Dokumen Kerja Butuh Meterai Digital? Begini Cara Mendapatkannya

Bekerja secara mandiri alias berhenti menjadi karyawati yang datang ke kantor jam 9 pagi lalu baru pulang paling cepat sekitar jam 5 sore, sungguh menghadirkan pengalaman baru. Dari yang hanya terima gaji, jadi harus mengurusnya sendiri. Proses inilah yang kini saya alami dan jalani.

Senangnya sekarang makin banyak perusahaan klien yang sudah menerapkan digitalisasi di berbagai sisi. Semisal untuk mengurusi administrasi supaya akhirnya si fee bisa mampir ke rekening, saya cukup melakukan segala urusan tadi secara paperless. Mulai dari tanda tangan, hingga pembubuhan meterai digital.

Berkarya secara remote untuk suatu agensi periklanan membawa Ka Acha harus mengurusi juga urusan pembayaran gaji seorang diri. Memang sih, ada tim finance yang ikut andil membimbing dan membantu.

Walau tetap saja, ketepatan waktu pembayaran pun bergantung pada kecermatan saya dalam mengirimkan berbagai dokumen administrasi yang dibutuhkan.

Bila dokumen yang diminta klien memerlukan tanda tangan basah yang disandingkan bersama meterai fisik, akan ada modal lagi yang harus dikeluarkan untuk melakukan pengiriman dokumen. Tapi, bukan sampai di situ saja.

Ada tantangan lain yang menunggu demi si fee masuk ke rekening tepat waktu. Mulai dari mengecek apakah si dokumen tiba dengan selamat sampai tujuannya. Termasuk sampai ke meja si yang mengurus dokumen kerja Ka Acha itu, pada tanggal yang nggak meleset dari jadwal terima yang diminta.

Lalu seiring berjalannya waktu, perubahan membawa angin segar. Proses yang tadinya panjang, bisa dipersingkat dengan memanfaatkan digitalisasi. Waktu dan modal bisa sedikit ditekan.

Berkenalan dengan Meterai Digital

Secara umum, penggunaan meterai bertujuan untuk menjadikan suatu dokumen menjadi sah di mata hukum. Lalu, meterai di tanah air dikeluarkan oleh Peruri (Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia). Bahkan saat ini Privy adalah distributor resmi dari Peruri

Menemukan meterai fisik pun mudah. Bukan hanya bisa didapatkan di kantor Pos, melainkan di berbagai toko yang menyediakan alat tulis kantor atau layanan fotokopi, misalnya. Pun di warung juga nggak jarang meterai fisik ini ikut tersedia.

Pembubuhan meterai dalam urusan pekerjaan misalnya saja dalam proses penagihan pembayaran – dalam hal ini faktur atau invoice – berada pada kisaran nilai di atas Rp 5.000.000,- dan bila berada di bawah nominal tadi, seringnya menempelkan meterai fisik nggak diperlukan. Hal serupa juga berlaku pada dokumen kerja digital.

Sebenarnya fungsi dari meterai digital atau yang dikenal juga dengan e-meterai ini sama saja dengan meterai fisik yang biasanya kamu temukan secara umum. Hanya saja, peruntukannya yang berbeda.

Bila meterai fisik untuk dokumen cetak, maka meterai digital hanya dikhususkan penggunaannya bagi dokumen soft copy alias digital saja. Kedudukannya pun sama serta sah di mata hukum yang mengacu pada Undang-Undang Nomor 10 tahun 2020 tentang Bea Meterai.

Keuntungan penggunaan meterai digital, seperti yang sedikit Ka Acha singgung di atas, adalah mudah dan cepat untuk digunakan. Kamu nggak perlu khawatir kalau meterai tadi robek atau hilang.

Bagaimana Cara Mendapatkan Materai Digital?

Ada berbagai perusahaan yang menyediakan layanan e-materai yang bekerjasama dengan Peruri (Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia) sehingga bisa turut menyediakan materai digital ini. Salah satunya adalah Privy.

Privy sendiri merupakan perusahaan penyedia layanan tanda tangan digital legal di Indonesia. Pengguna pun bisa memanfaatkan jasa yang Privy berikan, baik melalui aplikasi yang mudah diunduh pada ponsel, juga melalui situsnya.

Privy bukan hanya dapat dimanfaatkan untuk melakukan penandatanganan dan pembubuhan meterai digital pada dokumen kerja, melainkan juga menyediakan fitur keamanan serta segel khusus Peruri yang hanya dapat terbaca dengan aplikasi khusus. Sehingga, meterai digital yang disediakan oleh Privy bebas dari meterai palsu atau disalahgunakan.

Belum berhenti sampai di situ saja. Privy merupakan aplikasi yang berfokus pada user-centric sehingga tampilannya memudahkan pengguna dalam memanfaatkan berbagai fitur di dalamnya. Di sisi lain, pengguna juga hanya membutuhkan waktu sekitar 1 menit saja untuk melakukan penandatanganan pada berbagai dokumen kerja.

Nah, bagaimana sih caranya supaya bisa mendapatkan meterai digital atau e-meterai yang disediakan melalui Privy? Semudah apa sih? Jadi … beginilah caranya.

1. Kamu hanya perlu mengakses web app Privy menggunakan akun enterprise
2. Unggah dokumen kerjamu yang membutuhkan e-meterai lalu pilih workflow
   Dokumen kerja yang bisa kamu unggah akan lebih cepat bila sudah berupa file PDF, walau untuk penggunaan file dalam bentuk lainnya pun sebenarnya bisa saja. Kamu juga bisa mengunggah hingga 10 buah dokumen dalam waktu bersamaan.
3. Selanjutnya kamu bisa menambahkan meterai digital sesuai dengan pilihan yang tersedia
4. Terakhir, cukup posisikan meterai digital tadi ke bagian dari dokumen kerjamu sesuai kebutuhanmu

Sebab meterai digital pun didapatkan dengan cara membayar sesuai dengan nominal yang tertera pada meterai tadi, Privy pun mempermudah kamu untuk melakukan top-up baik melalui pembayaran via Bank dan ATM maupun e-wallet langganan kamu. Mudah, bukan?

Jadi, bagi kamu yang bekerja di perusahaan atau kamu yang memang bekerja mandiri seperti Ka Acha, bisa menjajal pengelolaan dokumen kerja digital kamu yang membutuhkan legalitas tadi melalui Privy. Catatan lainnya, meterai digital di Privy pun sudah cukup banyak digunakan oleh berbagai perusahaan besar di Indonesia.