung di akhir bulan Juli lalu, rupanya pernah berkuliah di City of Heritage ini. Maka rekomendasi kuliner yang diberikannya, tentu saja sudah cukup teruji, bukan?

Mobil yang membawa Ka Acha, melintasi Jalan Pasirkoja, kemudian berbelok ke sebuah jalan kecil yang ternyata Jalan Bojongloa. Setelah kendaraan yang saya tumpangi terparkir di tepii jalan, saya memperhatikan sekeliling. Dalam hati saya berujar, “Kita mau mampir ke rumah siapa, kali ini?”

Suasana dari latar tempat yang saya rasakan, langsung membuat radar saya berpikir kalau sedang berada di kawasan pemukiman sederhana. Deretan rumah dengan jalan yang nggak cukup lebar dan tentu saja sepi. Nggak akan mudah untuk melintas, kalau ada banyak sekali kendaraan roda empat yang diparkir berjejer di tepi jalan.

Beberapa bangunan yang memang sudah nampak termakan usia, memang dijadikan sebagai tempat usaha. Saya benar-benar terhisap imajinasi, seolah sedang mampir ke kota lama yang belum cukup tua, tetapi penghuninya kebanyakan mulai memasuki usia lansia. Bisa kamu bayangkan juga?

Hingga langkah saya yang mengekori si partner, terhenti di hadapan sebuah warung batagor yang nampak cukup lawas. Dari papan nama besar yang dipasang pada tepian atap, dengan kombinasi latar kuning dan font merah, tertulis besar-besar ‘Batagor H. Isan’.

Dasar Ka Acha memang ajaib kalau sudah mampir ke tempat kulineran, saya lekas memeriksa lokasi dan mencari beberapa review yang ditayangkan di Google Maps oleh para Google Local Guide. Mata saya yang tadinya mulai mengantuk di dalam mobil, lekas membulat antusias saat menyadari kalau lokasi makan yang saya kunjungi rupanya punya sejarah panjang. Kata ‘pelopor’ di papan tadi, bukan hanya iklan.

Batagor Haji Isan yang terletak di Jalan Bojongloa No. 38 ini, pusat dari berbagai cabang Batagor Haji Isan yang lebih banyak dikenal di kawasan Jalan Lodaya, Bandung. Dari tempat makan berukuran nggak terlalu luas ini, segala cerita panjang dimulai.

Dari penjelajahan yang akhirnya saya lakukan di internet, terdapat sebuah kisah menarik yang bisa jadi memancing kamu juga untuk berkunjung ke mari. Menu Batagor alias Bakso Tahu Goreng Haji Isan, berawal dari tangan seorang Bapak Isan, sang perantau dari Purwokerto, dan berjualan Bakso Kukus keliling di Bandung pada sekitar 1970-an.

Setiap kali dagangan beliau nggak habis, daripada basi dan terbuang, demi olahan menu bakso tahu buatannya tetap awet dan enak dimakan, beliau menggorengnya, kemudian membagikannya pada para tetangga kontrakanya di kawasan Gang Situ Saeur, Kopo, Bandung. Tak diduga, rupanya para tetangga yang mencicipi menu ini, menyukainya.

Seiring berjalannya waktu, mengikuti permintaan dan saran mendukung yang disampaikan oleh para tetangga yang jatuh cinta pada menu buatan Bapak Isan, dimunculkanlah menu Batagor Bandung. Nah, dari sinilah, menu Batagor yang akhirnya dikenal luas, lahir.

Di awal masa 1970-an tadi, Bapak Isan mulai membuka usaha Batagor ini di kontrakannya. Lalu pada 1985, usahanya di pindahkan ke Jalan Bojongloa No. 38. Di waktu yang nggak berjauhan, mulai bermunculan usaha yang meniru Batagor buatan Bapak Isan. Namun, menurut berbagai sumber, rasa yang dihadirkan pada menu Batagor Bandung Haji Isan, telah dipertahankan sejak awal kehadirannya. So … Ka Acha mencicipi rasa autentik, citarasa awal dari Batagor Bandung.

Pantas, di masa kini, Bapak Haji Isan yang memang sudah wafat pada 2010, diberi penghargaan sebagai ‘Bapak Batagor Indonesia’. Nah, makin semangatkah kamu untuk memasukkan Batagor Haji Isan sebagai salah satu destinasi kuliner Bandung, sebelum kamu mampir ke Paris Van Java?

Mencicipi Batagor Bandung Legendaris

Saat akan memesan menu Batagor, rekan dari partner saya berceloteh begini, “Tuh lihat deh, Batagor-nya segede gitu lho,” sebelum saya akhirnya menyebutkan menu apa yang ingin saya cicipi. Dari percakapan yang Ka Acha curi dengar, terbayang kalau mengunyah beberapa buah Batagor saja bisa membuat saya merasa kenyang.

Dugaan saya terjawab saat pesanan akhirnya tiba. Ukuran batagor yang disajikan, cukup besar. Asap pun masih mengepul karena baru saja selesai digoreng. Uniknya, biasanya penjual batagor akan lekas memotong atau menggunting batagor agar mudah dilahap, rupanya di sini disajikan begitu saja.

batagor bandung legendaris

batagor bandung dan kuah kacang

Si Batagor Bandung yang terdiri dari tahu dan bakso ikan tenggiri (saya yakin ikannya diolah sendiri sebab sempat saya menemukan duri ikannya yang sudah empuk), disandingkan dengan sambal kacang yang kacangnya digiling kasar dan beraroma kacang sangrai. Warna kuahnya pun merah pekat. Rasanya, hmm … cukup pedas untuk lidah Ka Acha. Tapi sedap lho.

mie yamin manis

Sebagai teman dari sesi mencicipi menu Batagor Bandung pelopor ini, saya dan si partner sepakat untuk menyertakan seporsi Mie Yamin Manis Komplit alias Mie Yamin yang disandingkan dengan semangkuk Bakso. Selanjutnya, menu inilah yang saya puji untuk pertama kalinya.

Mungkin saja, sebab lidah saya dan partner sudah lebih familiar dengan menu Mie Yamin, maka saya mengkhayal kalau sedang menjura pada menu yang tersaji di atas meja. Bahkan ketika tulisan ini sedang saya buat, ada kangen yang terbit. Sadar menu ini jauh dari jangkauan, mungkin dalam waktu dekat, saya akan mengalihkannya sementara pada Mie Ayam Bangka di Yasmin Bogor.

mie yamin komplit

Porsi Mie Yamin di kedai Batagor Haji Isan nggak bisa disepelekan. Apalagi semangkok Bakso pendampingnya. Ukuran mangkoknya saja, sama dong. Berbeda dengan di beberapa tempat yang pernah saya sambangi, biasanya Bakso dan kuahnya disajikan dalam mangkok dengan ukuran yang lebih kecil.

Batagor Bandung Haji Isan Bisa Jadi Oleh-Oleh Khas Bandung

Saat membayar, di kasir, hadir beberapa pengunjung lain yang sengaja datang untuk memesan dalam jumlah banyak. Tujuannya, untuk dibawa sebagai oleh-oleh khas Bandung.

daftar harga batagor bandung haji isan

Usia dari Batagor Bandung Haji Isan yang bisa dibilang cukup lawas, tentu sudah lama dihafal oleh lidah  orang-orang yang dulunya juga pernah menikmati sejuk dan nyamannya bermukim di Ibukota Provinsi Jawa Barat ini. Bahkan saat berkeliling ke berbagai review para google local guide yang sudah sempat Ka Acha ceritakan tadi, banyak yang menitipkan cerita kalau Batagor Bandung Haji Isan dulunya sering dinikmati oleh ayahnya saat masih SMA. Terbayang, seberapa lawasnya, bukan?

Kini, berbagai Batagor Bandung lainnya sudah banyak bermunculan, menjadikan Bandung khas akan menu Bakso Tahu Goreng dengan kuah kacang dan sambal. Kamu bisa menyebutkan beberapa mungkin, bagi kamu yang sudah sering mondar-mandir di Bandung atau memang bermukim di sana.

Baiklah, sebagai penutup cerita, Ka Acha ingin sedikit curhat kalau saya makin lama belajar dan mencari tahu tentang ragam kuliner Indonesia, jadi makin jatuh cinta pada tanah air saya. Setelah sejarah Onde-Onde, kini saya berkesempatan untuk tahu tentang kisah di balik hadirnya jajanan Batagor.

Terima kasih banyak kepada rekan kerja dari partner Ka Acha yang dengan sepenuh hati, menerima kehadiran saya dalam rombongan, sehingga akhirnya tulisan ini bisa dihadirkan. Mengijinkan saya berbaur, mengenal orang-orang yang bekerja bersama si doi kesayangan, termasuk berbagi pengalaman menyenangkan.

Semoga kehadiran saya juga meninggalkan kesan manis. Tanpa ajakan kalian, saya nggak akan belajar mengenal sejarah dari salah satu kuliner khas Kota Kembang, pilihan Batagor enak di Bandung, Batagor Haji Isan.

 

 

Komentar

  1. wah nikmat benar Batagor Haji Isan, Mengenal kisahnya sampai pengin mencobanya. Pastinya masih seperti sama dengan pelopornya. Jadi penasaran nich...kapan bisa Bandung, pasti mampir.

    BalasHapus
  2. Demi apa aku baru tahu Pak H Isan orang Purwokerto???? Kirain orang Bandung asli . Hebat beliau bisa menggerakan industri batagor di Kota Bandung hingga jadi seperti sekarang

    BalasHapus
  3. Batagor Bandung Haji Isan memang legend banget. Tapi perlu hati-hati karena banyak 'tiruan'-nya.

    BalasHapus
  4. mau ah kapan-kapan kalau ke bandung. ya ampun itu sambel banyak banget mbak acha, itu abis semua ga sambelnya? wkwkw.

    BalasHapus
  5. Wah Kak Acha ke Bandung
    Batagor H Isan emang perintis batagor, anehnya harganya paling murah
    cuma Rp 4500/buah, sementara yang lain udah Rp 10.000-Rp 15.000/buah
    Jadi pingin bikin batagor ah ^^

    BalasHapus
  6. Aku salah satu pecinta batagor Bandung nih, walau belum pernah nyicip batagor Haji Isan. Tapi memang Bandung punya bnyak kuliner yg enak dan wajib bagi para wisatawan mencicipinya

    BalasHapus
  7. Kita sendiri yang potong² batagornya ya kak hehe..
    Nggak apa² sih, jadinya kan sesuai selera, yang penting saat dikasih itu pas dalam keadaan fresh ini bikin nikmat

    BalasHapus
  8. dari kelihatannya memang sudah menggoda selera nih. Ahh jadi pengen makan batagor deh pagi-pagi

    BalasHapus
  9. Makin kangen Bandung terutama kulinernya. Batagor, baso cuanki, ah banyak deh kuliner favku. Mesti traveling lagi nih ke Bandung asap.

    BalasHapus
  10. wah pasti ada kesan tersendiri ya, mbak mencicipi batagor legendaris yang jadi awal mula makanan batagor itu. saya sendiri dulu waktu kecil pernah juga tinggal di bandung dan doyan banget sama batagor ini

    BalasHapus
  11. Mbaaaaa, ya ampuuuun godaan di malam hari iniii 🤣🤣🤣. Duuuh jadi pengen ke Bandung 😄😅. Udah beberapa kali denger ttg batagor h Isan dari temen2. Cuma belum ada waktu aja kesana. Pengen banget, apalagi melihat potongannya gede2 yaaa . Mana muraaah 😍😍.

    Pengen ngajakin pak suami sesekali staycation ke Bandung deh ini 😄. Gara2 pandemi blm ada kesana lagi

    BalasHapus
  12. Sering jajan Batagor di Jabodetabek, tapi baru ini denger Batagor Bandung Haji Isan. Tertarik banget mau coba. Semoga ada waktu ke Bandung

    BalasHapus

Posting Komentar