pada tanggal
Travel
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Waterlooplein adalah sebutan untuk Taman Lapangan Banteng pada masa Batavia. Namun ada pula yang menyebutnya dengan nama Lapangan Singa.
Kini, setelah renovasi yang dilakukan oleh pemerintah Kota
Jakarta, tampilan dari sebuah lahan terbuka hijau yang berlokasi di kawasan
strategis Jakarta Pusat ini makin cantik. Sebuah destinasi wisata Jakarta yang
bukan hanya murah meriah untuk disambangi, tetapi juga pas untuk jadi lokasi
piknik bersama keluarga atau sekadar berolahraga di sore hari.
Langkah saya terbawa ke Taman Lapangan Banteng seusai
menghadiri suatu kegiatan yang lokasinya nggak begitu jauh dari sini. Enggan
rasanya untuk lekas pulang ke rumah. Pada akhir pekan, menghabiskan waktu hanya
dengan berkegiatan non wisata begitu, saya kok merasa belum terpuaskan ya.
Maka saya menunggu waktu sore tiba. Bersabar dengan
melewatkan waktu bersama sisa-sisa pekerjaan yang terbawa. Ketika matahari
Jakarta yang biasanya nampak menantang mulai hangat bersahabat, saya memesan
ojek daring.
Taman Lapangan Banteng sebenarnya dekat sekali dengan
Stasiun Juanda. Jika kamu adalah pengguna setia commuter line seperti Ka Acha, maka transportasi kereta listrik adalah
pilihan yang paling pas untuk bisa menjangkau salah satu lapangan yang termasuk
bersejarah juga di kota pemerintahan Indonesia kini.
Lapangan dengan ikon Monumen Pembebasan Irian Barat dan
sebuah tulisan Jakarta Kota Kolaborasi yang sejak dipercantik menjadi spot foto
instagramable di sini, bisa lekas kamu hampiri. Bila malas berjalan kaki, kamu
bisa menggunakan moda transportasi dari depan stasiun, mulai dari bajaj atau
ojek. Soal harga, silakan dinego saja karena jaraknya pun nggak jauh-jauh amat.
Ruang terbuka hijau yang di masa sekarang sering dikenal
sebagai lokasi pameran flora dan berbagai event outdoor lainnya ini, cukup
berdekatan dengan Masjid
Istiqlal dan Gereja Katedral. Bila kamu berkeinginan untuk jelajah kota
Jakarta dengan berjalan kaki, rasanya sudah ada tiga spot wisata yang bisa kamu
kunjungi dalam sehari.
Di Taman Lapangan Banteng, ada beberapa aktivitas yang bisa
dilakukan. Lapangan terbuka ini nampak jelas terbagi menjadi tiga area besar.
Mulai dari area olahraga dan playground,
amfiteater yang pas jadi lokasi event, dan taman yang bisa dimanfaatkan
pengunjung untuk piknik tipis-tipis.
Saat akhirnya saya berkunjung ke sini, kebetulan sekali
tengah berlangsung sebuah event bertema olahraga. Area di sekitaran amfiteater
banyak dipadati pengunjung. Saya tertegun sebab ada banyak sekali pengunjung
yang duduk lesehan dengan tikar piknik di belakang bangunan bawah amfiteater
yang memang cukup teduh.
Sementara di seantero lapangan rumput, di antara beberapa
pepohonan rindang di sana, suasana yang hampir sama terjadi. Masyarakat
sekitaran Jakarta sedang asik bercengkerama dengan keluarga sembari makan bekal
di sore hari.
Sebagai makhluk yang lebih senang dengan suasana tenang,
langkah saya berbelok ke area olahraga di sisi sayap kiri. Deretan kutipan yang
tercetak timbul pada dinding, menarik perhatian. Aih … rupanya kutipan tersebut
berasal dari berbagai tokoh tanah air yang menyuarakan soal kemerdekaan.
Beberapa nama tokoh tanah air di masa kemerdekaan tercetak
timbul pada dinding bangunan, membawa ingatan saya pada pelajaran sejarah di
masa sekolah. Sebuah patung berbentuk tubuh kekar seorang pemuda yang kaki dan tangannya
terlepas dari borgol dan rantai, patung yang menjadi pusat dan ciri khas Lapangan
Banteng, membawa cerita lama soal Trikora (Tri Komando Rakyat).
Sedikit mundur dari kisah pada tahun 1960-an itu, Lapangan Banteng
pernah dikenal sebagai Lapangan Singa atau Waterlooplein, seperti yang sempat
Ka Acha singgung di awal cerita. Dahulu, di tengah lapangan ini terdapat
monumen Waterloo dengan sebuah patung singa. Bangunan yang dibangun sebagai
tanda atas usainya kekuasaan Prancis di tanah Indonesia – dulu sih Hindia Belanda
ya.
Selanjutnya, ada pula patung dari pendiri kota Batavia. Tokoh
tersebut adalah sang penakluk Jayakarta.
Hingga pada tahun 1942, semua patung dan monumen yang menempati cikal bakal Taman Lapangan Banteng dihancurkan pada masa pendudukan Jepang. Tujuan kala itu, tentu saja untuk mempertangguh propaganda Jepang yang mendukung kemerdekaan Indonesia.
Nah, barulah di masa kemerdekaan Indonesia, nama
Waterlooplein maupun Lapangan Singa diubah menjadi Lapangan Banteng. Sebuah
sejarah panjang yang menjadikan Taman Lapangan Banteng sebagai sebuah lokasi
bersejarah di Jakarta yang kini bisa dimanfaatkan masyarakat untuk melepas
penat di tengah kota.
Sementara Monumen Pembebasan Irian Barat sendiri, merupakan
sebuah bentuk simbol untuk mengenang perjuangan Indonesia membebaskan Irian
Barat – kini lebih dikenal dengan sebutan Papua – dari tangan Belanda. Trikora muncul
sebagai tuntutan atas pelanggaran Konferensi Meja Bundar dimana pihak Belanda
masih ingin memegang kendali atas tanah Papua.
Lewat berbagai diplomasi politik yang diperjuangkan oleh
para tokoh pemimpin Indonesia pada saat itu, akhirnya tanah Papua kembali ke
dalam pelukan ibu pertiwi. Demi mengenang peristiwa tersebut dan perwujudan
kalau Indonesia adalah satu kesatuan, maka Monumen Pembebasan Irian Barat
akhirnya menghuni Taman Lapangan Banteng di Jakarta, pun menjadi jantung dari
lapangan di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Hendak menjejak sejarah atau hanya untuk tujuan jalan-jalan
ke Taman Lapangan Banteng, ada baiknya kamu datang di sore hari. Lapangan yang
lebih banyak ‘terbuka’ ditambah matahari Jakarta yang seringnya nggak
bersahabat pada pagi jelang siang terutama tengah hari – udaranya juga sih ya –
membuat saya menyadari kalau jalan-jalan sore adalah pilihan terbaik.
Senang sekali dengan penerapan peraturan dimana para pedagang
kaki lima nggak diijinkan masuk ke kawasan Taman Lapangan Banteng. Keadaan
taman dan lapangannya pun jadi jauh tertata dan bersih.
Pengunjung yang berniat untuk piknik, bisa membawa bekal
makanan dan tikar piknik. Bila ingin kulineran, beberapa pedagang makanan dengan
gerobaknya, berjajar di bagian pintu belakang, berdekatan dengan sebuah
bangunan hotel bisnis ternama.
Catatan penting bagi kamu yang berkunjung – sebenarnya ini
memang etika
sebagai pelancong sih ya --, perhatikan sampah yang kamu bawa. Buang pada
tempat sampah yang banyak tersedia terutama di sekitaran lapangan berumput sebagai
area piknik.
Ada satu tempat yang sungguh Ka Acha apresiasi di Taman
Lapangan Banteng selain keberadaan mushola. Kamar mandi untuk wanita dan pria
beneran dipisah lumayan jauh, dan keadaan di dalam pun cukup bersih dan nyaman
walau lampunya agak sedikit remang. Pengunjung dibiasakan oleh petugas untuk
mengantre.
Senang bila di lokasi wisata gratis begini, fasilitas
kebersihannya cukup diperhatikan. Pun pengunjung yang datang selalu diingatkan
untuk membantu agar pengunjung yang lain ikut merasa nyaman lewat berbagai
aturan soal kebersihan yang diterapkan.
Sementara di kawasan playground pun, banyak sekali permainan
anak yang disediakan. Hanya saja selaku pengunjung tentu perlu paham untuk saling
menghargai keberadaan pengunjung lain selagi bersenang-senang dengan keluarga. Saat
berada di sana, banyak sekali orangtua yang bermain bersama anak-anak mereka.
Sebenarnya, pada Jumat, Sabtu, dan Minggu malam, ada
pertunjukan air mancur juga sih di area amfiteaternya. Sayang sekali Ka Acha
nggak berkesempatan untuk menikmati pertunjukannya karena harus lekas kembali pulang.
Hari itu, cukuplah perjalanan saya tutup ketika lembayung mulai menggelayut di langit Jakarta. Warna jingganya yang perlahan meredupkan cahaya mentari, mengajak saya melangkah keluar Taman Lapangan Banteng bersama senja. Penat saya hilang sudah dan kini jadi cerita yang bisa kamu nikmati di laman Taman Rahasia Cha. Semoga lekas ada kesempatan lain untuk berwisata keliling Jakarta.
Keren ya Jakarta. Banyak tempat wisatanya yang edukatif dan sejuk. Mau dong diajak ke taman lapangan banteng ditemani senja
BalasHapusSy sering mampir kelapangan banteng kak, deket masjid istiqlal kan ya.
BalasHapusJadi pengen kesana lagi.
Betul dimanapun berada kita jangan sampai meninggalkan sampah ya. Apalagi sekelas taman kota seperti lapangan banteng ini dimana semua mata tertuju ke sana. Malu banget kalau gara-gara sampah sedikit merusak semua nama baik nya
BalasHapusBenar, Teh. Kesadaran masyarakat (general lho ini ya maksudnya) sedihnya masih perlu banyak dilatih untuk taat buang dan pilah sampah dengan benar. Semoga makin hari makin baik dan teraturlah ya.
HapusPerjalanan singkat ke Taman Lapangan Banteng, Jakarta untuk melepaskan penat di tengah hiruk-pikuk kota. Suasana hijau, udara segar, dan keindahan alam kota yang menyegarkan pikiran.
BalasHapusKalau butuh refreshing tipis-tipis di area Jakarta ya bisa stay di sini ya kak. Apalagi jadi bisa belajar sejarah juga. Kalau aku biasanya memang suka datang ke tempat-tempat kayak gini sama adikku
BalasHapusWaktu masih tinggal di Jakarta Timur, biasa nya Aku suka ke Lapangan Banteng pas ada event FLONA, tempatnya lumayan nyaman kalau pagi dan sore hari.
BalasHapusSore hari lihat matahari terbenam, langit nya menawan, baru tau kalau Lapangan Banteng saat jaman Batavia sebutannya Waterlooplein. Lapangan Banteng cocok buat yang suka jalan-jalan santai, sambil iseng mengamati sekitar dan kini fasilitasnya makin lengkap.
Bener, Mba Lala. Cocok juga buat yang suka motret soalnya banyak spot cakep yang sia-sia kalau cuma didatangi tanpa dijepret.
HapusSenang banget yaa ada kawasan hijau dan terbuka seperti ini di berbagai daerah jadi masyarakat bisa menikmati kegiatan luar ruangan, obat stres yang murmer nih, kalau di sini nongkrongnya di alun-alun hehe
BalasHapuswwaahhh tamannya Waterlooplein ini enak yaaa, apalagi sore-sore. yang menarik ada air mancurnya sih, ini pasti bagus banget yaa. dan yang bikin nyaman gak ada pedagang kaki lima. meski i know namanya juga nyari rezeki yaa, tapi kalau tiap mau duduk healing bentar di tawarin terus jajanan kan gak nyaman ya. kalau saya ke jakarta dipastikan mampir dulu ke sini deh, mau sekalian ketemu ka acha juga yuuk, hehehe
BalasHapusHihihi aamiin. Semoga lekas ketemu nih kita sama kesempatan buat meet up ya, Kak Eka.
HapusAku pernah ke lapangan benteng ini tapi belum sebagus sekarang, harus banget kesana sih biar liat langsung perubahannya
BalasHapusJadi penasaran eksplor lebih banyak taman ini
BalasHapusSepertinya banyak spot foto yang bisa diperoleh dari sini
Hmm... kapan ya bisa terbang ke sana?
Semoga lekas ada kesempatan Kak Amma untuk eksplor Jakarta ya.
HapusBisa jadi wishlist buat weekend nih, belum pernah ke sini lagi sejak di renovasi. Jadi bagus banget sekarang.
BalasHapusSetuju dengan kakak, jika kita pergi ke tempat manapun, sebisa mungkin buang sampah pada tempatnya. Jika tidak menemukan tong sampah, bawa kembali sampah sampai kita pulang lalu buang pada tempatnya.
BalasHapusWah..kapan-kapan pengen mampir ke lapangan Banteng juga kak. Kayaknya bakalan bisa dua tiga pulau terlampau nih kalau ke lapangan Banteng
BalasHapusFotonya kurang banyak kak😂.
BalasHapusBagus ya tempatnya. Luas dan beraih. Dengan modal bensin dan bawa bekal bisa piknik di sana. Bocil pasti senang karena bisa lari2an di tempat yg luas.
Ahahahaha iya Mba. Pas pulang baru nyadar kalau aku lebih banyak ngerekam video dibanding motretnya.
HapusSalah satu kawasan wisata gratis yang penuh dengan histori. Dan bagus juga penerapan aturan pedagang kaki lima nggak boleh masuk, biar Taman lapangan Banteng tetap terjaga kebersihan dan keindahannya.
BalasHapusSenangnya di kota ada taman yang ramah keluarga begini. Jadi ada tempat buat bermain bersama keluarga tanpa harus banyak membayar seperti spot wisata publik lainnya.
BalasHapusSemoga penerangan di area toilet lebih terang dr yg sekarang. Supaya jadi lebih tenang lagi saat sedang di toilet.
Beberapa hari lalu aku ke Jakarta. Sayangnya nggak sempat kemana mana selain ikut rangkaian acara
BalasHapusSoalnya saat acara selesai di jam 6 sore, eh jakarta hujan melulu
Padahal aku juga pengen jalan jalan ke taman taman yang ada di jakarta
Salah satu yg aku suka dari jakarta, ada banyaaaaak banget patung2 besar di taman ❤️❤️. Dan bagus2 jugaaa. Temenku yg orang asing juga bilang gitu, ini ingetin dia Ama beberapa negara eropa yg juga banyak patungnya..
BalasHapusLapangan banteng jujur Ampe skr aku ga pernah jalan kesana Mbaaa. Cuma lewatin doang 😅. Kayaknya perlu deh eksplor juga bareng anak2', sekalian olahraga kali yaa.
Baru tau juga nama taman ini dulunya lapangan singa 👍
Nah, kayaknya kapan kapan Mba Fanny perlu nih mampir buat nyobain duduk duduk manis di amfiteater lapangan banteng sore sore jelang senja.
HapusSetelah direnovasi, belum pernah ke sana, cuma lewat saja. Itu bagian rerumputan di belakang tulisan Jakarta, apa bisa diinjak-diinjak oleh pengunjung?
BalasHapuswah sayang banget aku kemarin nggak sempat main ke sini padahal nginapnya di pasar senen yang juga cukup dekat sama lapangan banteng
BalasHapusSemoga akan ada kesempatan berikutnya untuk eksplor Jakarta ya, Mba. Pas Mba ke Jakarta, sayang banget aku belum bisa ke Jakarta juga. Padahal kesempatan langka nih bisa ketemu langsung sama Mba Antung. Secara kita suka ketemu di banyak grup ya, Mba.
HapusWah kalo nyebut Lapangan Banteng aku langsung inget pelajaran sejarah kak, hehe. Makasih udah direview lagi sejarahnya versi ringkas dan gak mbulet, malah seru bacanya. Btw, terlepas dari apapun kondisi Jakarta yang sering macet, aku bersyukur pemerintah kita masih sangat mempehatikan situs bersejarah seperti ini. Lumayan ya jadi wisata edukasi yang ramah anak, ramah lingkungan, dekat masji pula. Bener, ini cocok banget dikunjungi pas sore-sore daripada bengong mantengin tv di rumah :")
BalasHapusPenasaran pertunjukka air mancurnya, pasti seru nih.
BalasHapusJujurly belum pernah ke Taman Lapangan Banteng, diagendakan ah pas ke Jakarta, suka kalau ada taman terawat begitu
Aku jugaaa. Tapi karena datang ke sini pun habis berkegiatan sepagian, jadi kayaknya udah nggak sanggup aku kalau nunggu sampai air mancurnya muncul. Perjalanan pulangku jauh.
HapusEnak ya sekarang banyak taman kota untuk wisata gratis. Ada petugas yang menjaga tetap tertib dan nyaman, pula
BalasHapusJadi inget dulu waktu tinggal di Jakarta kalau mau main ke Lapangan Banteng suka ditakut-takutin teman, katanya Lapangan Banteng itu 'menyeramkan', apalagi pas malam hari.
BalasHapusSekarang Lapangan Banteng sudah jauh tertata dan tampak lebih baik, ya
Wah enak banget nih kalau bawa anak kesini. Puas bermain karena lapangannya luas ya. Lokasinya juga strategis dekat mesjid Istiqlal. Jadi pengen main kesana padahal dulu sering ke Istiqlal waktu kuliah di Jakarta, tapi belum pernah ke lapangan banteng, wkwk.
BalasHapusInget banget ke Lapangan Banteng sebelum pandemi waktu ada pameran Flora/Fauna dan setelah Pandemi pengen ke sana karena udah lebih bagus yaa sekarang tapi cuma lewat-lewat mulu hiks. Fix sih setelah baca tulisan Kakak aku bakal masukan Lapangan Banteng jadi destinasi MainJalan tipis-tipis di Jakarta hehe. Makasiihh yaaa
BalasHapusZaman aku SMA kalau olahraga sering ke Lapangan Banteng. Jalan kaki dari sekolah. Tapi sejak direnovasi jadi bagus dan asri, malah belum pernah ke sana lagi. Terlihat bikin betah ya dan engga panas. Kapan-kapan ah kalau ke Jakarta, nostalgia, mampir ke sini.
BalasHapusJakarta,, oooh Jakarta...
BalasHapusPas aku kerja di salah satu kementrian tepat di sebelah Taman Banteng ini, waktu itu masih di renovasi.. MasyaAllah sekarang udah sebagus itu yaa...
Ingin rasanya kembali ke Jkt, tapiii untuk jalan jalan aja..
Dulu sering ke sini hanya untuk ambil foto-foto sama teman-teman, karena cahaya senjanya sangat indah di sini, sekarang tempat ini semakin ramai menjadi tempat orang-orang melepas penat pada sore hari atau bahkan di week end ya mba
BalasHapusPantas sih. Banyak banget yang nyaranin ke Lapangan Banteng tuh jelang senja karena selain adem, view dan suasananya jadi cakep banget.
HapusSayang sekali pas ke Jakarta beberapa bulan lalu ga sempat main ke Lapangan Banteng ni. Sepertinya ke depan kudu diagendakan main ke sana. Jakarta Kota Kolaborasi, hemm..mencuri perhatian banget
BalasHapusTaman banteng ini tempatnya indah betul kak. suasanya ademnya apalagi, sabi banget nih ketika penat melanda dengan suasana transportasi kota jakarta rehat sejenak di sini, sambil healing healing tipis hihi
BalasHapusSetuju kak. Etika membawa sendiri sampah pribadi sudah seharusnya tertanam di diri kita. Sayang banget tempat umum atau wisata yang udah bagus bagus di kelola jadi kotor karena sampah
BalasHapusTaman Banteng sekarang memang sudah bagus sekali, selain taman, ada juga ruang untuk berekspresi ataupun berkontempelasi. Sampah memang masih menjadi PR banget kalau pengunjungnya gak tertib. Setidaknya mungkin harus diperbanyak tempat sampah dengan model2 yang lucu atau estetik sehingga mudah dikenali.
BalasHapusTapi kadang banyaknya jumlah tempat sampah tuh nggak bisa langsung ngasih pengaruh kalau memang sudah kebiasaan untuk buang sampahnya suka suka dia. *ups
Hapussetiap tanggal genap kalo pulang ke rumah pasti lewatin lapangan banteng, beuh sekarang lapangan banteng bagus banget tauk, rapi, bersih, dan nyaman
BalasHapusFavoritkuuu main ke Lapangan Banteng. Gampang akses naik bus transjakarta ataupun KRL yaa, tinggal lanjut jalan kaki.
BalasHapusDi bagian samping tulisan Jakarta yang iconic itu ada playground berpasir. Tiap weekend rameee!
Btw, kenapa yaa disebut lapangan singa kemudian beralih ke banteng?
Aku nggak sempat nih eksplor playground-nya. Cuma ngintip sekilas doang.
HapusDinamakan Lapangan Singa dulunya karena memang di kawasan Lapangan Banteng ini pernah ada sebuah patung singa yang jadi ikonnya, Mba. Tapi kemudian dihilangkan soalnya kan si Patung Singa ini dulunya merupakan lambang kejayaan Batavia di bawah kekuasaan VOC.
Pernah beberapa kali ke Taman Lapangan Banteng bareng keluarga. Seneng banget ada playground-nya juga. Dan iya karena nggak ada yang jualan di dalam jadi tamannya bersih rapi ya.. Waktu itu sempet ngelihat pertunjukan air mancur juga, baguuus.. Happy banget bisa wisata gratis gini di Jakarta :)
BalasHapusWash...selalu terlewatkan ini lapangan banteng, padahal sering nyambangi Monas sana maajid Istiqlal. Menarik sekali ya ternyata. Harus ke sana nih KLO pas LG ke Jakarta. TFS kak.
BalasHapusAda banyak banget yang menarik ketika mengunjungi Taman Lapangan Banteng, Jakarta.
BalasHapusSelain menikmati keindahan tamannya juga ada sejarah Taman Lapangan Banteng. Alhamdulillah, public space di Jakarta bikin warga bahagia.
Huum, Teh. Rasanya makin ke sini, Jakarta makin cantik dan nyaman buat jadi destinasi wisata gratis atau murah meriah buat warganya.
Hapus