pada tanggal
Baca
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Keinginan untuk melakukan perawatan gigi lekas terlintas dalam benak Ka Acha ketika keadaan dompet belakangan ini mulai membaik. Merawat kesehatan gigi dan mulut itu kebutuhan, apalagi kalau mau punya penampilan yang cantik terawat binti menawan.
Ada sebuah pelatihan yang Ka Acha ikuti dari suatu
komunitas. Dalam pelatihan tersebut, salah satu pematerinya adalah Novita
Anggi. Bahasannya sederhana, tentang grooming.
Lebih jauh mengulik bagaimana caranya memilih outfit biar tampilan selalu
menarik. Baik di keseharian, atau ketika menghadiri suatu acara khusus.
Menarik dalam artian nggak harus selalu wah dengan pakaian
mewah. Kelihatan cocok dan “mahal” – I
mean, bukan dari barangnya tapi dari sosok yang mengenakannya – sudah
cukup. Ilmu tentang kepantasan untuk memantaskan diri, begitu sih lebih
tepatnya.
Di kali lain, dari komunitas berbeda, Ka Acha ikut kelas
lagi yang dipandu Zata Ligouw. Siapa sih yang nggak eungeuh sama face yoga yang Kak Zata suarakan, selain
seringnya beliau mengangkat tema personal
branding? Bagaimana menampilkan diri sebaik-baiknya sehingga mampu
memanggil impian itu mendekat.
Dari sana saya belajar bahwa first impression itu
sebuah kunci dari banyaknya kunci lain menuju suatu kerjasama yang dapat
membuka jalan, baik di bidang karir atau bidang lainnya. Ya kan? Sesuatu yang
pertama kali lekas ditangkap oleh mata, didengar oleh telinga, dan dirasakan
lewat gesture dan movement seseorang.
Itulah alasan terbesar, mengapa setelah banyaknya rangkaian skincare yang Ka Acha coba, pada
akhirnya saya berkeinginan untuk merawat diri lebih jauh lagi. Salah satu di
antaranya ya merawat kesehatan gigi dan mulut.
Selama ini, perjalanan merawat diri Ka Acha yang terekam di
label beauty Taman Rahasia Cha sudah banyak menjelajah, mulai dari : serum
untuk wajah, proses double cleansing sebelum mengaplikasikan skincare, mandi dengan scrub
beraroma kopi biar mood terjaga jadi bisa sering diajak senyum, memilih hair
care buat rambut berhijab, dan masih banyak lagi. Hhh … cerita yang
panjang, dan menyenangkan.
Kini … sudah saatnya saya memperhatikan senyum saya.
Bagaimana saya menyajikan tampilan yang membuat sesiapa saja yang mengajak
bicara, paling nggak nyaman dulu. Tentu saja karena saya merasa percaya diri
dengan penampilan diri sendiri.
Ka Acha mungkin bisa kamu sebut anak jadul gara-gara ini.
Soalnya nih, dibanding lekas percaya sama segala review yang bertebaran di media sosial, kalau untuk urusan
perawatan gigi – dan kesehatan lainnya – saya masih mengandalkan rekomendasi
dari orang terdekat. Maklum, saya suka bertanya secara rinci soal pengalaman
dan apa yang membuat ia nyaman dengan sang tenaga medis tadi.
Dari matanya, lewat cara bercerita tentang pengalamannya,
saya jadi bisa menimbang-nimbang, apakah saya akan memilih menjadi pasien di
dokter yang sama atau nggak. Kalau kata beberapa teman sih, urusan dokter juga
cocok-cocokan persis pilih jodoh.
Di komunitas para ibu sih, bahasan begini sering ya
wara-wirinya. Saya rasa, kebanyakan perempuan memang senang saling
merekomendasikan secara tulus, sesuai pengalaman masing-masing.
Nah, kali kemarin saat melakukan perawatan gigi, saya
akhirnya menjatuhkan pilihan pada dokter gigi yang lokasi prakteknya nggak jauh
dari rumah. Selain itu, layanannya terasa privat karena jam kedatangan pasien
diatur sedemikian rupa jadi nggak ada ceritanya tuh adanya antrean pasien.
Tentu saja sebelum datang, harus janjian dulu sama dokternya.
Ka Acha kebetulan nggak mengambil layanan 'asuransi kesehatan milik negara' nih buat
perawatan gigi. Harapannya ya biar dokter gigi yang merawat kesehatan gigi dan
mulut saya jadi nggak berganti-ganti.
Mungkin kamu akan punya pertimbanganmu sendiri dalam
memutuskan kemana kamu akan melakukan perawatan gigi ya. Cara apa dan bagaimana
yang kamu pilih, disesuaikan saja sama senyamannya kamu.
Salah satu hal mendesak lain yang membawa Ka Acha untuk
nggak menunda lagi melakukan perawatan gigi dan mulut begini, sebenarnya karena
saya menyadari kalau gigi geraham saya ada yang mulai bolong. Nggak sanggup
membayangkan kalau saya harus menunggu lama dan membiarkan sakit gigi menyerang.
Duh … kan gawat banget pas lagi sakit gigi tahunya ada kerjaan darurat ya kan?
Walhasil, selain melakukan scaling alias pembersihan plak di gigi yang nggak sukses terhempas
sama proses sikat gigi, saya juga perlu tambal gigi dong. Apakah Ka Acha auto
ngambek karena mendadak diajak tambal gigi? Ahahaha … nggak sih.
Jadi, saat proses pembersihan gigi berlangsung, ibu dokter
gigi menemukan gigi geraham yang kalau bolongnya makin besar, berpotensi bikin
saya ngambek uring-uringan. Proses perawatan gigi yang tadi niatnya hanya
sekali datang, berujung ke beberapa kali pertemuan.
Selepas scaling,
saya harus menjalani proses perawatan saluran akarnya dulu nih. Maklum si gigi
geraham Ka Acha kan harus dimatikan dulu syarafnya biar aman damai sejahtera
pas ditambal nanti. Prosesnya sekitar dua kali pertemuan. Maklumlah yang mau
ditambal nggak cuma satu.
Setelah semua rangkaian perawatan gigi terjalani dengan
baik, terasa sekali kalau senyum saya makin cantik. Bukan … bukan memuji diri
ini tuh. Cuma bentuk terima kasih sama diri sendiri karena sudah berani
mengambil langkah baik dalam proses mengusahakan agar selalu tampil sehat
terawat.
Nggak dong. Perawatan gigi begini paling nggak ya dirutinkan
6 bulan sekali.
Menurut ibu dokter gigi yang menangani Ka Acha, setahun
sekali pun nggak apa. Selain untuk scaling
lagi, tentu saja untuk memeriksa kondisi tambalan di gigi.
Ini sih alasan mengapa Ka Acha mau berjumpa dengan dokter
gigi yang bukan hanya bikin kantong nyaman tapi juga bisa membawa tenang di
jiwa sepanjang proses perawatan. Akan ada beberapa pertemuan kembali yang
nantinya Ka Acha jalani. Bertemu dengan sosok yang sama rasanya bikin senang
menceritakan kembali segala rupa tentang kesehatan gigi dan mulut saya.
Kalau kamu, apakah akan memutuskan hal yang sama seperti Ka
Acha? Memilih jumpa dengan dokter gigi yang – atau bisa juga menyetia pada satu
klinik perawatan gigi – sama walau harus melewati proses panjang dulu sebelum
akhirnya mendaftar sebagai pasiennya?
Last … perawatan
gigi biar senyum makin percaya diri begini, semoga saja menjadi bentuk
perjuangan dalam mendukung proses peningkatan value diri ya.
Semangat selalu dan tetap cantik sehat terawat. Siap?
Gigi ini adalah salah satu aset yang harus terus dirawat dan dijaga ya, Mbak. Karena kalau sudah sakit, itu semua dari kepala dan telinga juga sakit. Jadi perawatan rutin perlu sekali setidaknya 6 bulan sekali,
BalasHapusPerawatan gigi ini memang penting banget dan harus disempatkan ya, Kak. Karena kalau tidak disempatkan benar-benar ke dokter gigi, bisa kelupaan, terlibas dengan kesibukan harian... Saya pun jadi ingat mau kontrol gigi rutin di awal tahun ini.
BalasHapusDAri dulu aku paling taku kalo suruh ke dokter gigi, Gatau nih kayaknya doktrin dari kecil dokter gigi itu menyeramkan. GIgiku berlubang juga harus diberaniin sih.
BalasHapusDuh, doktrin dan kebiasaan nakut-nakutin anak sama salah satu profesi yang sebenarnya sangat dibutuhkan setelah dewasa tuh, butuh dihentikan juga nggak sih jadinya? Yuk Mas, semangat! Demi kesehatan dan kenyamanan di keseharian.
HapusPerawatan gigi itu memang harus rutin ya. Pengalaman nganter temen tambal gigi dulu memang butuh bolak balik pertemuan. Ngga cukup sekali memang. Habis itu harus cek berkala tambalannya.
BalasHapusAku pengen nih ke dokter gigi, buat bersihin karang gigi. Ke dokter gigi tuh pas kalau sakit gigi doang. Padahal perawatan gigi ya perlu rutin yah ke dokter gigi.
BalasHapusIya juga ya kak, kalau sedang dalam perawatan memang ada baiknya dengan satu dokter, nggak ganti-ganti, sehingga bisa diketahui progresnya, terlebih urusan gigi ya
BalasHapusHuum Kak Fenni. Makanya aku agak picky apalagi ini kan menyangkut urusan perawatan gigi.
HapusBener banget kak perawatan gigi itu kebutuhan. Alhamdulillah ada dokter gigi yang dekat dari rumah dan terasa private ya kak. Jadi nyaman ke dokter giginya.
BalasHapusSejak pindah ke Jakarta, juga sudah mulai cari-cari klinik perawatan gigi. Soalnya penting banget loh buat menjaga kesehatan gigi keluarga. Apalagi jika layanan klinik tersebut sudah didukung dengan asuransi kesehatan yang dimiliki (Talif)
BalasHapusEman kalau ga dipakai BPJS nya, Kak. Kan bisa janjian dengan dokter giginya alias atur jadwal, lumayan kan iuran bulanan bis aterpakai jadinya.
BalasHapusBPJS mungkin one day bakalan aku pakai juga sih Mas. Saat diperlukan. Entah kenapa kalau perawatan gigi, aku lebih tenang yang non BPJS sih.
HapusSecara fisik, aku tuh paling iri dengan yang giginya bagus terawat, soalnya gigiku udah banyak rusaknya :(
BalasHapusPerawatan gigi yg pernah saya lakukan cuma scaling pembersihan karang gigi. Jadi pengen perawatan lagi deh
BalasHapusPerawatan gigi memang penting sekali yaaa, agar gigi kita tetap terjaga kesehatan dan kebersihannya
BalasHapusNah iya bener nih pengen scaling juga cuma belum nemu dokter gigi yang oke non BPJS
BalasHapusWah, iya
BalasHapusPerawatan gigi secara rutin itu perlu ya kak
Biar kita bisa terus tampil percaya diri
alasan kantong nyaman ini mbak, boleh dicoba. aku pribadi adalah orang yang sering bermasalah dg gigi. wah ternyata 6 bulan ya rutinannya
BalasHapusSetuju banget kak. Perawatan gigi emg harus rutin sih. Soalnya kalo udh sakit dan fatal, bisa mahal banget tuh pengobatannya.
BalasHapusLebih baik periksa rutin sehingga tdk menimbulkan bahaya besar di kemudian hari. Tentunya kalo gigi kita sehat, tumbuh kepercayaan diri makin kuat.
spill donk kak acha kalo perwatan gigi berapa habisnya, aku perwatan gigi bolong antriannya dari jam delapan hingga jam setengah dua belas aku pernah dipanggil
BalasHapusLama bangeeeettt. Aku bisa ngambek manyun kalau ngantre di dokter gigi selama ini. Kemarin habis sekitar sejuta lebih dikit sih Mba karena aku harus tambal gigi juga dan bolak balik beberapa kali.
HapusWah perawatan gigi ini bisa pakai BPJS ya Kak Aca. Jadi pengen perawatan gigi juga jadinya. Dulu banget pernah scaling gigi dan itu rasanya nano-nano. Tapi pas udah bersih giginya berasa plong sih. Aku juga pas scaling ada gigi keropos, akhirnya disuruh balik lagi untuk kedua kalinya buat cabut gigi
BalasHapusIya Kak Gilang, ada. Cuma memang karena merasa kebutuhannya belum terlalu mendesak dan memang aku niatkan untuk punya klinik langganan, jadilah kemarin nggak mencari yang melayani secara BPJS.
Hapussetuju nih, yang namanya perawat gigi harus pilih-pilih, jangan asal perawatan di pinggir-pinggir jalan itu. Lbih baik konsultasi langsung ke dokter gigi krn mereka hampir pasti tahu bagaimana terapi utk gigi yg bermasalah,
BalasHapusSetuju sekali kak. Gigi memang aset penting diri ya kak, makanya perawatan gigi jjga sangat penting agar aset penting ini bisa terjaga kesehatannya.
BalasHapusperawatan gigi ini identik dengan mahal ya soalnya sekali datang itu kadang uang yang keluar bisa sampai setengah juta lebih. hehe. makanya memang seharusnya sejak kecil kita biasakan merawat gigi biar perawatannya bisa lebih murah
BalasHapusIya Mba. Makanya memang masuk salah satu target kalau keadaan hidup sudah lebih baik sih, bisa rutin perawatan gigi begini.
Hapusperawatan gigi dan mulut juga penting karena di sini lah awal nutrisi2 tubuh masuk. gigi dan mulut yang sehat bisa membantu mengunyah makanan dengan baik sehingga memudahkan kerja pencernaan tubuh
BalasHapusUntuk soal perawatan gigi diriku termasuk yg agak abai nih. Alhasil gigiku bolong. Nyesel sih... Pengin gitu perawatan gigi rutin kayak scaling, tp belum kesampaian euy..
BalasHapusSemoga bisa lekas kesampaian keinginannya untuk melakukan perawatan gigi ya, Mba. Aamiin.
HapusWah, dulu awal ke dokter gigi pas mau scalling. Busett, kerak yang sudah bertahun-tahun numpuk luar biasa banyak tuh ketika dibersihkan. Setelah selesai emang rasanya jadi fresh sih. (April)
BalasHapusWah, bener banget nih, Ka Acha! Perawatan gigi memang penting banget buat menjaga senyum tetap mempesona dan kesehatan mulut tetap prima. Saya juga suka caranya memilih dokter gigi yang bisa bikin nyaman, kayaknya lebih mantap ya daripada cuma bergantung sama review online. Semangat terus ya, Ka Acha, untuk terus menjaga kesehatan dan kecantikan dari dalam dan luar! 🦷✨
BalasHapusNah ini ulasannya cocok banget apalagi mendekati lebaran pasti bakal makin banyak ketemu orang. Senyum dan tawa harus makin PD setelah perawatan gigi. Minimal scaling 6 bulan sekali dan ceki-ceki ada gigi yang bolong ngga. Ngga wajah aja yang butuh perawatan, gigi juga. Ya kan kak Acha?
BalasHapuspilih dokter gigi itu harus yang sreg sih ya, karena perawatan gigi itu bukan sekali dua kali aja tapi berkelanjutan.
BalasHapussenyumnya makin cantik nih Kak Acha setelah perawatan gigi :)
setuju Kak Cha, saya pun juga gitu kalau urusan perawatan gigi, lebih memilih ke satu klinik (dokter giginya ada 3) udah tahu jejak buruk gigi saya hihih.
BalasHapusjadi kesentil nih, saya udah lama gak perawatan gigi, berapa kali ke dokter gigi malah bukan tuk rawat gigi sendiri tapi si Bocah dan antarin Omku kemarin :D
Molly tahun ini belom scalling. insya Allah bulan depan mau scalling nih, tunggu barengan adek pas mudik bulan depan. Hehe.. setahun sekali pasti ke rsgm buat scalling. kalo gak scalling rasanya gigiku kotor banget. :)
BalasHapusGigi adalah salah satu estetika yang paling penting karena Ketika kita melihat gigi seseorang yang bersih maka kita akan melihat kesan pertama kepada orang tersebut kayaknya sangat penting deh.
BalasHapusPerawatan gigi emang penting dan saya termasuk orang yang takut ke dokter gigi. Maklum masih kecil punya pengalaman yang tidak menyenangkan. Dan rasanya sekarang masih agak-agak takut
BalasHapussaya setuju dengan salah satu kutipan diatas, kalo pilih dokter gigi itu cocok2an ya kayak milih jodoh hehe. karena saya sendiri ngalamin itu, gonta-ganti dokter gigi terus hehe. secara dokter gigi langgananku sejak SD usianya udah sepuh n bakal pensiun. selain itu saya juga setuju kalo merawat gigi merupakan salah satu bentuk utk meningkatkan rasa percaya diri sekaligus perjuangan dalam mendukung proses peningkatan value diri.
BalasHapusSebagai orang yang memiliki masalah sama gigi sejak kecil, melakukan perawatan gigi itu memang penting ya. Selain biar tampak cantik, juga biar kita makin sehat juga
BalasHapusMemang penting banget ya mbak melakukan perawatan gigi secara berkala ini. Aku sebenarnya lebih senang datang ke dokter gigi langsung sih karena biasanya jamnya sudah ditentukan. Tapi kadang kalau lagi pengen irit datang ke rsgm walau alurnya belibet Dan nunggunya lama
BalasHapusPerawatan gigi ini memang sring banget diabaikan orang karena nunggu sakit.
BalasHapusPadahal kalau dilakukan rutin mah yaa... ga akan lama. Hihihi, ini kayak ngasih tau ke diri sendiri.
Jadi maluuu karena kariesku banyaak.. Huhuhu~
Ka Acha hebat banget!
Saya waktunya ke dokter gigi nih, kayaknya tumpukan karang gigi di gigiku sudah minta dibersihin. Semoga bisa segera ke dokter gigi.
BalasHapus