Novel Fantasi Majava : Sebuah Dunia Berlatar Lokal Sunda

Cara Baca Buku Legal Secara Gratis

Katanya, generasi di tanah air kita ini masih terjebak dalam isu darurat membaca. Kalau menurut kamu, bagaimana?

Sempat kemudian saya terpikir, ada nggak sih cara baca buku legal secara gratis? Alasannya tentu saja biar kegiatan membaca bisa makin dicintai, pun pembajakan buku paling nggak bisa direm sedikit.

Pengalaman Ka Acha semasa kecil yang memang numpang lahir dan besar sebentar di ibukota provinsi Nusa Tenggara Barat, salah satu wilayah yang dikatakan kurang maju dulu, cukup merasakan betapa akses pada berbagai buku bacaan itu nggak banyak. Tapi ya … itu kan era awal tahun 2000-an. Masa sih sekarang belum banyak perubahan?

Di sisi lain, betapa minat baca itu bukan ditunggu, tetapi diciptakan, dan dirawat dalam lingkungan yang sesuai. Jadi, semoga apa yang pernah Ka Acha lakukan untuk menemukan berbagai bahan bacaan legal gratis ini bisa memberi manfaat buat kamu yang juga sedang membutuhkannya ya.

Jadi Anggota Perpustakaan

Terasa nggak sih kalau belakangan ini rasanya berbagai perpustakaan daerah mulai dipercantik dan dibuat nyaman untuk dijadikan salah satu destinasi mengisi waktu akhir pekan? Ada yang dibuat ala ala hidden germ, ada yang dihadirkan dengan suasana luas dan ramah anak. Jadi, mengapa nggak coba masukkan sebagai tempat wajib kunjung secara rutin?

Semasa kuliah, Ka Acha yang sadar diri kalau isi dompet seringnya nggak akan mencukupi untuk menunjang kesukaan saya akan berbagai buku-buku fiksi membuat saya sangat mengandalkan perpustakaan kampus kala itu. Mengunjungi ruangan yang nggak terlalu besar di sudut gedung perkuliahan, saya jadikan momen me-refresh pikiran.

Ruang perpustakaan sudah saya jadikan sebagai salah satu tempat yang wajib dikunjungi sepanjang menyandang status sebagai mahasiswi di sana. Saya memaksakan diri, mengijinkan sesiapa saja seketika melabeli saya sebagai anak yang kutu buku. Semuanya saya jadikan angin lalu, sebab kini terasa sekali kalau kesukaan saya itu malah membawa saya ke tangga kehidupan seorang Akarui Cha yang hari ini.

Sayangnya, kegiatan ini nggak bisa saya lakukan semasa sekolah. Di masa Sekolah Dasar, sekolah saya dulu nggak punya ruang perpustakaan. Maklum, kan sudah saya singgung kalau saya lahir dan sempat besar di salah satu daerah yang belum dianggap maju kala itu. Di jenjang SMP dan SMA, duh … perpustakaan pun nggak bisa dikatakan menyenangkan. Kelam. Bikin enggan untuk disambangi.

Tapi di masa sekolah dulu, saya beruntung karena ada hal lain yang bisa saya lakukan sehingga berhasil baca buku legal secara gratis ….

Pinjam dari Teman

Bersyukur, ada beberapa teman sebaya saya yang juga suka membaca, dan kehidupannya berkecukupan untuk menunjang salah satu hobinya itu. Iya, saya meminjam buku bacaan dari mereka.

Catatan pentingnya, saya perlakukan buku-buku yang saya pinjam tadi sebagai buku milik saya sendiri. Eits … bukan bermakna habis pinjam langsung menjadi hak milik ya. Melainkan, saya perlakukan sebaik mungkin. Saya kembalikan dalam keadaan sebaik-baiknya, bebas dari coretan atau lipatan, memperlakukan buku tersebut dengan hati-hati.

Saya mengerti sekali, mengapa ada saja orang yang senang mengoleksi buku tapi nggak senang kalau ada yang meminjamnya. Sebab peminjam buku kadang nggak mengerti bagaimana memperlakukan sebuah buku sebagai ‘sesuatu yang super duper berharga’. Ini juga sih alasan saya mulai mengerem kebaikan hati saya untuk mengijinkan koleksi buku saya dibawa pulang orang lain. Ka Acha pemilih memang.

Unduh Aplikasi Perpustakaan Daring

Ketika sadar diri kalau nggak bisa memperlakukan buku-buku koleksi milik orang lain sebaik-baiknya dan khawatir berujung mengecewakan dan mengancam status pertemanan, nggak ada salahnya kamu ambil pilihan untuk memanfaatkan perkembangan teknologi demi mendapatkan buku bacaan legal gratis.

Selanjutnya, memang sih, smartphone yang kamu gunakan perlu diberi ruang tersendiri untuk si aplikasi tadi. Tapi bukankah itu langkah yang sederhana? Manfaat dari kesukaan membaca akan lebih banyak nantinya.

Ah iya, kadang nih, ketika pinjam ebook legal di aplikasi perpustakaan begini, ada juga sesi mengantrenya. Sudah begitu buku yang dipinjam punya tenggat waktu aksesnya. Memicu buat baca cepat dan menyediakan waktu khusus untuk menamatkan bukunya juga sih.

Ikut Giveaway Buku

Sampai sekarang, saya pun masih suka sekali mengikuti giveaway buku begini. Alasannya tentu, selain bisa baca buku legal secara gratis langsung dihadiahkan sama penulis atau penerbitnya, buku yang didapat pun biasanya karya terbaru. Kurang bahagia apa, coba?

Tapi tentu saja, karena sudah dapat kesempatan membaca karya secara cuma-cuma, ada imbal balik juga yang pastinya diharapkan dari para penulis dan penerbitnya. Apalagi kalau bukan review buku? Jadilah, seusai menamatkan bukunya, saya seringnya menuliskan ulasan singkat dan pengalaman apa yang saya dapati sepanjang membaca.

Ikut Ajang Tukar Buku

Ada lho komunitas membaca yang menyediakan kegiatan begini. Asiknya, buku koleksi yang rasanya sudah nggak akan dibaca lagi, bisa berpindah tangan pada rekan penyuka baca lainnya. Sementara kamu pun punya kemungkinan besar untuk mendapatkan buku legal incaranmu dari si teman tadi.

Bukan hanya di komunitas membaca, Ka Acha pun pernah ikut acara serupa yang digelar salah satu penerbit tanah air, beberapa waktu lalu. Buku-buku akan dipajang pada sebuah meja pamer, ditumpuk dan disusun rapi. Nah, untuk mengambil buku yang ada di sana, saya perlu datang membawa buku yang ingin ditukar. Jumlah yang diberi tentu sebanyak yang diambil ya.

Bilik Baca Di Stasiun Commuterline

Di beberapa stasiun commuterline Jabodetabek tersedia bilik baca. Saya sempat menemukan rak bukunya – memang isinya cuma beberapa dan sepertinya nggak terlalu menarik perhatian ya, pun belum ada di semua stasiun – tapi bisa juga sih jadi pilihan walau bukan andalan.

Saya merasakan bahwa sebenarnya isu darurat membaca kita tengah gencar-gencarnya untuk diperbaiki. Semoga saja rak-rak di stasiun ini kemudian nggak hanya berakhir dengan teronggok kusam tanpa ada yang memperhatikan.

Meminjam dari Taman Baca

Saya teringat akan seorang kakak penulis di masa-masa awal Ka Acha belajar soal dunia kepenulisan fiksi, jadinya. Beliau ini mendirikan sebuah taman bacaan yang biaya operasionalnya ia usahakan seorang diri. Saya mengerti sekali, alasan kuatnya melangkah di jalan yang mungkin orang seperti Ka Acha saja nggak akan berani terjun langsung seperti beliau.

Dulu, demi mendukung kegiatannya, saya dan beberapa teman sampai sengaja membuat dan menjual buku antologi yang hasilnya secara penuh untuk membiayai si taman bacaan yang beliau kelola. Buku antologi tersebut pun masuk ke dalam jajaran karya Ka Acha di masa-masa awal menikmati proses sebagai penulis fiksi.

Senang sekali ketika kemudian diberitahu bahwa hasil penjualan bukunya bisa membuat banyak sekali adik-adik usia anak-anak datang berkunjung karena ada buku bacaan baru. Akses pada perpustakaan daerah pun memang nggak selalu bisa jadi andalan, jadi adanya taman bacaan pun penyelamat untuk kamu yang senang membaca tapi sulit mendapat akses membaca.

Membaca Gratis Di Platform Menulis

Cara baca buku legal secara gratis yang terakhir ini juga sering saya lakukan. Kadang, ketika semangat baca menurun dan nggak tahu mau menikmati buku apa, biasanya saya membuka aplikasi menulis di ponsel saya. Ah ya, aplikasi jenis ini pun sebenarnya cukup banyak pilihannya sih.

Bab-bab pertama biasanya diberikan secara gratis oleh penulisnya, sebagai bentuk untuk menarik perhatian calon pembaca. Nah, nggak ada salahnya juga kan kamu jadi bagian dari para calon pembaca ini. Jika cocok, kamu bisa membeli ebook tersebut. Ada yang dijual langsung satu bundel hingga tamat, ada juga yang per bab. Biasanya harganya pun nggak terlalu memberatkan dompet.

Nah, demikianlah cara baca buku legal secara gratis yang sudah pernah Ka Acha coba dan mana tahu bisa kamu jajal juga. Selamat mencoba.

 

 

 

Komentar

  1. Banyak cara skr utk mau membaca. Dari yg berbayar, sampai gratisan ya mba. Aku bersyukur Krn besar di keluarga yang memang tergila2 Ama buku. Dari sejak dlm kandungan aja, yg dibeli papa itu kebanyakan buku. Tiap business trip ke LN, pasti oleh2nya juga buku . Kalo kami minta buku, ga pake nanya macem2 papa selalu kabulin. Tapi kalo mainan, di interogasi dulu mainan apa 🤣

    Krn itu sih, aku juga jadi sayang banget Ama buku, dan membaca udh kayak rutinitas aja.

    Sesekali aku baca dari aplikasi, tapi lebih sering baca buku fisik, Krn kebetulan stokku banyak yg belum dibaca, Krn selalu beli Mulu, makluuuum gampang kalap kalo dah liat buku 🤣🤣.

    Cuma aku niat utk ngasih buku2 yg aku memang ga suka, ke komunitas membaca kayak bookhive. Kali aja nanti bisa dapat pembaca yg justru suka dengan tema nya. Krn buku yg aku ga suka, bisa jadi dicari Ama orang lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pada akhirnya kebiasaan suka membaca itu jadi diturunkan ya Mba Fanni. Aku pun merasakan hal yang nggak jauh berbeda. Sekarang tuh sebenarnya gampang banget sih kalau kita mau mengakses bacaan legal dan gratis. Tinggal mau apa nggak dan ada teman yang mempengaruhi atau nggaknya aja sih ya.

      By the way, aku baru nih tahu tentang bookhive dari Mba Fanni. Aku jadi pengen cari tahu lebih jauh. Ada juga beberapa buku-buku di rumah yang akhirnya cuma teronggok begitu saja tanpa sukses kubaca habis gara-gara urusan selera. Mana tahu bisa kuhibahkan juga.

      Hapus
    2. Ada banyak skr bookhive ini mba. Biasanya di taman2 kota Jakarta. Yg aku tahu ada di Menteng , blok m, Jakarta barat, klp gading. iG nya juga ada kok. Liat aja ntr lokasi terdekat Ama tempatnya mba. Kalo ada buku yg disuka, bisa bebas dipinjam juga. Gratis

      Hapus
  2. Sekarang tuh buku bajakan makin banyak ya Kak, kudu hati2 sih kalau beli buku.
    Tapi kalau aku memang lebih suka pinjam ke perpustakaan daerah, hehe

    BalasHapus
  3. Buku bajakan memang meresahkan yaa. Dulu saya kalo mau baca buku biasanya pinjam sama teman atau pinjam di perpustakaan. Dua cara ini membuat saya jadi rajin banget baca buku saat masih sekolah dulu

    BalasHapus
  4. Kalau aku kadang pinjam ke perpustakaan daerah mbak sama baca di ipusnas gitu lumayan banget bisa ngirit tapi tetap membaca. Hehe

    BalasHapus
  5. Padahal bacaan gratis banyak banget ya kak acha.. Bukan cuma buku yang berat yang bisa diakses. Kadang untuk refresh saya juga suka baca novel gratis yang bikin kita tenggelam dalam dunia bacaan. Seru pokoknya.

    BalasHapus
  6. Banyak bacaan gratis yang legal tapi masih juga banyak bacaan ilegal. Aku kadang mikir apa sebenarnya masyarakat ini suka baca tapi belum menguasai literasi, ya?

    BalasHapus
  7. Cha, waktu kuliah aku punya kartu anggota di 6 perpustakaan di Bandung. Yang dua sih buku-bukunya cuma yang berhubungan dengan kuliah. Nah, yang 4 lagi banyak koleksi buku umumnya. Puas deh baca buku sastra, biografi, novel populer, sampe komik Jepang.

    Anak sekarang aksesnya lebih luas, padahal. Perpustaaan digital legal ada dalam genggaman.

    BalasHapus
  8. Membaca buku sepertinya masih tinggi peminatnya, krena memang daridulu kita kebiasaan maca dari buku, meskipun sekarang dikombinasikan dengan artikel yang ada di internet.

    BalasHapus
  9. Dulu aku juga demen banget pinjem buku gratis di perpustakaan kota, bisa banget seharian di perpus sampe malem. Sekarang udah jarang, kalau baca buku lewat aplikasi perpustakaan daring aku ngga nyaman sih, siwer. Lebih suka pegang buku langsung hehehe.

    BalasHapus
  10. Banyak juga ya sekarang ini pilihan untuk bisa membaca buku dengan biaya terjangkau, bahkan gratis. Kalau aku, ada satu cara, yang kayaknya nggak disebutkan di sini, yaitu dengan membeli buku pas promo. Aku seneng banget di sini Gramed baik hati sering mengadakan buku murah dengan harga 3 ribuan per biji, atau 10 ribuan per biji.

    BalasHapus
  11. Dulu saya suka ke perpustakaan hampir tiap hari. Pinjam buku ke teman juga. Sekarang ada cara yang lebih praktis, yaitu bisa baca lewat ponsel. Tapi saya lebih suka baca buku fisik ketimbang baca di layar.

    BalasHapus
  12. Aku biasanya pinjam teman yang punya aja daripada beli. Toh isinya sama cuma ya harus antri aja sama teman2 yang lain hehe

    BalasHapus
  13. baca buku gratis sekaligus legal, pasti byk yg minat nih. Tapi saya kadang herman, eh heran maksudnya, orang-orang kok masih suka baca buku bajakan atau ilegal, padahal aplikasi atau situs penyedia buku bacaan legal juga melimpah ruah. Jadi bingung, hii

    BalasHapus
  14. aplikasi membaca buku yang legal dan gratis memang bisa membantu banyak orang untuk membaca. Aku sendiri juga sering pinjam perpustakaan online atau dateng langsung buat pinjem buku

    BalasHapus
  15. Jadi inget dulu juga suka banget ikutan giveaway buku, karena mikir lumayan ngirit beli buku hihihi. Sekarang sih udah jarang

    BalasHapus
  16. Ikut share aahh tulisan ini, top banget kak. soalnya masih banyak juga yang nyari2 bajakan padahal dah jelas2 ada cara baca yang legal

    BalasHapus
  17. Bilik Baca Di Stasiun Commuterline ini belum saya temukan selama saya suka naik commuter lain, apa karena saya jarang lihat lihat sekitarnya ya, palingan hanya naik turun aja, wah tar kalau naik commuter line lagi saya perhatikan di beberapa stasiunnya

    BalasHapus
  18. Saya paling suka baca gratis dari aplikasi, pinjem temen juga.
    Saya hobby baca sejak dari saya bisa membaca.
    Darurat membaca di Indonesia?
    Memang sih.
    Tapi saya rasa gak segawat dulu, udah ada lah peningkatan minat baca.
    Walaupun belom seperti yang seharusnya

    BalasHapus
  19. Jaman sekarang lebih mudah, berkat hadirnya aplikasi yang menyediakan beragam bacaan secara digital bahkan dilengkapi audiobooks juga

    BalasHapus
  20. Hadiiir langganan perpustakaan digital.
    Baca buku bisa sepuasnya juga, plus update buku terbaru juga di sana.

    BalasHapus
  21. Padahal ternyata banyak banget cara buat baca buku yang legal, tapi koq ada ya orang yang masih suka baca buku ilegal, udah kertasnya ga mutu, tulisannya pun buram, cuma menang di murah doang tapi banyak merugikan banyak orang, termasuk royalty penulisnya.
    harus banyak yang tahu nih tips-tips dari Kak Acha tentang baca buku secara legal ini

    BalasHapus
  22. aku juga daftar keanggitan di Ipunas, lumayan mbak jadi bisa baca buku gratis dan memang resikonya kalo buku favorit harus nungguantrian banyak

    BalasHapus
  23. Sejak kenal e-book, aku jadi jarang banget ke perpusda.
    Padahal di perpusda tuh asik, bisa pegang buku fisik dan diberi kesempatan 2 minggu masa pinjam.
    Kangen perpus jadinyaa..kak Cha..

    BalasHapus
  24. Harus saya akui, kalau minat baca sekarang, sangat turun dibandingkan zaman saya dulu. Saya dan saudara perempuan saya itu haus bacaan. Sudah jadi anggota perpustakaan, masih sewa lagi di taman bacaan. Padahal sekarang lebih dipermudah. Apalagi dengan banyaknya perpustakaan yang tidak hanya lengkap, tapi juga nyaman. Ditambah lagi ada perpustakaan digital gratis. Tapi saya pribadi memang lebih suka membaca buku fisik.

    BalasHapus
  25. Nah.. sebenarnya ada banyak cara gratis untuk baca buku ya.. Sayangnya masih banyak yang tak tahu (atau tak mau tahu) tentang hal ini dan akibatnya kita sering mendengar istilah 'darurat baca' ya .. Terimakasih sharingnya mba ..

    BalasHapus
  26. Zaman sudah sangat berkembang lebih mudah untuk membaca buku, bahkan dimanapun kita bisa membaca buku tanpa perlu berat berat bawa beban buku, banyak juga platform yang menyediakan bacaan favorit dengan memberikan hadiah setiap kali kita membaca loh.

    BalasHapus
  27. Kalo ke Malang coba ke perpustakaan kota mbak. Di sana bukunya banyaaak dan bagus2. Dulu jaman kuliah suka baca di sana.

    Skrg sih seringnya baca via aplikasi dan malah enak baca ebook tuh tinggal scroll aja tau2 sehari baca 100 halaman.

    BalasHapus
  28. Padahal banyak jalan ya Mba Acha supaya bisa baca buku, mudah, gratis dan legal. Semoga makin dikit orang yang lebih milih baca buku bajakan. Sebagai penulis, sedih sih ya kalau tulisan kita dibajak. Hiks..

    BalasHapus
  29. Sepertinya sudah lama aku gak berkunjung ke perpustakaan daerah mbak,
    Padahal dulu jaman sekolah apalagi pas mts dan aliyah paling suka jadi penghuni perpustakaan buat kumpul dan baca2 buku yang ingin dibaca saat itu bareng teman
    Akhir2 ini penasaran pengen baca buku via daring gitu gegara lihat postingan teman yang suka share buku yang tengah dibacanya

    BalasHapus
  30. Dulu waktu kuliah termasuk sering ke perpustakaan, mau nyari buku atau sekedar ngerjain skripsi, oke aja.
    Sekarang sebenernya pengen mampir perpus, tapi kadang udah males duluan. Jadi milih pergi ke toko buku dan beli baru
    Sesekali langganan ebook kalau lagi ada buku yang emang bener bener dipingin

    BalasHapus
  31. Aku suka cari bazar buku murah, rasanya kalap

    BalasHapus

Posting Komentar