pada tanggal
Baca
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Kehilangan memang nggak jarang dengan begitu mudahnya, mengubah keseharian seseorang. Apalagi jika kepergian semacam itu bermakna berpindah dunia. Kematian. Hhh … benar saja, bagi sesiapa pun yang ditinggalkan, hidup seketika nggak lagi sama.
Itulah sepotong kisah yang bisa Ka Acha dapati dari kehidupan tokoh Khalil dari salah satu novel karya Robin Wijaya ini. Akhirnya, setelah hampir cukup lama sekali, saya bisa menepati janji pada diri sendiri untuk membaca tuntas Ted on Tuesday. Ada jeda yang memang saya cipta sebab harus menuntaskan naskah milik saya sendiri, sepanjang menikmati perjalanan hidup Khalil.
Judul : Ted on Tuesday
Penulis :
Robin Wijaya
Penerbit :
Cabaca
Cetakan :
Mei 2022
Tebal :
46 Bab
Kematian sang adik – Anna – meninggalkan lubang kesedihan
mendalam bagi Khalil dan keluarganya. Adiknya yang manja, pintar, dan ramah
pada semua orang itu memiliki impian besar. Melalui buku harian Anna yang
dibawakan sang sahabat – Will, akhirnya Khalil tahu, gadis itu bercita-cita
untuk menimba ilmu di Negeri Sakura. Anna juga ingin berkeliling dunia satu
saat nanti.
Khalil yang merasa sebagian hidupnya terenggut oleh
kepergian sang adik akhirnya bertekad untuk mewujudkan impian-impian Anna.
Bersama Ted, boneka kesayangan Anna, ia meninggalkan rumah dan pergi ke
tempat-tempat yang ditulis di buku harian Anna.
Namun, nyatanya perjalanan itu tidak serta merta membuat
hati Khalil kembali utuh. Proses duka dan penyembuhan yang dilakukan Khalil
pada akhirnya menjadikan jarak antara ia dan keluarganya semakin terbentang
jauh. Banyak kesalahpahaman terjadi dalam proses penerimaan itu : luka Khalil,
impian Anna, dan harapan kedua orangtuanya membuat keadaan semakin rumit.
Bagaimana cara Khalil mewujudkan impian Anna kalau begitu? Apakah ia harus
melanjutkan rencananya untuk keliling dunia seperti cita-cita Anna dulu? Atau
justru kembali ‘pulang’ pada ‘rumah’ yang sudah lama tidak ia singgahi
tersebut?
Kalau kamu ingat saya pernah mengulas buku Robin Wijaya yang
berjudul Milo
on Monday, maka sejujurnya ketertarikan saya telah muncul sejak menamatkan
novel yang jumlah babnya lebih sedikit itu. Ya … Ka Acha akui, daya tarik
tentang seorang pemuda yang bepergian dan selalu membawa serta boneka beruang merah
muda, sungguh memantik rasa penasaran saya.
Pikiran saya seketika begitu ingin tahu tentang si pemuda tersebut. Apa sih alasan ia bisa dengan santainya mengajak serta sebuah boneka beruang kemana-mana? Mengapa dia bisa begitu? Apa alasan kuat yang mendorongnya hingga menjadikan sebuah boneka beruang … pink pula warnanya, jadi teman seperjalanan? Apakah dengan bersama Ted, Khalil tengah mencipta kesendirian untuk dirinya?
Semenjak Mei tahun lalu, saya memang sudah melihat novel ini
on going di platform Cabaca. Tapi sebab saya begitu tahu diri kalau saya sering
senewen setiap sedang penasaran sama suatu bacaan tapi nggak bisa lekas
ditamatkan, maka saya menunggu hingga Ted on Tuesday mencapai bab epilog pada
November 2022.
Ada banyak sekali bagian dalam kisah perjalanan hidup Khalil
untuk menemukan dirinya sendiri sepanjang proses ia menyembuhkan luka basahnya
akibat kepergian Anna. Salah satunya adalah perjalanan keliling dunia yang
Khalil lakukan dimana latar tempat dalam novel ini yang benar-benar ada, nyata.
Saya memang menyukai sebuah cerita dengan setting lokasi yang bisa saya jelajahi
kapan-kapan. Saya suka sekali menjadikannya sebagai acuan wishlist perjalanan
saya, jika kelak ada kesempatan bagi saya menjelajah dunia. Kalau kamu ingat betapa
saya menyukai novela berjudul French
Pink dan berkali-kali membacanya, alasan sama pun menjadikan saya jatuh
cinta pada novela tersebut.
Tokoh Anna yang menjadi pemantik perjalanan Khalil hingga hubungannya dengan kedua orangtuanya jadi renggang pun, seperti mengajak saya berkaca. Bisa dibilang, mungkin impian saya nggak jauh berbeda dengan Anna, makanya saya betah sekali menghabiskan waktu berdua saja dengan Ted on Tuesday. Personal sekali, memang. Apalagi pemikiran Anna soal relasi dalam keluarga terasa dalam.
Sebenarnya, saya nggak benar-benar menghabiskan Ted on
Tuesday dalam beberapa hari, layaknya kebiasaan saya melahap ksah fiksi. Ada
selang waktu lebih dari satu bulan yang sangat bisa membuat saya terlupa pada
buku digital satu ini, lalu beralih pada novel yang lain.
Kemungkinan yang besar sekali untuk saya berpaling,
sebenarnya. Apalagi masa tunda itu akibat saya tengah dalam proses menyusun
naskah karya fiksi saya sendiri, Hilal
Halal Ifthar. Pikiran saya penuh dengan tokoh imajiner milik saya hingga
Khalil bisa dengan mudahnya menguap dari ingatan. Tapi ternyata bukan begitu kenyataannya.
Hebatnya Robin Wijaya dengan diksinya yang begitu kaya,
menjadikan saya rindu untuk menuntaskannya. Seolah punya hutang, saya gelisah
setiap kali merasa buntu untuk menyusun kalimat dalam rangkaian cerita yang
saya buat. Kangen dengan kisahnya Khalil. Akhirnya, nggak jarang saya melepas
rindu dengan membaca babnya satu demi satu, walau nggak bisa sekali duduk.
Saya pikir, saya akan dengan mudah melupakan hampir setiap
detail perjalanan Khalil. Mulai dari Cartagena, Vietnam, Gold Coast di
Australia, Jakarta, tetapi rupanya rangkaian kisah Khalil bersama Ted si boneka
beruang begitu membius. Keduanya persis mengajak saya berjalan-jalan, tapi
bukan dengan perasaan riang, melainkan setengah hampa.
Perjalanan yang lebih tepatnya, bukan mengunjungi banyak
tempat di dunia, melainkan menjejaki hari demi hari yang Khalil lalui selepas
sebuah kehilangan besar merobek-robek sosoknya yang dulu, kakak yang penuh
tanggung jawab namun ingin juga sesekali menikmati waktunya sendiri, sebelum
akhirnya Anna dibawa pergi oleh maut.
Apakah pada akhirnya luka akibat kehilangan besar atas sosok Anna berhasil Khalil sembuhkan melalui banyaknya perjalanan mewujudkan impian Anna? Apakah akhirnya Khalil bisa kembali merekatkan jarak dengan orangtuanya? Rasanya, Ted on Tuesday patut kamu nikmati dalam suasana tenang di akhir pekan.
Sebab saya menemukan sepotong kisah dari Milo on Monday dalam
Ted on Tuesday, selanjutnya saya berharap kalau Cabaca dan Robin Wijaya bisa kembali
menayangkan Will on Wednesday. Tokoh Will yang dikisahkan sebagai sahabat lekat
Anna, entah akan menghadirkan kisah manisnya yang seperti apa nantinya. Semoga ada
kesempatan bagi saya untuk membacanya juga.
kehilangan memang bisa merubah seseorang aku jadi ingat anak tanteku yang periang ketika ayahnya meninggal dia tumbuh jadi sosok yang pediam, entah apa yang ada di dalam batinnya hingga dia berubah
BalasHapusDuka paling dalam bisa jadi memang sebuah kepergian dan mengubah setiap sisi diri nggak sih Kak, jadinya.
HapusSama seperti saya. Kalau ada bacaan menggantung itu rasanya gimana gitu ya. Gak puas lah. Makanya nunggu full dulu. Atau kalau di platform online, pilih bacaan yg udah tamat. Jadi bisa ngebut bacanya. Hehe
BalasHapusPenasaran nih ujung ceritanya apakah keinginan Anna bisa direalisasikan kakaknya?
Bener Teh. Aku nggak sanggup kalau bacaan tuh on going. Kalau tontonan yaaa nggak juga sih tapi masih lebih tangguh buat menunggu dan ngikutin satu per satu dibanding bacaan.
HapusKehilangan itu memang berat apalgi sebelum kehilangan setiap hari bersama, bercerita eeeh tiba2 sakit sungguh kaget luat biasa
BalasHapusBenar itu mbak, saat kehilangan tentu akan ada yang berubah
BalasHapusSedih sudah pasti
Novel yang inspiratif
Kehilangan bukan hal yang mudah untuk membuat ikhlas tentu banyak sekali yang berubah. Ted on Tuesday menyimpan banyak cerita yang menarik dari kesinambungan judul dan penokohannya, menarik ya untuk dibaca
BalasHapuskerasa banget sih soal, perlunya me time buat hening sendiri dan menyingkir dari hiruk pikuk apa pun, biar diri kita sendiri bisa bernafas dan mikir tenang
BalasHapusproses menemukan diri sendiri tuh emang bagian paling ajaib kayaknya ya dalam hidup. karena setiap orang punya cerita dan waktunya sendiri-sendiri
BalasHapusKehilangan adalah proses terberat dalam hidup kalau menurut saya, karena saya pernah mengalaminya dan itu butuh perjuangan banget untuk membuat kita hidup normal kembali. Penasaran sama bukunya pengen coba lumayan tapi ya 46 bab
BalasHapusMembaca kalimat awal, aku jadi teringat kembali 12 tahun. Betul banget, kehilangan sering mengubah seseorang dalam banyak hal
BalasHapusKehilangan itu perlu proses untuk bisa menerima kenyataan bahwa yang bilang sudah pergi dan tak kembali. Nyesek banget ini dan aku pernah ada di posisi ini. Jadi penasaran sama novelnya. Seperti apa kehilangan yang dirasakan dalam novel ini
BalasHapusKehilangan memang selalu menyakitkan. Aku penasaran, Anna meninggal karena apa Kak? Terus, kenapa Khalil dan keluarga bisa renggang?
BalasHapusDari judulnya, unik sih. Apalagi aps aku tahu tokoh2nya ada di Monday, Tuesday dan akan ada di Wednesday juga berarti ya mba?
BalasHapusPaling sukaaa Ama cerita yg ada serialnya walopun ga masalah dibaca tidak berurutan.
Apalagi temanya jalan2. Bener mba, aku pun lebih suka bacaan yg mengambil setting lokasi nyata, jadi kalo bisa bikin aku tertarik, langsung aku masukin bucketlist utk didatangin
Ihihihi samaan nih kita Mba Fanny. Semua yang ditemui di buku dan kalo emang setting-nya beneran serasa pengen disamperin juga.
HapusKehilangan seseorang yang kita sayangi itu memang sangat menyakitkan. Apalagi jika orang itu adalah orang yang penting dalam hidup kita.
BalasHapusBTW salah satu impian Anna sama kayak aku ya, pengen ke Jepang, hehe
Memang yahhh kesedihan karena ditinggal seorang yang sangat disayang akan selalu memberi ruang yang tak akan pernah sembuh. Btw ini ada Ted on Tuesday, ada Milo on Monday, terus Will on Wednesday, kerena amat Robin Wijaya ini. Jadi penasaran. Ada Friday till Sunday juga kah?
BalasHapus