pada tanggal
Baca
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Lama nggak menyapa. Nggak berasa kalau hampir satu bulan berlalui tanpa post terbaru di Taman Rahasia Cha. Rindu sekali rasanya.
Sebenarnya saya tengah menjalani masa adaptasi yang nggak
disangka ternyata njelimet sekali. Tadinya,
saya kira kalau proses migrasi dari Blogspot ke Wordpress akan singkat. Bisa
dikerjakan dengan santai saja tanpa sering kepikiran. Ternyata, saya salah,
manteman.
Sebuah perjalanan yang bagi orang seperti saya beneran nggak
semudah yang sempat saya duga sebelumnya. Bahkan waktu untuk menayangkan cerita
baru di Taman Rahasia Cha sampai tersita. Namun setelah segalanya usai dilalui,
boleh kan ya saya merasa kalau diri saya sudah berusaha dengan baik hingga
sejauh ini?
Tapi … tapi lagi nih ya, bukan Taman Rahasia Cha yang saya ajak
migrasi alias pindah rumah maya. Blog ini sudah terlalu betah menetap di kanal
milik Google. Blog yang akhirnya saya ajak pindah adalah Ambil Remot. Eits, Ka Acha nggak mendua, hanya
menuliskan cerita yang lebih spesifik tentang berbagai hasil nonton saja di
sana.
Banyak sudah suara-suara yang mampir ke pendengaran saya
tentang betapa nyaman dan menyenangkannya menulis di blog Wordpress. Bagaimana Wordpress
menjanjikan sekali untuk meraup cuan dari monetasi karena platform satu itu tentu saja SEO
friendly.
Sungguh Wordpress menyediakan banyak plugin yang akan dengan baik hatinya membantu agar post-post terbaru bisa terambah dengan
lekas di mesin pencari. Proses penulisan artikelnya pun dimudahkan lewat
panduan ‘ijo-ijo’ dari plugin yang
terpasang tadi.
Namun bila kembali berkaca pada diri dan perjalanan sebagai
blogger selama ini, saya begitu mencintai Blogspot. Selain ramah pada blogger
pemula, biaya pengelolaannya pun nggak terlalu mengajak saya berpikir soal
bagaimana agar bisa lekas balik modal setelah menekuninya cukup lama. Platform Blogspot cocok untuk yang mau
mengasah konsistensi dan menghadirkan eksistensi terlebih dahulu.
Nampaknya jika kelak ada yang bertanya tentang platform mana yang bisa dipakai untuk memulai
ngeblog, Blogspot akan masuk dalam urutan pertama jawaban saya. Apalagi bila
blog tadi ingin dihadirkan sebagai catatan harian digital. Memulai
membuat blog akan terasa mudah bagi sesiapa saja yang baru mulai belajar.
Hingga pada suatu ketika, saat saya duduk dalam barisan calon
member di komunitas penyuka drama korea, Drakor Class namanya, perlahan saya
menemukan sebuah motivasi kuat untuk menyelam lebih dalam di dunia menulis
blog. Satu langkah kecil yang menggerakkan keinginan Ka Acha untuk belajar
lebih banyak.
Lewat kelas dan bimbingan personal beberapa classmate di
sana, Ka Acha mantap untuk mempelajari kedua platform yang familiar digunakan banyak blogger tersebut, Blogspot
dan Wordpress. Big thanks to Kak Rhin
yang menemani proses saya mengenali Wordpress, walau perjalanan saya sungguh
lambat dan butuh ditemani segitunya. Thanks
Kak, sudah memantik Acha untuk berjalan lebih jauh.
In the end, I realize
kalau si mesin pencari Google memang sudah cukup lama pilih kasih dengan menomorduakan
anak kandungnya sendiri. Namun nggak bermakna, menulis di Blogspot bisa
diremehkan sebab di sinilah tempat terbaik untuk lahir sebagai blogger yang
siap konsisten di dunia literasi digital.
Saya geleng-geleng dengan ungkapan kalau proses migrasi dari
Blogspot ke Wordpress akan mudah dilakukan. Setelah dijalani … ya persis proses
pindahan di dunia nyata. Panjang alias nggak bisa instan sat set langsung
selesai dan siap ditempati dengan nyaman.
Ada anak tangga demi anak tangga yang perlu dilalui dengan
kesabaran dan ketelitian. Namanya juga migrasi blog a.k.a rumah maya kesayangan
ya kan?
Belajar dari kesalahan Ka Acha yang sebelumnya sempat salah
langkah, rupanya poin pertama yang perlu dipastikan itu adalah layanan hosting
untuk blog duluan. Menemukan yang layanannya bisa bikin nyaman, baik secara harga
sewa sampai komunikasi dengan customer
service-nya, butuh sesi cerita sana-sini dengan rekan blogger lainnya.
Setelah itu, nanti di dalam hosting inilah si akun Wordpress
kamu akan di-install. Akan ada
langkah-langkah yang biasanya dibimbing oleh customer service dari layanan hosting pilihanmu tadi kok. That’s why Ka Acha saranin kamu memilih
yang bisa bikin kamu nyaman dari segi komunikasi ke penggunanya.
Proses nan bikin mumet selanjutnya adalah bagian satu ini.
Banyak kode yang butuh diubah sebab rumah untuk domain alias si alamat blog
kamu pun kan sudah berpindah tempatnya.
Bagian paling bikin haru walaupun sebenarnya prosesnya se-satset
itu. Momen ketika saya mengunduh sendiri seluruh post dan jejak-jejak komentar dari pengunjung yang datang bertamu.
Masa tersedih adalah saat pada akhirnya blog lama saya di Blogspot
harus saya hapus. Sebagai seorang melankolis, ada perasaan yang nggak sanggup
terdefinisikan sibuk bermain-main di benak saya hingga hari itu. Ah … saya mau
naik kelas makanya pindahan blog, kan?
Perasaan yang saya validasi sepanjang menghias dan merapikan
tampilan rumah baru untuk Ambil Remot di Wordpress, berkali-kali. Proses
pilah-pilih template dan mengatur sana-sini,
menarik saya pada masa-masa awal saya membangun ruang untuk Ambil Remot di Blogspot
dulu.
Saya kira, modal awal saya hanya berakhir dengan biaya hosting
dan domain saja. Ternyata masih ada sertifikat SSL yang perlu saya punya biar
blog Ambil Remot di rumahnya yang baru lebih bikin tenang dan aman saat
dikunjungi para tamu. Harus keluar dana lagi sih, memang. Tapi karena sudah
berjalan sejauh ini, masa langsung terpikir untuk udahan?
Saya mensyukuri pengalaman pernah mengoneksikan GA4 ke Blogspot
dulu. Langkah-langkahnya terasa jauh lebih mudah bila diselesaikan dalam platform blog Wordpress.
Nggak jauh berbeda dengan keribetan yang harus saya hadapi
ketika berhubungan dengan mengubah koneksi GA4. Di tahap menghubungkan kembali
GSC ini, langkahnya cukup mudah walau harus menunggu dengan sabar hingga
berhasil.
Tahapan migrasi dari Blogspot ke Wordpress yang paling
memakan waktu bagi saya. Dimulai dari memeriksa artikel lama satu per satu.
Memperbaiki tulisan dan foto yang disesuaikan dengan rumah barunya di Wordpress.
Termasuk menyocokannya dengan plugin
SEO yang sudah saya pilih.
Menghadapi puluhan artikel lama saja ternyata nggak mudah
bagi saya. Ada hari dimana saya hanya mampu menuntaskan satu. Hari lain bahkan
setengahnya saja belum. Menulis ulang, riset ulang, persis seperti memulai
semuanya hampir dari awal.
Ada banyak url post yang minta dibenahi. Meta tag yang harus
diperhatikan lagi. Pemilihan judul, dan masih banyak lagi. Bukankah proses
terberat saat pindahan memanglah merapikan isi dalam rumah yang ditinggali?
Belum. Haha ….
Masih ada beberapa hal lagi yang perlu Ka Acha persiapkan
untuk Ambil Remot biar makin nyaman dikunjungi. Maka saya mengambil kesimpulan
kalau proses pindahan blog begini beneran nggak bisa semudah dan selekas yang
dibayangkan. Ya … pindahin isinya sih bentaran doang, berbenahnya itu lho yang makan
waktu panjang.
Kini, tekad saya makin bulat. Belajar
SEO on page yang sedikit demi sedikit dijalani biar makin terspesialisasi
(paling nggak ya buat projek ambisius pribadi lewat blog personal begini) memang
butuh banyak energi. Last, semoga post kali ini bisa menjadi teman bagi
kamu yang tengah mempertimbangkan untuk pindahan a.k.a migrasi dari Blogspot ke
Wordpress ya.
See you di
post-post Taman Rahasia Cha lainnya di tahun depan.
migrasinya pasti sesuatu nih, soalnya daku juga pernah baca sih dari BS ke WP banyak perintilannya yang sebisa mungkin jangan ke skip. Sukses terys ya kak untuk migrasinya
BalasHapusIya betul. Sebagai pengguna WP saya tahu pasti kalau di wp itu banyak plugin yang bisa meringankan beban pekerjaan kita dalam merawat blog
Hapusyeaaay, akhirnya tayang juga cerita pindahan bin migrasi blognya Ka Acha, sekarang udah lega banget gitu ya Kak dan pastinya udah harus semakin semangat dong ya buat isi blognya itu ;)
BalasHapusMakasih banyaaaakkk banget karena Kak Diah udah nemenin banget momen-momen aku mengalami perbingungan pas masa-masa awal pengen migrasiin salah satu blogku. Sayaaang banget sama Kak Diah.
HapusAku INGET juga dulu lamaaa pindahan dari BP ke WP. Tapi memang aku terbantu Ama temen yg ngurusin semua dari A-z mba. Bahkan sampai Skr urusan teknikal itu dia yg urus. Aku cukup bayar tiap tahun ke dia ðŸ¤.
BalasHapusMakanya tulisanku yg 2014 ke bawah, itu masih berantakan Krn semuanya pindahan BP yg blm sempet diberesin hahahaha.
Udh terlanjur ratusan, jadi aku udh puyeng duluan mba 🤣. Yg penting fokus Ama yg tulisan 2014 ke atas aja 😄
Waduuu sampe didiemin ya Mba. Ahahaha. Iya lho, pas proses editing tulisan lama tuh udah kayak lirik lagunya Vidi Aldiano sih, " ...menguras hati". Sekarang aku udah bisa nyanyi-nyanyi. Pas proses beresinnya, jangan ditanya airmataku udah berapa banyak yang netes. Hihihi. Maklum, kalau ngurusin blog udah gitu banyak perintilan yang harus dibenahi, pas bingung, kumulai semua dengan mewek sambil ngumpulin semangat diri.
HapusAku setuju sama ka Fan..
BalasHapusTapi aku sebaliknya, dari WP ke BP. Dan itu jadi blog lendyagasshi.
Terus mikir panjang buat bikin blog khusus review drama Korea ama Jepang, jadi bikin lagi. Hehehe, kaya yang hobi tersalurkan dengan bahagia.
Kalau ujung-ujungnya bisa menghasilkan, alhamdulillah~
Tapi kalau belum, menikmati sekali prosesnya.
Psssttt ... Teh Lendy sadar nggak ya? Kan aku terinspirasi sama Teteh makanya bikin Ambil Remot.
HapusI feel you Kak ahahaha, blogku satunya juga sudah hijrah ke Wordpress dan tentu sajah, modalnya lumayan. Semangat ka Acha!
BalasHapusMakasih banyak Mbaaaa. Perjuangan masih panjang ya.
HapusWah, selamat buat pindahannya kak Acha. Semoga makin semangat berbenah dan maju blognya. Kalo aku dulu pake wordpress balik lagi ke bp. Ga kuat modalnya.
BalasHapusIya sih. Kalau dihitung-hitung, berat juga ya.
HapusHore, sekarang makin banyak nih temannya yg pakai wordpress. Semoga ngeblog nya makin berkah, makin moncer dan terus konsisten berbagi manfaat melalui tulisan ya...
BalasHapusIya sih ya, wordpress emang plugin nya lebih variatif ketimbang blogspot. Cuma memang, biar blog kece badai kalau pakai WP emang kudu nambahin budget yg lbh besar ya mbak
BalasHapusBener-bener makan waktu migrasinya ya. Aku udah ga kepikiran migrasi. Apalagi wp biayanya mahal. Malah udah males-malesan ngeblognya nih.
BalasHapuskarena itulah aku masih maju mundur cantik buat migrasi dari blogspot ke wordpress. Harus periksa artikelnya satu demi satu tuh makan waktu banget kan ya.. hehehe
BalasHapusDari Ambil Remot jadi Ambil Wordpress ya, Cha? :)) Aku masih setia dengan Blogspot. Alasannya sama kayak Acha: biar nggak pusing dengan urusan pembayarannya. Tapi entahlah kalau nanti-nanti.
BalasHapusKadang-kadang pikiran dan perasaan bisa berubah lho Teh *eeehhh hehehe
HapusNah ini keknya nanti bisa jadi panduan buat diriku yang lagi memantapkan diri juga buat hijrah ke WordPress, hihiii. Nanti izin tanya ya Kak. Kalau beneran pindah, wkk
BalasHapusSilakan Mba Naqi. Selama masih bisa kujawab karena sudah tahu ilmunya, insyaAllah, Mba. Nanti kalau aku mengalami perbingungan juga, mungkin kuarahkan buat tanya-tanya juga ke blogger lain yang bantuin aku.
HapusBlog yang aku gunakan jg migrasi dr blogspot kak. Bahkan itu tulisan2 alay sejak kuliah dulu. Rasanya malu jg deh kl ditayangin. Tp ya buat nostalgia aja.
BalasHapusYg jd motivasiku utk pindah ke wordpress dan pake domain profesional ya krn masalah SEO sih. Aneh aja kalo blogspot yang milik Google malah ga ramah SEO. Akhirnya aku ya migrasi jg. Ternyata lbh enak.
Iya lho, Mas. Entah kenapa kok rasanya anaknya sendiri dididik terlalu keras ya sampe berasa dinomorduakan.
Hapusternyata proses migrasinya rumit ya, membuat saya mikir dua kali buat pindahan, hahahaha. jadi lebih baik bikin blog baru aja di wp daripada pindahan. kecuali emang udah terniat banget dengan alasan yang krusial mungkin bisa dipertimbangkan ya
BalasHapusHuhuhuhu baca cerita kak acha semakin buat aku takut melangkah me word press. Wuiiih di blogspot aja pr ku masih banyak kak. Aku gak bisa belajar otak atik urusan blog secara Online. Takut salah langkah. Hikssss
BalasHapusAku pun kemarin gini, Mba. Tapi karena teman-teman lagi support, aku coba dulu. Lets see nanti gimana jadinya.
HapusSaya dulu pengguna Blogspot, namun ketemu mentor sejak masih awal sekali merintis blog utama. Sebelum postingannya banyak, mumpung di bawah 20an post, saya akhirnya migrasi mengikuti mentor. Supaya ketika pengarahan materi, mentor tidak perlu keluarin kalimat "Ini untuk yang pake WP, ya, kalau Blogspot saya kurang tahu". Haha... Dan itu banyak terjadi.
BalasHapusMeski demikian, banyak kok mentor yang juga menguasai Blogspot. Hanya saja, kalau kita memang niat monetisasi lebih maksimal, ikut-ikut kursus SEO, pasti lebih recommended pake WP.
Iya lho Mba Iim. Makanya yang kumigrasikan memang blog yang isinya nggak banyak biar lebih mudah juga dirapikan isi dalamnya. Eeehhh ternyata segitu aja makan waktu dan tenaga yang ngajakin mewek beberapa kali.
HapusWah mantap udh berhasil migrasi ke rumah baru adalah prestasi tersendiri kak. Aku punya blogspot & WP mmg ada plus minusnya masing² ya. Pada akhirnya pilihan si blogger lah.. Mau dibawa kemana blognya, shg bs diputuskan pake platform apa. Thanks sharingnya kak..
BalasHapusBlog pertama saya itu wordpress. Trus saya bikin blogspot pas mulai aktif di komunitas blogger sumut karena para 'orang pintar' di komunitas blogsum banyakan pada pake blogspot dan mereka lebih bisa maen blogspot.
BalasHapusDan beli domainnya lebih murah di blogspot
ini wishlist aku dari dulu buat migrasi, tapi masih belum siap sama prosesnya, kecuali mungkin ada yang ngajari. Malah dulu kepikir mau pake jasa orang lain aja
BalasHapusKarena galau mikir migrasi apa engga, akhirnya aku aktifin blog di wordpressku, yang selama ini cuman buat akun aja untuk komen ke blog temen temen.
Menurut saya antara wordpress sama blogspot masih jauh lebih baik blogspot, memang dalam hal tampilan blogspot memang kalah jauh jika dibandingkan dengan wordpress, tapi untuk SEO penggunaan blogspot adalah rajanya.
BalasHapusPengalaman menggunakan wordpress memang menyenangkan. Namun benar kak yang menjadi masalah saat ingin migrasi dari blogspot ke wordpress itu sekitar tahun 2020, ya tentu dengan banyak drama, dan akhirnya migrasi gagal, data gak ke back up.
BalasHapusDan akhirnya ujung-ujungnya aku balik lagi ke blogspot, sampai saat ini.
Jadi mungkin pelajaran pertamanya, memang harus konsisten di awal saat memutuskan, ingin pake template blogspotm ya seterusnya pake blogspot. Kalo wordpress ya terus di wordpress.
Pengalaman itu memang menjadikan Aku sangat berhati-hati bila harus membuat blog lagi, jadi di awal untuk seterusnya, daripada harus kerja dua kali. Apalagi kalo nerima kerjaan project isi blog dari klien. Thanks Mbak Cha....
benar kak, memang harus sedikit bersabar untuk mempelajari migrasi wp apalagi jika salah dikit aja bahkan gk bisa diakses domainnya. Saya tadi juga coba akses web ambilremot sepertinya ada kesalahan pada waktu migrasi krn hanya muncul "index of /",
BalasHapusMasing-masing memang ada plus minusnya. Nggak sedikit juga saya liat blogger yang pindah ke Wordpress. Dengan berbagai alasan. Saya sendiri masih betah dan belum mau move on ke WP. Kalo liat prosesnya cukup panjang dan njlimet ya. Belum apa-apa dah puyeng duluan wkwkwkwk.... Tapi sekarang udah tenang dan senang ya, tinggal konsisten menulis artikel aja. Salam blogger !!
BalasHapus