pada tanggal
Baca
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Saya terhenyak Apa-apaan ini? Jangan utamakan SEO? Lalu, bagaimana caranya saya bisa memenangkan hati pembaca blog lewat SEO yang membawa saya mempelajarinya selama ini?
Kalau dulu buat Akarui Cha alias si Acha ini waktu masih
remaja dan memulai petualangannya sebagai blogger
di blog Taman Rahasia Cha, menjadi blogger
hanyalah sebuah bentuk mengekspresikan diri semata. Tahun beranjak mengajak
mendewasa, mulailah menulis di blog jadi salah satu jalan bisa dapat uang jajan
tambahan sembari bersenang-senang.
Wajarlah bila saya kemudian tergerak untuk belajar segala
rupa teknik SEO bahkan bikin saya punya satu blog lagi yang bahasannya punya niche khusus. Ya kan maunya blog saya
juga bisa duduk manis di halaman pertama Google. Jadi terkenal … hahaha.
Sayangnya, kok perjuangannya melelahkan jiwa raga sekali ya.
Meletakkan kata kunci harus di sana, belum lagi aturan ini dan itu lainnya.
Hingga di suatu malam jelang akhir pekan, saya ikut sesi belajar SEO lagi sama
Komunitas BRT. Lha kok malah diminta untuk sedikit mengalihkan pandangan dari
segala rupa teknik tersebut di atas. Aduh aduh … ini tuh harus ottoke?
Kelas dari Mas Miftahul
Khoir atau sebut saja Mas Miftah, seorang digital marketer yang sudah cukup
lama berkecimpung di balik layar suatu situs kesehatan ternama, membawa saya
banyak merenung. Nah lho … selama ini sesungguhnya saya menulis di blog untuk
siapa?
Rupanya, benar pepatah yang mengatakan bahwa segalanya itu
bermula dari niat. Termasuk dalam hal belajar.
Bisa jadi, penerapan atas segala rupa teknik SEO yang selama
ini saya upayakan, sebab bermula dari niat yang kurang jelas tujuannya,
dibumbui pula oleh berbagai kekurangan sana sini lainnya, hasilnya ya saya
melangkah bak siput gemas. Lambat.
Selain itu, arah pandang saya atas si tujuan tadi ternyata …
kembali lagi, belum tepat sasaran. Wajar bila kemudian semua yang saya pelajari
terasa setengah-setengah sekali.
Tambahan lainnya, sepanjang Mas Miftah menjelaskan panjang
lebar mengenai pengalamannya mengelola situs kesehatan tempat beliau berkarir
lama tadi, saya mendapati intisari bahwa kacau-balau jadinya sebuah blog bila
pengelolaannya tanpa perencanaan matang. Tuh kan, Ka Acha kena senggol terus.
Lalu, apa saja sih pesan dari Mas Miftah yang mengajak saja
mendadak melakukan evaluasi diri? Iya deh iya, Ka Acha yang bisa dikatakan
kadang-kadang labil begini kan jadi melewati awal malam akhir pekan dengan overthinking. Huhuhu … tulungin.
Ada satu slide
yang mengubah posisi duduk saya yang tadinya santai, asik bersandar, menjadi
tegak. Bahasannya tentang positioning.
Positioning
sendiri dalam ranah marketing
bermakna berbagai langkah yang ditempuh untuk menentukan posisi suatu brand di benak konsumen. Nah, bisa
diterjemahkan maknanya pada blog, menjadi berbagai langkah yang dilakukan
sedemikian rupa sehingga blog dapat memenangkan hati pembaca sampai ke tahap
menjadikannya loyal untuk berkunjung hingga meninggalkan komentar.
Mudah, bukan? Oh tentu saja jawabannya, bukan.
Maka dari itu, lewat penjabaran yang Mas Miftah sampaikan di
malam itu, ada tiga poin penting yang butuh perhatian ekstra. Pun di materi ini
pulalah, Ka Acha terdiam, serasa ada tombol-tombol yang ditekan, kemudian
menyalakan lampu, dan menjadikan segalanya terkoneksi. Astaga … niche lifestyle and travel blog ala
Akarui Cha untuk blog ini, apa sudah dijalankan sesuai jalur yang benar.
Lirik saja poin pertamanya yang serupa titah untuk menoleh
ke belakang dan menelusuri perjalanan menulis di blog sejauh ini. Apa jiwa yang
dihidupkan oleh blog Taman Rahasia Cha ini sukses terpenuhi? Kenapa juga dulu
namanya pakai acara ada ‘taman rahasia’-nya, coba?
Perenungan Ka Acha hampir seminggu selepas kelas dari Mas
Miftah, bermuara pada suatu ilham. Sesungguhnya, semua akan baik-baik saja
kalau saya sebelumnya nggak gampang tergoda untuk jadi palugada alias apa lu
mau gue ada, mentang-mentang si personal blog saya ini menyandang status
sebagai penghuni ceruk lifestyle.
Hhh … bersyukur sih, belakangan ini memang saya sudah sampai
ke tahap insaf. Setiap kali dapat tawaran kerjasama, ya saya pikirkan
matang-matang kembali. Cocok atau nggak buat pembaca yang suka mampir ke mari.
Jangan sampai mereka keselek gara-gara tulisan tentang anime dan drama, buku
bacaan, juga jalan-jalan, serta kulineran seru ala saya, termodai oleh iklan
dunia mesin pemotong rumput nih. Misalnya lho ya ini.
Poin selanjutnya tentang ‘jangan utamakan SEO’. Part yang mengajak saya menarik napas
dalam. Apakah segala yang saya pelajari — walaupun cuma setitik doang ilmunya –
tentang
SEO on page akan berakhir sia-sia?
Bersyukur, jawabannya nggak sama sekali. Malah dari sana,
Mas Miftah mencerahkan kalau saya kemudian bisa menyinkronkannya dengan
penerapan yang tujuan akhirnya bukanlah menyenangkan si search engine, melainkan human
alias orang-orang yang mampir karena menemukan blog saya ini.
Pas kan dengan poin terakhir yang menyebut tentang memahami audience? Bagaimana cara Ka Acha
memahami kamu yang memasuki Taman Rahasia Cha dengan tujuan untuk menikmati
blog ini, baik untuk dapat cerita, atau informasi dan pengalaman.
Oh ya, Mas Miftah pun berpesan untuk memperhatikan kesehatan
situs nih. Nah, di sini nih pengalaman belajar soal SEO on Page saya lewat
kelas dari Komunitas BRT diulang kembali. Yippiy … benar kan, nggak ada ilmu
yang sia-sia dipelajari sejauh ini.
Memang sih, ada PR yang harus saya benahi soal content mapping dan … boleh mewek dulu
sebelum ngulik nggak sih? Boleh ya, boleh ya.
Istilah content is a king memang mudah disebut, namun penerapannya sungguh pakai perjuangan yang nggak jarang bikin saya pengen ‘nyebut’. Akan berat jadinya kalau blogger-nya tipikal makhluk moody-an.
Nah … apa kabarnya nih blog saya yang menayangkan tulisannya
belum tentu sukses seminggu sekali, kalau misalnya saya lagi jadi anak banyak
alasan? Mas Miftah sudah beri saran sih, bagaimana cara mengantisipasinya, biar
selalu ada konten baru yang tayang. Tapi kan … bentar, kadang ada saja kejadian
nggak terprediksi yang …. Tuh kan, saya mulai bikin alasan lagi. Huhu ….
Walau memang untuk beberapa label, sudah saya lock supaya tayang di hari tertentu dan
jam tertentu saja. Tapi kadang saya juga nggak mengikuti aturan tersebut dengan
alasan, klien yang mengajak saya bekerjasama punya dana cair menggoda yang
lekas bisa membuat saya cincai untuk
mengubah apa yang seharusnya tayang, jadi mundur. Lebih lugasnya, deadline dari klien lebih diutamakan.
Dear Mas Miftah,
kalau begini ceritanya, pembaca saya bakalan ngambek nggak ya? Omo omo omo … kemarin pas di kelas,
kenapa saya nggak terpikir untuk menanyakan hal ini ya?
Bersyukur sempat ada teman sesama blogger yang menanyakan
tentang seberapa banyak jumlah internal
link yang wajar bila disisipkan dalam suatu blog post. Jawaban beliau apa? Nggak ada aturannya selama memang
informasi dari query yang disematkan
tadi mendukung si artikel tersebut.
Poin ini pula ikut mengingatkan saya pada deretan blogger lawas yang masih berpegang teguh
pada ‘menyajikan konten yang menyenangkan’. Bila masa seru dunia ngeblog yang
mereka kisahkan pada Ka Acha, katanya sih ya, sudah kadaluarsa nih, ternyata
masih bisa dipertahankan esensinya bila digandengkan dengan penerapan SEO.
Tuh, balik lagi, pembaca yang dimanjakan, bukan si mesin
pencarinya. Begitu sih yang terpikir dalam benak saya selepas ikutan kelas ini.
Ah … sungguh kelas yang luar biasa serunya. Sempat bikin
kepala saya rasanya berasap juga sih. Bukan karena bahasa penyampaiannya yang
sulit dan nggak terjangkau oleh otak Ka Acha, melainkan karena bahasannya
mengajak saya melakukan banyak evaluasi terutama di ranah menghadirkan konten
yang semoga saja membuat kamu betah untuk mampir berkali-kali ke Taman Rahasia
Cha ini.
Terima kasih banyak atas pengetahuan dan keseruannya ya, Mas
Miftah. Terima kasih banyak juga saya haturkan kepada Komunitas BRT yang selama
ini menjadikan seorang Acha ini terus berkembang setiap harinya sebagai
blogger.
Kelas sama Mas Miftah ini benar-benar buka mata kemarin ya Mbak. Suka banget deh, beruntung bisa ikuta. Jadi kalau mau bikin blog lagi lebih enak.
BalasHapusIya. Misal mau buat blog baru lagi, jadi paham harus dibagaimakan ya.
HapusAku setuju banget, terkadang kita fokus banget ke teknik SEO sampai lupa kalau yang penting itu adalah menyenangkan pembaca dan bikin mereka betah.
BalasHapusSeo, sampai sekarang pun aku belum mahir2 banget mbaaa😅😂. Tapi tetep berusaha memahami, walaupun kadang ga bisa atau lupa nerapin ðŸ¤.
BalasHapusCuma aku selalu berpegang dengan konten yg aku buat sih. Sebisa mungkin lengkap, kasih manfaat, juga menghibur teman2 yg baca. Itu aja sih. Juga ttg interaksi, buatku penting bangetttt. Itu kenapa aku hanya bisa update seminggu sekali tiap Selasa. Karena hari2 lainnya itu aku pergunakan utk balas komentar dan visit bali temen2.
Balik lagi ke tujuan asal. Toh aku bikin blog supaya pengalaman traveling ga lupa, daaan dapat banyak teman 😄. Makanya aku ga terlalu nerapin saklek ttg seo dkk nya itu 😆
Hiks mba Cha, kamu bener banget bahwa harus fokus pada niat dan menetapkan tujuan mau ngapain ngeblog.
BalasHapusAku pun masih carut marut dan palugada terkait ini.
Beruntung banget bisa mengikuti kelas bersama mas Miftah. Aku Nemu banyak insight dengan paparan di artikel ini.
Banget Termasuk mengingatkan kembali buat yang main di kolam lifestyle untuk tetap punya ciri khas biar nggak campur aduk banget dan berujung nggak jelas arah bahasannya.
Hapusmba cha terima kasih sudah sharing kelas SEO dari mas miftah, jadi makin pingin ikutan juga untuk menjadi bahan evaluasi blog sendiri
BalasHapussama-sama Mba. Terima kasih juga sudah berkunjung ke Taman Rahasia Cha.
HapusToloongg... aku masih berada dalam lifestyle trap ini, hahahaah...
BalasHapusKadung gado-gado sejak awal di blog yang utama jadinya bingung mau merapikan, memang mending bikin baru lagi aja untuk niche tertentu.
Banyak yang bilang Mba kalau bikin blog baru yang niche-nya tajam jauh lebih seru. Tapi pas aku menjalani, ternyata nggak mudah. Ujungnya, balik lagi ke blog utama.
HapusDapat insight baru lagi nih, tulisan saya akhir-akhir ini lagi berantakan banget huhu kadang suka lupa saya nulis buat siapa dan untuk siapa, sampai lupa kalau target saya adalah seorang pembaca. Walaupun itu saja tak cukup, tapi setelah membaca artikel ini jadi pengin upgrade tulisan yang lalu lalu
BalasHapusAsli jadi blogger ini harus belajar tak hentinya yah.. Sejauh ini Aku masih mengutamakan SEO nya biar hijau dulu sampe lupa kalau yang baca nanti itu manusia... Makasih infonya sepertinya aku juga harus mulai ikut kelas untuk blogger lagi ini..
BalasHapusNah bener banget kadang berpikir belajar SEO sih sudah banyak ilmunya cuma menerapkannya ke blog atau tulisan kadang kurang paham ya kak. Dengan adanya artikel ini jadi belajar banyak lagi tentang SEO.
BalasHapusCakeepp ka Acha..
BalasHapusRasanya memang kudu banget terus belajar mengenai SEO ini yaa.. Dan belajarnya harus sama maestronya langsung agar tertanam kuat hal yang benar dan kurang tepat. Karena blog ini dirawat bagai Malika, tentunya ingin mendapatkan hasil yang baik juga dimata viewer, pembaca ataupun pengunjung loyal blog yang temanya konsisten dan bahasannya menjawab pertanyaan.
Kelasnya kak Miftahul ini memang banyak banget dapat ilmunya ya.
BalasHapusJadinya penerapannya pun harus dimulai satu persatu Dan secara bertahap biar blog kita makin maksimal kinerjanya.
Alhamdulillahnya gak ada batasan internal link ya kak Acha, tapi tantangannya buatku ini bikin internal link yang relevan di tiap tulisan yang aku bikin. Biar katanya gak orphan alias yatim piatu gak ada link keluar atau menuju artikel yang berkaitan
BalasHapusMemang content is a king, aku juga sepakat. Dan ngebangun pembaca loyal zaman sekarang emang agak susah menurutku. Beda dengan waktu ngeblog di Multiply dulu.
BalasHapusSoal SEO-nya aku belum banyak menerapkan dalam tulisan. Semacam masih dibiarkan begitu saja.
Aku sampai sekarang ga mudeng2 masalah SEO. jadi emang lebih fokus ke tulisan dari pada pusing ngurusin SEO. ibarat kata Lillahita'ala aja
BalasHapusWah, Kakak! Artikelnya benar-benar membuka mata dan bikin aku mikir ulang tentang bagaimana aku ngelola blog selama ini. Tadinya aku terlalu fokus sama SEO, pokoknya yang penting keyword-nya tepat dan teroptimasi. Tapi setelah baca tulisan Kakak, aku baru sadar kalau tujuan utamanya tuh harus tetap buat pembaca manusia, bukan sekadar mesin pencari.
BalasHapusAku jadi ingat pernah dengar cerita dari teman yang ngalamin hal serupa. Dia sibuk banget belajar SEO sampai lupa apa sebenarnya yang pengen dia sampaikan lewat blognya. Akhirnya, dia ngerasa burnout dan tulisannya jadi kurang soulful. Setelah baca tulisan Kakak ini, aku jadi makin paham pentingnya positioning blog dan fokus ke konten yang bikin pembaca balik lagi karena merasa relate atau suka sama cara kita bercerita.
Poin yang Kakak sampaikan soal positioning blog itu bener-bener bikin aku tertohok. Memang sih, SEO penting, tapi kalau kontennya nggak ada soul-nya, nggak bakal ngena ke pembaca. Aku sendiri pernah ngalamin dilema yang sama, apalagi kalau udah mikir tentang konsistensi dan bagaimana bikin konten yang tetap menarik tanpa terlalu ngoyo mikirin SEO.
Terima kasih banyak, Kak, sudah nulis artikel yang sangat bermanfaat ini. Aku jadi dapat insight baru dan makin semangat buat ngeblog dengan lebih mindful, sambil tetap belajar teknik SEO yang sesuai sama kebutuhan blog.
Wah...daging banget ya ilmu yang disampaikan mas Miftah itu. Jadi pengen juga ikut kelasnya. Aku nih masih bingung positioning blog walau udah coba fokus ke satu niche.
BalasHapus