pada tanggal
Baca
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Pamor Doclang mahsyur sebagai kuliner khas Bogor. Maka, jika ditanya, di mana sih tempat mencoba doclang yang enak? Kamu bisa menyambangi Doclang 405 Bogor yang lokasinya nggak begitu jauh dari Stasiun Bogor. Sudah pernah mampir?
Jangan bayangkan kalau tempat kamu berwisata kuliner satu
ini akan estetik. Kamu akan didudukkan pada meja dan kursi yang nyaman, lalu
memotret menu makananmu terlebih dahulu sebelum menyantapnya dengan nikmat. No … nggak akan terjadi.
Di sini, kamu akan menikmati suasana makan ala kaki lima
yang sesungguhnya. Ditemani nyanyian dari pengamen yang bisa saja datang. Suara
dari kenek angkot yang memanggil calon penumpang. Lalu lalang kendaraan hilir
mudik melintasi jalan. Lengkap, khas sudut Kota Bogor di kala siang.
Hhh … Doclang ini, sesuatu yang sudah lama nggak pernah lagi
Ka Acha rasakan hampir sepuluh tahun ke belakang. Dulu di masa sekolah, ada kalanya
saya mampir ke Doclang 405 dengan teman. Sekadar mengisi perut sebelum naik
angkot menuju rumah. Atau meminta menunya dibungkuskan saja untuk saya bawa
pulang biar ada sogokan buat adik-adik di rumah.
Sejak jadi wargi Bogor dan tumbuh besar di sini, lidah saya
mulai mengenali menu khas Bogor yang rupanya legendaris ini. Pada akhirnya, Doclang
jadi makanan mengenyangkan yang bisa saya rekomendasikan pada teman yang baru pertama
kali datang ke Bogor.
Saking seringnya masyarakat Jawa Barat memberi singkatan
pada berbagai menu makanan, saya pun ikut mencurigai si Doclang ini. Soalnya
dari rupanya saja, sudah mirip sama kupat tahu yang berkolaborasi dengan
ketoprak karena pakai bumbu kacang.
Kalau diingat lagi, saya pernah manggut-manggut paham ketika
tahu kalau Batagor adalah singkatan dari Bakso Tahu Goreng. Menu tersebut pun
asal-muasalnya dari hasil kreasi seorang bapak penjual bakso kukus asal
Purwokerto yang merantau ke Bandung. Sang pelopor yang kemudian dikenal dengan nama
Batagor
Haji Isan yang khas jadi oleh-oleh makanan dari Kota Kembang sana.
Nah, bagaimana nih nasibnya dengan Doclang? Jadi, menu khas
Bogor ini tuh, singkatan dari apa sih? Kenapa pula rupanya mirip hasil persilangan
antara kupat tahu dan ketoprak?
Ehm ehm … begini nih gaes, ceritanya. Pas banget Ka Acha
juga baru mempelajarinya.
Kupat Tahu adalah menu yang dikenal khas dari Tasik. Menu satu ini berbahan dasar tahu goreng yang disandingkan dengan
ketupat. Seringnya sih, ditambah dengan tauge dan mentimun, lalu disiram sama
bumbu kacang. Ada tambahan petis dan kerupuknya juga.
Kalau Ketoprak sebenarnya merupakan menu khas dari Jakarta
dan Cirebon. Begitu sih ya menurut literatur daring yang Ka Acha temukan.
Ketoprak sendiri, selain menghadirkan tahu, juga ada
tambahan bihun dan tauge. Nggak jarang, menu satu ini dilengkapi dengan telur
dadar. Kemudian semua bahannya dicampur dengan bumbu kacang yang kental di atas
piring sajinya. Of course, ditutup
dengan pemberian topping kerupuk.
Nah, kalau Doclang yang tadi Ka Acha sebut sebagai hasil
kolaborasi sukses dari Kupat Tahu dan Ketoprak itu, ternyata punya tambahan isi
yang nggak ada di kedua menu tadi. Yap, kalau makan doclang, pastilah akan
menemukan potongan kentang.
Nggak sampai di situ doang, bestie. Ketupat pada Doclang, alih-alih dibungkus daun kelapa, berasnya
dikukus dalam bungkusan daun patat. Kalau sudah begini, masih layak disebut
ketupat nggak sih? Atau sebenarnya, lebih pas kalau dibilang lontong saja?
Usut punya usut, penggunaan daun patat sebagai bahan
pembungkus dari kupat alias lontongnya si Doclang ini yang kemudian menjadikan
lontong pada Doclang jadi lebih lembut, namun tetap montok padat berisi. That’s why, potongan kupat pada Doclang
terasa lebih enak dikunyah dari kupat atau lontong pada umumnya.
Kalau mampir ke tempat makan Doclang di kawasan sekitaran Jembatan
Merah – memang ada beberapa penjaja doclang di kawasan kulineran ini – kesemuanya
masih mempertahankan penggunaan kupat alias lontong yang terbungkus daun patat.
Soalnya kalau si kupat dibungkus dengan pembungkus plastik, hilang sudah
keotentikan rasa dari Doclang yang disajikan.
Doclang bukan hanya berisi tahu kuning goreng dan kentang
juga kupat daun patat. Ada pula penambahan telur rebus yang membuat rasanya
makin mewah. Disiram bumbu kacang kental dan kecap asli khas Bogor, bagaimanalah
saya nggak akan selalu mengusahakan untuk datang tiap kali ada kesempatan?
Jadi ternyata, Doclang benarlah merupakan hasil penggabungan
berbagai kata yang kemudian disingkat dan dibuat unik. Doclang sendiri merupakan
variasi nama dari Ledok Bumbu Kacang. Nah lho, khas Jawa Barat banget kan?
Berada persis di samping Plaza Jembatan Merah, tepat di
pojok depan dari pertigaan jalan menuju bagian samping dari bangunan Pasar
Devris. Patokannya, kalau kamu menjumpai angkot 05 Pagelaran yang berjejer
dengan suara kenek yang sibuk memanggil penumpang, maka kamu sudah berada tepat
di depan gerobak Doclang 405.
Memang, dari hasil penelusuran, ada cabangnya juga nih di
dalam kawasan Pasar Gunung Batu. Namun kalau kamu sengaja datang ke Bogor naik commuter line dan turun di Stasiun
Bogor, maka Doclang 405 depan Pasar Devris inilah yang paling mungkin kamu datangi
bermodal jalan kaki.
Gerobaknya ada di balik dagangannya babang gorengan ya, gaes |
Cara supaya bisa sampai ke Doclang 405 ini, bagaimana sih,
Ka Acha? Sini sini, ikuti petunjuk ala ala Ka Acha ya.
Kamu akan melewati beberapa gerobak Doclang lainnya terlebih
dahulu. Ada yang tempat duduknya lebih nyaman untuk makan di tempat juga kok. Namun
nama Doclang 405 yang melegenda, sering membawa pemburu kuliner khas Bogor
untuk berjuang sedikit lagi hingga tiba di hadapan sang penjualnya.
Jika kamu kebingungan, Pasar Devris itu di mana sih? Yang
mana sih, Ka Acha?
Itu lho, pasar yang dijadikan sebagai pusat penjualan batu akik
di Kota Bogor. Tepat ada di Jalan Veteran. Dulunya berupa pasar basah, namun
sejak 2014 disulap oleh pemkot Bogor jadi gedung dua lantai tempat berbagai
pedagang batu akik berkumpul, berbaur dengan para pedagang makanan alias pusat
kulineran Bogor.
Seperti yang sudah Ka Acha sampaikan di awal sesi curhat
kita. Makan di Doclang 405 Jembatan Merah Bogor, nggak ada ceritanya kamu bisa
duduk tenang dan menyantap pesananmu yang disuguhkan di atas meja. Di sinilah,
sebuah pengalaman yang selalu menarik saya ke masa-masa sekolah dulu, masa remaja
seorang Acha, berada.
Saat tiba, saya lekas memesan. Sang bapak paruh baya yang
berjualan, mengarahkan saya untuk mengambil bangku plastik dari susunannya. Hanya
tersisa beberapa sebab bangku lainnya sudah diduduki pengunjung yang sedang
khusyuk menyantap doclang pada piring di tangan mereka sebagai menu makan
siang.
cara Ka Acha kalau makan di Doclang 405 Jembatan Merah Bogor |
Sebagai si bukan penyuka pedas, tentu saya memesan dengan
jumlah cabai yang super minimalis. Cukup satu saja. Tak lupa, saya meminta
paket lengkap dengan telur rebus agar doclangnya makin istimewa.
Seporsi menu pun akhirnya saya terima. Dengan duduk memangku
tas punggung yang sering ikut saya kemana-mana, saya makan sembari memegangi
piring plastiknya yang berwarna hijau muda. Pelan tapi pasti, setiap sendokannya
saya suapkan perlahan. Lidah saya pun dimanjakan oleh lembutnya kupat, tahu, kentang,
telur, berpadu gurih manis dari bumbunya.
Kalau makan di Doclang 405 Bogor ini, pembeli bisa bebas
menentukan arah duduknya lho. Mau melingkar ala ngariung bersama teman-teman yang diajak makan bareng, silakan. Mau
menghadap jalan raya sembari menikmati lalu-lalang kendaraan, boleh saja. Atau
seperti Ka Acha nih, makan dengan tenang sembari menatap si penjual yang sibuk
meracik doclang untuk pemesan yang silih berganti datangnya.
Satu porsi Doclang membuat saya kenyang. Sayangnya,
penjualnya nggak menyediakan minuman selain air putih. Jika mau, ada penjual minuman
teh yang tepat berada di belakang gerobak. Kamu bisa memesannya sebelum memilih
bangku dan duduk menunggu pesanan doclangmu datang.
Hari itu, saya merasa terbawa ke ruang nostalgia. Rasa
Doclang 405 masih sama setelah bertahun-tahun berlalu. Gerobak yang akan selalu
saya usahakan untuk disambangi di lain waktu, bila punya kesempatan untuk
pulang ke kota tempat saya tumbuh besar, Bogor.
Jadi ngebayangin Doclang kayak apa. Perpaduan antara ketoprak dan kupat tahu. Wah, pasti enak ya. Sayang fotonya hanya terlihat kerupuknya aja.
BalasHapusAhahaha maaf ya Mba. Maklum kalau makan di sini aku sangat rempong saking tentengan kudu dipangku ditambh menun6ya dipegang di tangan. Tapi aku akui sih, akunya yang kurang usaha juga pas motretnya.
HapusWahh belum pernah makan doclang nih. Kayaknya enak. Ini lebih manis dikit daripada ketoprak kah? Enaknya makan gini pas siang2 karena porsinya mengenyangkan.
BalasHapusya, kenapa saya baru baca psotingan ini ya...
BalasHapusSoalnya bulan lalu, saya sengaja ke Bogor mau makan Doclang, Mbak. Saya turun di Stasiun Bogor, lalu ke alun-alun. Tanya sana sini, ga ada yang tahu. Banyakan penjual kupat tahu. Jadinya saya beli Gohyong hahaha. Next kalau ke Stasiun Bogor lagi, saya akan cari Doclang 405 ini hehehe.
Semoga di lain kesempatan pas main ke Bogor jadi bisa icip icip ya Mas.
HapusBelum pernah aku tuh makan doclang. Aku tahunya makanan khas Bogor tuh toge goreng. Hum...daun patat tuh apa? Iiiih...jadi pengen ngerasain deh, kayak apa kenyel-kenyelnya ketupat daun patat.
BalasHapusdari awal udah penasaran doclang itu singkatan apa hahaha... terjawab sudah setelah membaca artikel ini secara seksama
BalasHapusnext kalau ke bogor mau coba deh doclang 405, kan bisa jalan kaki dari stasiun. Makan street food gini tuh asik loh sambil melihat pemandangan begitu dekat di depan mata, hahah... tapi kudu gercep cari tempat duduk yang nyaman.
Sayangnya kalau makan di sini nggak bisa senderan sih Mba. Hehe ....
HapusPas baca "doclang" teringat di Bandung pernah makan lontong kari doclang. Tapi tampilan makanannya beda dengan deskripsi Acha. Mungkin yang kumakan dulu itu hasil kawin silang lagi dengan varietas kuliner perlontongan lainnya.
BalasHapusWah, kan sekarang jadi Acha yang balik penasaran Teh.
HapusWah, aku baru tahu tentang doclang ini. Nampak lezat ya kak acha
BalasHapusSemoga aku kapan kapan bisa icip kuliner khas Bogor ini
Waaaaa jadi penasaran pengen nyobain doclang! Aku beberapa kali ke bogor tapi belum pernah nyobain doclang hehe
BalasHapusSebagai warga Bogor aku sangat familiar sama Doclang 405 ini dan memang benar adanya sangat sedap serta enak. Bumbu kacangnya melimpah dan membaur, di barengin minum teh hangat makin nikmat. Kadang pulang kerja, laper, yaudah jalan kaki kesini dan makan doclang deh🤩
BalasHapusTerniat sih Mba Lala. Semoga pankapan kita bisa nge-Doclang atau wiskulan bareng ya.
Hapusaku baru tahu ada makanan ini. menarik banget cerita di balik namanya juga. jadi pengen nyoba deh
BalasHapusDaku lupa² inget, keknya pernah lihat doclang ini di TT apa nggak gitu. Cuma dakunya belum pernah nyobain hehe, melihatnya bikin mupeng juga karena ada bumbu kacang
BalasHapusBaru tahu ini kalau ada makanan namanya Doclang. Adanya cuma di Bogor pula. Pengin nyobain kalau nanti jalan-jalan ke Bogor.
BalasHapusPerpaduan antara kupat tahu dan ketoprak? Hmm jadi penasaran dengan rasanya doclang ini, tapi jauh kudu ke Bogor dulu :(
BalasHapusTadinya si Doclang ini aku kira semacam tempat wisata gitu, eh gak taunya salah satu kuliner khas Bogor yak, wkwk.. di lihat dari isiannya mirip² ketoprak gitu ya, KakCha.
BalasHapusAih, bener banget doclang mah makanan legendaris
BalasHapusTahu gak saya makan doclang itu saat SD tahun 80an
Karena pindah, ga menemukan doclang lagi, saya buat sendiri dong dengan ramuan sedapatnya. Biasanya saya buat pas lebaran. Haha...
Iya orang lain buat opor dan ketupat, saya mah buat doclang ala ala saya sendiri
Udah lama banget dong ya Teh. Entah kenapa, Doclang ini pun nggak aku temukan di Cibinong. Padahal masih masuk wilayah Bogor. Persebaran Doclang ini tuh (sepertinya ya) cuma di kawasan Kota Bogor saja deh Teh.
HapusBogor itu surga kuliner deh, selain makanan kekinian makanan tradisional juga banyak, dan legend pula. Kalau aku belum pernah nyobain doclang di sini kak, pernah beli di surken aja
BalasHapusNah, di Surya Kencana juga kawasan wiskulan ya Mba.
HapusYa ampun bolak balik Bogor malah ga tahu ada makanan legendaris spt ini. Penasaran rasanya kyk gmn. Apakah kyk ketupat biasa atau ada kombinasi lainnya. Seru bgt nih buat kulineran akhir pekan.
BalasHapusBaru tahu aku mba ada makanan namanya Doclang, enak ini pasti ya karena hampir mirip sama ketoprak kan. Jadi penasaran pengen cobain gimana Doclang ini.
BalasHapusDari tahu saya cari tahu apa itu doclang, dan baru tahu ternyata ada makanan nama ini, kapan-kapan saya cobain kadang sering naik kereta ke Bogr juga jadi penasaran kalau ga pernah nyobain
BalasHapusDoclang 405 emang kaya simbol kuliner Bogor yang nggak bisa dilewatkan. Dari bahan sampe racikannya, semuanya tuh unik banget. Kupatnya yang dikukus pake daun patat itu nambah kelembutan dan rasanya kayak beda dari yang lain.
BalasHapusmirip-mirip banget memang ya kak antara kupat tahu, ketoprak dan doclang..asiik ada cabangnya di pasar gunung batu, nanti kalo ke Bogor pengen singgah ah
BalasHapusDoclang ternyata nama makanan ya, saya kira nama apa. Soalnyaaneh banget bagi saya. Setelah tahu nama salah satu kuliner, jadi pengen nyobain rasanya
BalasHapusKak Acha koreksi sedikit yaa, kupat tahu itu asalnya dari Tasikmalaya, bukan dari Garut. Di Tasik juga terdapat berbagai jenis kupat tahu berdasarkan nama tempatnya, ada kupat tahu Singaparna, kupat tahu Mangunreja, dll. Sama-sama kupat tahu tapi rasanya berbeda. Hehe.
BalasHapusAwalnya aku pikir Doclang itu seperti Docang dari Cirebon, ternyata beda ya. Memang kuliner Indonesia ini sangat beragam sekali.
Aih, terima kasih banyak sudah bantu koreksi, Mba Irra.
HapusWah, berarti kalau mampir ke Tasikmalaya itu, kuliner wajibnya adalah coba-coba kupat tahu yang ada di sana ya. Senang banget aku dapat koreksi begini.
Nah lho di Cirebon juga ada Docang. Bentuknya seperti apa ya? Kok aku jadi penasaran.
Aku kayanya kalo makan Doclang 405 Bogor langsung sukaaa siih..
BalasHapusSoalnya kentang.
Aku suka kulineran atau makanan apapun yang berbahan kentang. Asa pengganti nasi yang pas.
Sebagai tetangga Bogor, saya baru tau lho kalau ada makanan namanya Doclang. Kurang jauh ternyata mainnya, ya, wkwkwk. Next kalau ke Bogor mudah-mudahan bisa ketemu sama Doclang dan menikmati ledok bumbu kacang nya
BalasHapusPenasaran ketika baca judulnya, apa itu Doclang...Oh ternyata semacam/mirip dengan kupat tahu. Itu pastinya enak banget.
BalasHapusUnik ya namanya, jadi penasaran juga ingin cobain, saya suka kuliner khas daerah seperti ini, sekaligus bisa mengenal budayanya
BalasHapusWah kalau sudah dinobatkan sebagai doclang terenak se-bogor ini harus dicobain semua yang datang ke kota hujan ini. Karena saya sudah mencoba doclang lain tapi belum pernah cobain yang ini titik dijadwalkan Nanti kalau ke Bogor mau ke sini
BalasHapusbaru tahu singkatan doclang itu ledok dan kacang, hahaha. saya tahunya makan aja, enak banget sih ya. emang beda banget dengan lontong ayam atau kari tapi bumbunya mirip kupat. saya paling suka doclang karena ada tetelannya sih dan rasa kuahnya manis gurih gitu. tapi ternyata beda ya doclang disana dan di Bandung.
BalasHapusKok saya baru tahu sih ada makanan legend di Bogor yang namanya Doclang setelah tinggal jauh dari Bogor.. Padahal dulu sering main-main ke Bogor.
BalasHapuskapan-kapan ke Bogor lagi harus banget nih makan doclang, apalagi kalau ada tetelannya. Pasti bikin nagih = nambah lagiiii.. hehehe
Sebagai warga Bogor, saya juga baru tau kalo Doclang itu Ledok dan Kacang. Dan belum pernah nyobain makan Doclang juga hehe. Cuss ini mah otw ke Jembatan Merah beli Doclang 405.
BalasHapusKlo baca deskripsi isian doclang, sepertinya saya bakalan suka nih. Makanan yang ada bumbu kacangnya selalu saya nikmati dengan pelan2. Paduan rasa bumbu kacang, pedas dan kecap tuh memberikan citarasa tersendiri.
BalasHapusKalau di Malang namanya tahu bumbu yang pake telor namanya tahu telor. Kayanya mirip -mirip gitu ya, mungkin bedanya kalau disini pakai petis kalau di daerah lain enggak...
BalasHapusSaking beragam dan mirip-miripnya kuliner Indonesia ya, Mba. Wah, patut dicoba nih kalau misalnya one day aku ke Malang. Semoga.
Hapuswah, aku belum pernah cobain Doclang. jadi pengen ke Bogor :D
BalasHapusAku cobain doclang baru sekali, pas bareng temen2 HSBC waktu main ke bogor. Tapi dulu yg kami coba doclang pak oyen. Deket temoat perbelanjaan mba, tp aku lupa nama tempat belanjanya.
BalasHapusLangsung suka sih pas coba pertama kali. Tapi memang aku biasanya doyan ama kuliner yg pakai kuah kacang begini.
Kangen juga jadinya makan doclang lagi 😍. Kalo kesana aku cobain yg doclang 405 ini deh
Baru tau makanan namanya doclang. Ternyata kupat tahu khas Bogor ya. Apa masih hangat kuahnya? Karena kupat tahu enaknya dimakan hangat atau malah panas sekalian hehe
BalasHapus