I felt lost. Sometimes.
Belakangan ini saya bertanya-tanya, kemana lagi tulisan saya akan pergi? Pertanyaan yang sudah banyak berubah dari sepuluh tahun yang lalu ketika saya mulai merasa kalau blog saya ini butuh ditampilkan dengan lebih apik lagi sehingga akhirnya saya membeli domain pribadi.

Mundur ke tahun 2011 ketika masih menyandang status sebagai mahasiswi, blog Taman Rahasia Cha ini dimulai. Berawal dari tugas kuliah. Begitulah jawaban yang masih konsisten saya berikan setiap ada yang bertanya, "kenapa kamu memutuskan ngeblog sampai sekarang sih, Cha?"
Di kala usia remaja itu, saya selalu berangan, kemana tulisan-tulisan saya akan membawa saya nantinya? Saya bisa jadi seperti apa ya?
Tahun berlalu, rupanya monolog dengan batin saya itu menemukan gempitanya satu demi satu. Namun ternyata, bertahan dan tetap konsisten, lebih sulit dibanding memilih udahan kemudian pindah haluan ke wadah yang nampak lebih seru untuk dijadikan kolam buat berenang. Misalnya saja, lebih aktif di Instagram, atau platform media sosial lainnya.
Sejujurnya, mana pernah saya duga, rupanya rumah maya ini menemani saya mendewasa. Menjadi wadah yang masih setia sebagai teman saya berbagi pengalaman.
Tulisan di blog yang maunya bermain dalam ceruk lifestyle and travel ini sebenarnya nggak banyak pilihan sajiannya. Paling ramai masih didominasi oleh curhatan remeh saya pada anime yang saya tonton, kemudian buku-buku bacaan yang meninggalkan kesan sehingga akhirnya saya tuangkan pengalaman membacanya di sini, atau sesederhana pengalaman jalan-jalan.
Tahun ini, tahun ke berapa ya Ka Acha ngeblog? Ah ... saya enggan menghitung mundur.
Malu hati tiap menyadari langkah saya hampir satu dekade setelah menggunakan domain personal begini, mungkin belum sejauh rekan-rekan blogger yang lain.Ada rasa ... bagaimana ya menjelaskannya?
Pageview bulanan blog Ka Acha ini belum sekeren yang lain. Menerapnya SEO nggak begitu jago. Padahal pakai SEO itu bisa jadi salah satu langkah untuk memenangkan hati pembaca.
Usia blog ini saja yang cukup uzur. Saya auto tepekur.
Apa karena blog ini berawal dari tugas kuliah yang mata kuliahnya saja ya mata kuliah pendukung? Atau .... sebenarnya saya yang malas berkembang?
Pertanyaan Menohok yang Buat Kepikiran Selepas Event BloggerDay 2025
Who I am? Saya itu siapa sih?
Bagaimana cara saya mengenalkan diri saya dalam industri yang pada akhirnya kini saya tekuni? Sekadar blogger saja? Atau boleh lebih?
Susah sekali saya mendefinisikan diri untuk menjawab pertanyaan itu. Bahkan setiap mengisi gform yang menanyakan, apa yang saya bisa selain menulis -- pernah juga saya menemukan pertanyaan ini di form daftar ulang member Boggercrony, correct me if i am wrong -- sesungguhnya berat sekali saya menjawabnya.

Berat bagi saya mengungkapkan kemampuan lainnya selain menulis. Apalagi, selepas lulus kuliah, ketika rekan seangkatan menyebar di berbagai bidang, saya malah nyasar jadi penulis teks komersial. Nama kerennya sih, copywriter.
Sudah begitu, bukannya geser agak jauh, ujungnya malah jajal hobi baru ala ala novelis dengan merilis Hilal Halal Ifthar dua tahun lalu. Haduh Acha .... entah betah atau bagaimana sih, sebutannya?
Namun hari itu, pundak saya serasa ditepuk. Diingatkan kembali kalau saya bukannya nggak berkembang, tapi ... mungkin saja perkembangan saya yang nggak begitu saya hargai selama ini. Apalagi alasannya kalau bukan kiblatnya malah pencapaian orang lain? Bukannya mensyukuri setiap milestone diri sendiri.
Meneguhkan AKAR Mengukir Jejak Digital
Tema BerAKAR Rekam Jejak Digital dari Bloggerday 2025 kali ini, jadi ajang saya untuk kembali merunduk lagi. Mengajak saya melihat kembali ke belakang, dari mana sesungguhnya selama ini semuanya bermula hingga saya punya kesempatan untuk memlih karir yang sebelumya nggak pernah saya bayangkan bisa saya lakukan.
Blog. Di sinilah rumah yang menemani saya bertumbuh, bukan? Sesi grounding bersama Bloggercrony benar-benar menyadarkan, jangan jadi kacang yang lupa kulitnya, jangan serupa anak yang pergi jauh namun lalai untuk kembali menengok dan pulang.
Dari sebuah rumah maya, merambah lebih jauh ke dunia digital. Menjelajah berbagai platform media sosial.
Menulis blog menjadi titik awal. Kemudian berjejaring dengan sesama blogger lainnya. Lalu kemudian saling berdaya-memberdayakan.
Setelah banyak mencapai impian, sebenarnya kadang kita -- tentunya berlaku di diri Ka Acha juga -- lupa pada awal tujuannya apa. Kak Wawa yang menyuarakan ini saat sambutannya. Maka momen kembali ke akar ini merupakan jeda untuk memijak Bumi (grounding) lagi, dan bersyukur atas perjalanan selama ini.
Aktif. Kreatif. Adaptif. Relevan. Bagaimana pun diri terus berkembang, akar semoga tetap dikuatkan.
Terima kasih Bloggercrony. Bukan hanya jadi rumah bagi para blogger untuk berkembang dan berjejaring bersama. Namun terus mengingatkan, sejauh apapun kami semua terbang, setiap waktu tetap butuh untuk pulang. Kembali jadi blogger yang menulis untuk menyuarakan suarasuara dalam kepala, dan pengalaman yang didapatkan sepanjang perjalanan kehidupan.
Komentar
Posting Komentar